10. Stephanie Kim

970 66 4
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

'Rasa sakit yang sulit untuk diungkapkan.' --- Kiara Friska Adhitama.

. . .

Satu bulan berlalu terasa begitu cepat bagi Kiara. Satu bulan merawat Lauren penuh dengan kasih sayang seperti Ibu kandungnya sendiri akhirnya sedikit membuahkan hasil.

Lauren yang selama menjalani perawatan dengan dibantu Kiara akhirnya dapat menggerakkan sebelah kakinya walaupun belum secara normal. Akan tetapi hal itu begitu sangat menakjubkan, perubahan drastis dari Lauren berkat Kiara membuat seluruh keluarga besar Pradipta merasa senang dan bangga atas perawatan kerja keras dari Kiara.

"Terima kasih banyak," ucap Lauren lagi entah yang ke berapa kalinya membuat Kiara yang tengah mendorong kursi roda Lauren untuk pergi ke taman belakang terus saja tersenyum penuh keikhlasan.

"Sama-sama, Nyonya," balas Kiara lembut, Lauren tersenyum lebar seraya memegangi sebelah tangan Kiara yang mengait di pegangan kursi roda.

Sosok remaja berkaus hitam polos dengan celana sebatas lutut baru saja menuruni anak tangga, seketika tatapannya mengarah pada Lauren yang terus tersenyum lebar dan penuh arti pada Kiara.

Angga melirik jam tangannya. Sekarang baru pukul sepuluh pagi tetapi Kiara sudah berada di rumahnya untuk pergi dengan pekerjaannya, Angga baru saja terbangun dari tidurnya cowok itu berniat pergi ke ruang makan untuk menikmati sarapan. Namun, pemandangan Mamanya dengan Kiara membuat Angga sedikit muak dan berdecih ketus.

"Sarapan, Tuan?" tanya seorang Maid pada Angga yang tengah memakan roti bakar seraya berdiri. Cowok itu sudah berada di ruang makan.

"Mau saya ambilkan sarapannya?" tanya Maid itu lagi, Angga hanya berdehem membalas. Maid wanita berusia sekitar tiga puluh tahun itu langsung masuk ke dalam dapur dan mengambil sarapan untuk Tuan Muda mereka.

Angga memainkan gawainya seraya menunggu Maidnya mengambilkan sarapan, jari jemarinya aktif menekan layar benda pipih bermerek tersebut. Cukup dua menit sarapan pun sudah di depan matanya.

"Selamat menikmati, Tuan," ucap Maid itu lalu meninggalkan Angga untuk segera menikmati sarapannya.

. . .

"Papanya Angga nanti malam akan pulang," ucap Lauren membuka percakapan ketika ia dan Kiara larut dalam memandang taman indah dan luas belakang rumah.

"Iya, Nyonya," balas Kiara sedikit canggung. Walaupun sudah satu bulan bekerja di sini rasanya Kiara belum bisa beradaptasi, mungkin ia harus memiliki waktu yang lebih agar bisa beradaptasi dengan baik.

"Bisa kan, Kiara masak makan malam untuk semua keluarga Ibu dalam menyambut Papanya Angga?" tanya Lauren lembut.

Kiara tersenyum lebar. "Dengan senang hati, Nyonya, saya akan melakukannya."

Lauren tersenyum hangat, sementara Kiara tampak berpikir lama.

"Nyonya, Tuan Besar menyukai masakan apa?" tanya Kiara hati-hati.

"Papanya Angga suka masakan apa saja, yang penting masakan rumahan," balas Lauren.

Kiara mengaguk paham ia pun mulai memikirkan masakan apa yang cocok untuk dihidangkan dalam penyambutan Tuan Besarnya yang sudah tidak pulang satu minggu karena tengah bertugas, Nathan adalah seorang Pilot. Sering sekali Nathan tak ada di rumah karena pekerjaannya yang terus terbang keliling dunia untuk mengantarkan para penumpang pesawatnya.

. . .

"Ma, Angga pamit dulu, mau jembut Abel." pamit Angga dengan pakaian sama pada Lauren yang masih berada di taman belakang.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang