6. Aku Gak Perlu Kamu Kasihani

1K 79 0
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

'Manusia biasanya tidak melihat dirinya sendiri, karena sibuk memperhatikan orang lain.' --- Kiara Friska Adhitama.

. . .

Grep ….

"Aaaww," ringis salah satu remaja gadis berseragam SMA meringis ketika belakang kepala tepatnya rambut yang ditarik paksa begitu kuat oleh seseorang dari belakang.

"Lo punya kuping kan?" tekan satu remaja bermuka sinis dan tajam menekan ucapannya pada sosok gadis yang kini meringis memegangi rambutnya.

"Gue minta lo beli in jus apel, bukan jus sirsak idiot!"

"Aaaww, sa-sakit,"

Gadis berseragam kusut itu tersungkur dengan wajah langsung mencium lantai marmer kelas, teman-teman sekelasnya hanya bisa memperhatikan drama yang tengah dimainkan oleh Misha dan Gengnya itu.

"Sakit?" ledek Misha pada Kiara yang mengangguk cepat.

"Lo rasain aja sendiri." lanjut gadis itu seraya tertawa sinis.

Sasaran mereka kali ini adalah Kiara, selalu Kiara. Dan akan tetap Kiara. Gadis itu terdiam merenung ketika keningnya berkedut nyeri saat merasakan benturan keras, jangan bilang keningnya akan meninggalkan bekas memar karena benturan itu. Kiara kali ini tak menangis ia berusaha menahan sakit pada kening juga hatinya untuk tetap kuat dan sabar.

Misha dan ketiga kawannya menatap Kiara dengan tatapan sinis, gadis itu masih terduduk di atas lantai depan kelas.

"Maaf," lirih Kiara pelan.

Kedua tangan Misha yang tergulung di depan dada seketika kembali merenggut rambut indah dan panjang terkuncir kuda milik Kiara, lagi-lagi Kiara hanya diam seraya menahan kepalanya yang siap terasa ingin terlepas dari tempatnya karena Misha begitu kuat menariknya.

"Makanya kalo punya kuping lo jaga!"

"Ma-maaf," lirih Kiara lagi menyesal.

"Dasar miskin, udah miskin tuli pula kupingnya," sinis Sahara, sahabat Misha yang langsung digelaki tawa oleh teman-teman sekelas mereka.

Kedua mata Kiara memanas menahan tangisan, dalam lubuk hati ia ingin sekali melawan mereka namun apa daya ia tak memiliki kekuatan untuk hal itu. Jangankan melawan rasanya membela diri pun Kiara tak sanggup, dirinya yang mungil terlihat sangat lemah dan memprihatinkan tak sebanding untuk teman-temannya yang berada dikelas atas.

"Bangun lo!" bentak Misha.

Kiara yang masih diam langsung dibangunkan paksa oleh ketiga teman Misha untuk segera bangkit, gadis itu dengan wajah terus tertunduk ketika Misha menarik dagu lancipnya untuk menatap manik gadis itu Kiara sudah bangkit dari lantai secara paksa.

"Gue sebenernya lagi gak ada mood buat bully lo," ucap Misha. Kiara hanya memanggut-manggut penuh ketakutan.

"Tapi gak tau kenapa, lo malah mancing mood bully gue buat nyiksa lo!" bentak Misha sekali lagi lalu menepis dagu Kiara dengan kasar alhasil wajah gadis itu berpaling secara keras kearah samping.

Kedua tangan yang ditahan paksa oleh kedua sahabat Misha yakni Sahara dan Nadhina kembali membuat Kiara meringis kesakitan, pasalnya mereka terlalu menekan lengan Kiara sangat kasar. Ia dapat melihat jelas kedua lengannya memar lebam dan merah akibat ulah Sahara.

"Gue mau, sekarang lo balik ke kantin, lo antre lagi di sana, abis itu lo beli in semua mereka makanan." jelas Misha seraya menunjuk seluruh teman-teman sekelasnya. Seketika seisi kelas riuh heboh ketika Misha memilih untuk mentraktir mereka semua, Kiara gelagapan sendiri ketika teman sekelasnya meminta untuk segera cepat-cepat ke kantin membeli makanan untuk mereka yang lapar dan bersemangat karena traktiran dari Misha.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang