18. Selamat Ulang Tahun Angga

830 62 1
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

'Tidak perlu memaksa orang lain untuk mengerti dirimu, dan tak perlu meminta untuk dipahami juga. Orang yang memang benar-benar peduli akan selalu mengerti tanpa diminta.' --- Kiara Friska Adhitama.

. . .

Gadis mungil berseragam SMA dengan surai lebat tergerai sebatas punggung berlari kencang menuju suatu tempat. Nafasnya yang naik turun karena merasa lelah akibat lariannya itu membuat ia tak gentar terhenti sejenak. Bagaimana pun ia harus sesegera mungkin ke sekolah walaupun datang dalam keadaan terlambat.

Gadis ber name tag Kiara Friska Adhitama itu terus berlari sekuat tenaga menuju sekolah. Ini adalah hari pertama ia masuk sekolah setelah libur panjang, dan sialnya dihari pertamanya ini Kiara mesti terlambat datang ke sekolah karena ada sebuah kejadian kecil tak terduga saat dalam perjalanan menuju sekolah.

Peluh keringat mengucur deras membasahi kening mulusnya, rambutnya yang tergerai sudah tampak kusut dan acak-acakan, seragamnya pun sudah basah oleh keringat mustahil ia akan datang ke sekolah dengan keadaan kacau seperti saat ini, namun ia tak peduli. Walau pun begitu ia akan tetap membuat alasan jika nanti Guru BK akan menginterogasinya setelah sampai di sekolah.

Netranya yang terasa kabur membulat lebar seketika saat melihat gerbang besar sekolah sudah tertutup rapat, itu tandanya sekolah sudah memulai kegiatannya dan mau tak mau penjaga sekolah pun telah usai dalam memperkerjakan tugasnya.

Deru nafasnya tak karuan ketika ia sampai di pintu gerbang besi hitam sekolah yang sudah tertutup rapat, matanya pun menelusuri pos satpam yang sepi.

"Pak Rohmat?" panggil Kiara dengan nada sedikit berteriak serak.

Tak ada jawaban, pos satpam sekolah benar-benar sepi sepertinya penjaga sekolah tengah berpatroli menjalankan tugas di dalam sana.

Kiara menggoyangkan pagar besi sekolah agar ada seseorang yang mendengar dari dalam, harap-harap orang itu akan membantunya membuka pintu besar ini.

"Tolong ... Siapa pun, biarkan saya masuk!" teriak Kiara ke sekian kalinya.

Tenaganya sudah terkuras habis, entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa sangat cepat lelah tanpa sebab. Dan sekarang, gadis itu sudah tampak lemas tak berdaya.

Ini sudah pukul delapan pagi tepat, mustahil pintu gerbang ini akan terbuka untuknya. Sekolah menugaskan penjaga untuk memperketat tiap murid-muridnya, jika jam sudah menunjukkan waktu tugas maka harus berjalan sesuai kehendaknya jika melebihi waktu tugas maka jangan harap murid-murid akan bebas berkeliaran keluar masuk sekolah dengan waktu tak terbatas.

Itu tandanya jika ada murid yang terlambat, penjaga sekolah akan membiarkan murid itu diam di luar tanpa mau dimasukkan ke dalam sekolah.

"Sial," umpat Kiara pelan. Tenggorokannya tercekat kering ia haus sekarang. Dengan perasaan sudah tak karuan gadis itu memilih menyerah, ia cukup sangat lelah sekarang.

Kiara dudukkan bokongnya diatas aspal tak peduli itu akan mengotori seragam serta roknya, ia hanya butuh istirahat sejenak seraya menunggu penjaga sekolah yang akan datang kembali ke pos.

"Non Kiara?" panggil seseorang dari belakang membuat Kiara cepat menoleh.

Sosok pria setengah tua berseragam khas penjaga sekolah menatap selidik memastikan siswi berseragam itu adalah gadis yang ia panggil barusan.

"Pak Rohmat,"

Kiara dengan cepat bangkit dan menatap Pak Rohmat, si penjaga sekolah yang selalu ramah padanya.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang