1. Seragam Yang Tak Akan Lagi Putih

4.1K 166 1
                                    

Follow dan Vote sebelum membaca !!!

• • •

'Happines always was not found by me.' --- Kiara Friska Adhitama.

. . .

Hiks ....

Tangisan itu terdengar semakin lirih dan sendu memenuhi setiap sudut lorong-lorong toilet yang lumayan luas, sosok gadis remaja berseragam SMA memeluk kedua lututnya yang tampak memar dan lecet di salah satu kamar toilet.

Tubuhnya bergetar ketika angin berhembus pelan kearah tubuhnya yang sudah basah kuyup oleh air kotor yang seketika membuat seragam sekolahnya berubah warna menjadi cokelat kucal, bukan hanya kotor tubuhnya yang mungil serta rambut yang selalu tergerai indah menjadi bau beraroma telur busuk, sepertinya teman-temannya telah mencampurkan air dengan kotoran-kotoran tak lazim untuk mengguyur gadis malang dan tak berdosa bernama Kiara Friska Adhitama itu.

Tangisannya semakin pecah ketika sebelah telapak tangannya terdapat goresan luka bak memar karena terjatuh, ia pukul berapa kali dada kanannya yang terasa sakit dan perih. Batinnya menjerit nyeri.

Bibirnya yang mungil hanya dapat merintih menangisi dirinya yang tak mampu melawan orang-orang yang selalu bersikap kasar padanya, ia tak memiliki kekuatan untuk membalas dan ia hanya bisa berdiam dan menguatkan diri membiarkan orang-orang terus memperlakukannya tak adil seperti Siswi-Siswi lain pada umumnya.

Cupu, kutu buku, memiliki kacamata tebal yang menangkring di depan netranya atau wajah penuh jerawat serta kekurangan tampilan? Tidak. Kiara begitu cantik. Memiliki paras wajah cantik dan imut, sopan, dan selalu ramah. Nyatanya kenyataan itu tak menjamin bahwa ia mendapat perlakuan yang baik di sekolahnya, menjadi korban Pembullyan sejak lama membuat Kiara selalu diejek oleh teman-temannya, dan lantas apa yang menjadi sosok Kiara menjadi korban Perundungan di sekolahnya.

Jawabannya hanya satu. Miskin. Siapa sangka bahwa kedudukan harta lebih utama dibandingan etika, miris, Kiara yang memiliki segudang prestasi dan di gandrungi oleh para guru-guru tak menjamin ketenangan Kiara di sekolah. Hanya karena miskin dan tak memiliki banyak harta seperti yang lain membuat Kiara menjadi korban pembullyan teman-temannya semenjak kelas sepuluh hingga kelas akhir sekarang.

Tangisannya tak henti-hentinya terus merintih, Kiara menenggelamkan wajahnya seraya memeluk kedua lututnya gadis itu tenggelam dalam lautan samudera kesedihan.

Tok ... tok ... tok ....

"Siapa di dalam?" tanya seseorang di luar sana membuat Kiara melonjak kaget, suara itu seperti Bapak pembersih toilet yang ia tahu.

"A-ada saya." balas Kiara dengan nada serak.

"Siapa?" tanya pria paruh baya itu lagi.

"Kiara. Saya Kiara."

"Cepat keluar, pintu toilet mau saya tutup!"

"Tunggu sebentar Pak, saya mau membersihkan seragam dulu."

"Cepetan, saya tak ada waktu lagi saya berikan waktu sepuluh menit untuk kamu."

Kiara sedikit terkejut lalu ia segera bangkit dari lantai dan ia pun langsung menyambar shower toilet dan membersihkan seluruh tubuhnya yang terlihat kotor dan bau itu.

Setelah merasa bersih gadis cantik itu keluar dari kamar toilet, sebelah kakinya yang mengenakan kaos kaki putih berubah menjadi cokelat dan sebelah kakinya tak mengenakan sebelah sepatu membuat Kiara meringis ketika menatap pantulan dirinya di cermin besar toilet. Untung saja toilet tampak sepi ia pun celikungan mencari Bapak penjaga toilet yang tampaknya sudah tak ada di tempatnya.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang