9. j a d i a n

76 9 0
                                    

Mau basa-basi ah biar kek author famous gitu!

Hello guys sebelum baca jangan lupa vote, komen? Gak juga gak papa
Aku tuh gak maksa.

Mau ngasih pertanyaan dan bakal rame dijawab ketika banyak pembaca disini dan tentunya bukan sekarang.

Lagu korea apa yang pertama kali kamu dengar?

Apa nama fandom kalian?

Bias kalian? Jangan sebut nama. Ciri ciri aja!

Oke sekian, kek banyak yang baca aja aku.

Enjoy guys, happy reading!

💋♡💋

Senin telah tiba, hari dimana semua orang akan kembali keaktivitasnya. Bekerja, belajar, dll. Jangan lupa hari Senin juga hari yang dimana jalanan akan macet, beribu-ribu mobil, motor, ojek online dan angkot sekalipun.

Hari Senin merupakan hari terbenci oleh sebagian pelajar, datang pagi dan mengikuti upacara ditengah lapangan yang panas. Apa lagi mendengar petugas pembaca UUD yang tidak begitu lancar, membosankan rasanya pengen rebut dan baca sendiri.

"Bunda, topi Langit mana," teriak Langit sambil berlari ke arah dapur.

"Lah mana bunda tahu?!"

"Ayo lah bund, cariin. Nanti Langit telat," rengek Langit.

Sarah, Bunda Langit mengikuti anaknya, menuju kamar yang sudah berantakan. Baju berada diatas ranjang.

"Astagfirullah, Langit kenapa berantakan gini?!" Seru marah Sarah.

"Hehe kan Angit cari  topi," jawab Langit.

Sarah membuka  laci meja belajar dan hap! Dapat. Topi SMA kepunyaan Langit telah ditemukan. Mata jeli seorang Ibu! .

"Ini apa!" Seru Sarah sambil memasangkan topi dikepala Langit namun kembali dilepas oleh Langit.

"Hehe, perasaan tadi gak ada Bund."

"Makanya kalau cari tuh pakai mata bukan mulut doang diandalin!"

Langit menghiraukan perkataan Bundanya, dia heran bukanya dia sudah mencarinya dilaci?

"Ah bodoh!" Langit segera menuju garasi mengambil motor ninja hitamnya melajukan dengan kecepatan cukup tinggi.

Pukul tujuh lewat 1 , Langit baru sampai digerbang SMANIG, gerbang yang ditutup tanpa ada yang bertugas. Dengan sedikit usaha Langit mencoba mendorong gerbang agar terbuka tapi sial! Gerbang diberikan dua kaleng sisa minuman dan didalamnya terdapat kerikil yang bakal berbunyi ketika gerbang didorong.

"Mau kemana?! Telat hah!" Ujar satpam yang baru keluar dari pos.

"Gak pak," sanggah Langit berbohong.

Satpam dengan baju hitam khas seragam satpam SMANIG berjalan menuju Langit berdiri. Menelisik Langit dari bawah sampai atas. "Ganteng," ucapnya.

Langit mendelik, mendengar pujian satpam tersebut. "Astagfirullah, Pak. Istighfar Pak , istighfar," ucap Langit histeris.

"Apa sih!"

"Lah bapak bilang saya ganteng tadi."

"Pede kamu, itu loh yang ganteng." Satpam yang diketahui dengan nama Slamet tersebut.

Langit melihat kebelakang, dan iya! Ternyata Jeno bersama Mentari yang baru keluar dari mobil dengan bergandengan tangan.

"Permisi, Pak. Adik saya telat ini uang buat beli rokok, boleh adik saya masuk," pinta Jeno sambil menyodorkan uang tanda suap.

Langit cengo ditempat, Mentari dibiarkan masu begitu aja, eh gak! Mentari dibiarkan masu karena ada uang rokok. Langit diam-diam mengikutiku Mentari.  "Eitss, mau kemana kami." Pak Selamet menghadang Langit.

"Nih!" Langit menyodorkan uang lima puluh ribu ke Pak Slamet.

"Silahkan, masuk ganteng!"

...

"Tari," panggil Langit.

"Why?"

"Buat,lo." Langit memberikan buket uang yang bagian pinggirnya kosong.

"Kosong?"

"Dikasih ke satpam hehe. Biar bisa masuk kek lo, eh taunya ditipu padahal siswa yang telat bisa masuk dengan santai," curhat Langit.

"Tar, gue kan udah ngasih tuh uang berarti lo udah mau jadi pacar gue. Oke!"

Tanpa banyak bicara Mentari langsung mengiyakan perkataan Langit. Kini dua orang tersebut resmi berpacaran tanpa banyak bicara, tanpa banyak penolakan dan akhirnya berpacaran. Mereka bakal terjadi pasangan teraneh dari sekian pasangan.

💋♡💋

To be continued

Pendek? Iya tau kok
Garing? Iya tau kok

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang