7. I am Happy When I Find a Small Happiness From Someone

972 84 0
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

'Orang yang paling bahagia adalah mereka yang memberikan kebahagiaan terbesar kepada orang lain.' --- Denis Diderot.

. . .

Selembar kertas bertuliskan surat perjanjian kontrak membuat sepasang retina Hazel indah milik Kiara meneliti fokus, bibirnya bergumam membaca tiap detail kata per kata kalimat per kalimat tertera dalam surat perjanjian kontrak tersebut.

Senyum miring dari sosok remaja pria yang menatap datar Kiara hanya diam, sesekali tersenyum miring dan kecut terus memperhatikan gadis di hadapannya yang fokus pada surat perjanjian kontrak yang ia berikan.

Angga, memperhatikan Kiara begitu telit. Bagaimana bisa gadis di hadapannya kini akan menjadi perawat Ibunya nanti. Siapa sangka pegawai yang bersemangat ingin bekerja sama dengannya adalah Kiara, sempat ingin menolak mentah-mentah lamaran pekerjaan Kiara namun Angga urungkan. Ia ingat bahwa Kiara masuk ke dalam sedikit kriteria pemilihan pegawai yang sangat cocok untuk merawat Ibunya.

Sialnya, Angga harus mempertimbangkan Kiara. Setelah berbincang cukup lama Angga tercenung sendiri Kiara begitu bersemangat bekerja sama dengannya, detail kemampuan dalam merawat seseorang Kiara ungkapkan pada Angga. Nyatanya cowok itu sedikit percaya pada Kiara bahwa gadis di hadapannya tersebut memang benar-benar memiliki pengalaman.

Kini Angga dan Kiara berada dalam satu meja di sebuah Restoran yang sama, setelah Angga tahu bahwa seseorang yang ia janjikan adalah Kiara membuat cowok itu berpikir keras apakah semua ini lelucon? Bagaimana mungkin bisa Kiara yang akan bekerja sama dengannya. Bagaimana bisa? Bagaimana?

"Pulpen mana pulpen?" tanya Kiara bersemangat membuat lamunan Angga buyar.

"Hah?"

"Mana pulpennya?" tanya Kiara pada Angga yang langsung berdehem kecil.

"Pulpen?" tanya Angga ragu, gadis itu mengangguk.

"Iya, pulpen. Pena."

"Lo gak bisa asal tanda tangan, lo harus baca tiap poin kontraknya," balas Angga.

"Poin ya?" gumam Kiara. Angga menyergai kecil. Gadis itu tampak kembali lekat secara teliti membaca kertas berisi perjanjian itu.

"Aku udah baca semua, jadi aku setuju."

"Main setuju-setuju aja, gak jelas banget lo." sahut Angga, membuat Kiara bergumam pelan.

"Aku kan udah baca semuanya, makanya aku setuju sama perjanjiannya," balas Kiara lantang. Angga mendelik sebal.

"Lo, udah baca semua point-point kontrak itu kan?" tanya Angga ragu. Kiara mengaguk cepat.

"Kenapa harus lo?"

"Apa?" tanya Kiara tak mengerti.

Angga tersadar atas apa pertanyaannya, ia benar-benar kacau dengan binggung sendiri Angga menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Ia sedikit ragu apakah Kiara harus ia terima sebagai perawat Ibunya?

"Terserah." ucap Angga singkat.

Kiara tersenyum lebar, dirinya benar-benar sangat bersemangat sekarang.

"Gue mau nanya sesuatu," ucap Angga lagi membuat Kiara menatap lekat seraya tersenyum lebar.

"Iya, silahkan,"

"Kenapa lo mau kerja sama, sama gue?" tanya Angga membuat Kiara tersenyum tambah lebar.

"Ini Interview aku ya?" tanya gadis itu polos, membuat Angga menggaruk belakang kepalanya.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang