8. mohon restu, Tan

79 11 1
                                    

"Rindu, mama," ucap lirih Mentari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rindu, mama," ucap lirih Mentari.

"Ayah, Mentari mau keluar dulu, cari angin sambil cari Om Duda," pamit Mentari, jangan lupa senyuman konyolnya.

"Heh! Jangan lama-lama, kalau udah dapat hasilnya bagi dua sama Abang. Oke!"

"Oke, Bang," jawab Mentari.

Awan tersenyum tipis, dua anaknya tidak ada yang waras, tapi Awan sayang.

Mentari berjalan kaki ketempat makam Mamanya, disana bukan TPU melainkan khusus untuk keluarga Awan sendiri seperti Kakek dan Nenek Mentari. Ditengah jalan dia bertemu dengan Langit, kini Langit duduk dijok sepeda supranya, membelakangi posisi Mentari.

"DAH!" Mentari berteriak membuat Langit kaget, bukan hanya Langit melainkan orang-orang yang berada didekat Langit.

"Ngapain?" tanya Mentari sambil berjongkok dibawah Langit.

"Beli batagor tuh," tunjuk Langit ke gerobak batagor.

"Beliin dong," pinta Mentari.

"Gak! bayar sendiri!"

"Ck pelit lo kawan! Uang gue cuman pas buat beli bunga tabur," jawab Mentari.

"Bunga tabur? Tujuh rupa? Mau pelet siapa, Lo."

"Pelet, lo!"

"Aduh pelet Abang dong, Neng. Biar Abang makin tergila-gila." Langit mengatakan dengan menaik nurunkan alis, menggoda Mentari.

"Setres," cetus Mentari sambil berdiri, bersandar dikaki Langit yang bergelantungan.

"Gue, mau ke makam Mama," beritahu Mentari, tanpa ada yang tanya.

"Gak tanya!"

"Ish kan gue cuman bilang, siapa tau lo mau nganter gue."

"Iya juga sih, sekalian pdkt sama calon mertua minta restu sekalian," ujar Langit dalam hati.

"Calon mertua, ndasmu," gumam Mentari.

"Yaudah sih, karena lo maksa gue jadi ayok aja!"

"Gak ada yang maksa!" Dua bungkus batagor telah berada ditangan Mentari, menaiki motor Langit menuju pemakan keluarga Mentari.

"Assalamualaikum, Ma."

"Tari kangen Mama. Mama datang yah kemimpi Tari," ucap Metari kemudian membacakan doa untuk Angel, Mamanya.

"Permisi, Tan. Saya Langit calon mantu Tante. Semoga tante bahagia disana yah. Saya minta restu tan, rerstuin saya sama Mentari. Yaudah segitu dulu Langit pamit nyusul anak tante." Sepeninggalan Langit, angin berhembus kencang membuat buket kecil bunga mawar yang dibeli Langit untuk Angel terbang jauh dibawa angin, alam seakan tak merestui mereka berdua.

"Kok lama," ujar Mentari. "Kirain lo kebawa angin."

"Enak aja kebawa angin, anggota geng nih," ujar Langi sombong.

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang