5. j a d i e k o r

115 22 1
                                    

Selamat membaca 💋

Cowok dengan bertelajang dada mengeliat tak nyaman di ranjangnya, sinar matahari yang menembus kaca sampai matanya . Mau tak mau cowok itu harus bangun,melirik jam pukul 06.55

"Oh, enam lima lima . Lima menit lagi bel masuk," gumam cowok itu dengan santai.

Mengucek matanya sampai merah, dan beranjak ke kamar mandi. Dia tidak takut telat, lagian baru kali ini telat jadi dia ingin mencoba rasanya dihukum karena telat.

Waktu telah menunjukan 07.00 , namun cowok itu masih dirumah ,mengunyam sarapan tanpa terburu-buru.
.

..

"Dari mana,  Kamu." Cowok itu tersentak kaget melihat guru kesiswaan didepannya.

"Dari toilet," jawabnya dengan santai.

"Toilet disana jauh dari sini. Saya tau kamu baru datang 'kan? Sekarang kamu hormat ke bendera sampai jam istrirahat." Guru kesiswaan itu menarik kerah baju Langit.

"Hormat sekarang!"

"Ini ni yang gue mau nyoba dateng telat, dihukum terus nanti ada cewek yang ikutan dihukum, bertengkar nah gue, terus jadian. Ahh enaknya mendalami peran tokoh wattpad." Langit bergumam.

"Heh, kawan."

"Nah kan suara cewek, sok cool ah."

Mentari cewek yang disamping Langit tersenyum aneh.

"Ganteng," sapa Mentari.

"Kiw...kiw."

"Hmm," jawab Langit berdehem.

"Ahay beneran sok cool dia," ucap Mentari berbatin.

"Aduh,Langit ganteng! Punya siapa sih." Mentari maju dihadapan Langit mencubit pelan pipi Langit.

"Eh ternyata, Neng cantik," kata Langit.

"Apa kabar, cantik," sapa Langit.

"Baik ,ganteng," jawab Mentari.

"Lo kok dihukum ,kenapa?"

"Tidur."

Mereka berdua dihukum hormat bendera ditengah lapangan yang panas, namun mereka sekarang berada dibawah pohon dengan posisi sudah duduk santai.

Jam istirahat telah berbunyi, semua siswa berbondong-bondong menuju kantin. Memesan makanan masing-masing.

"Mentari,tungguin," pinta Langit sambil berlari mengejar Mentari.

Bukannya berhenti Mentari malah semakin semangat dan cepat menuju kantin. Bersembunyi dibalik pintu kelas IPS 1." Nah , ketemu lo." Mentari kembali berlari dan Langit yang masih setia mengejar.

Mereka berdua menjadi tontonan semua orang, ada yang menatap terhibur, sinis, dan berdecak kagum.

"Huh...huh...huh." Mentari berhenti tepat disamping meja , dengan badan yang memungkuk mengatur napasnya pelan. Sedangkan Langit langsung terkapar dilantai tidak memikirkan seragam putihnya yang harus berubah coklat karena debu lantai yang bercampur dengan keringat.

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang