17. asli dia jodohku

42 7 0
                                    

Selamat membaca

Sepulang dari sekolah, Angkasa terus tersenyum bahagia, layaknya mendapatkan giveaway uang ratusan juta. Satu alasan Angkasa menjadi orang gila dalam sekejap itu semua karena Safira teman Mentari.

"Dia cantik banget sumpah," gumam Angkasa sambil berdecak kagum. Angkasa mencoba stalking akun instagram Safira.

"Dapet! masyaallah, subhanallah, allahhuakbar, cantik banget sih." Tangan Angkasa terus men-scrool,  sampai dimana dia melihat foto Safira bersama dengan seorang cowok.

"Ini pacarnya?  ini kah yang namanya patah sebelum berjuang," ujar Angkasa mendadak lesu. "Aaa bodoh, gue tanya Mentari aja lah."

Angkasa tertidur dengan ponsel yang menyala menampakam foto Safira yang tersenyum lebar. Angkasa semalam tidak tidur karena memikirkan Melati lebih tepatnya kenangan bersama Melati.

🌻🌿🌻

"Ra, mau kerja kelompok sekarang?" tanya Mentari kepada Safira. "Di rumah gue tapi."

"Iya udah langsung aja, tapi bentar gue mau nelpon ortu buat ngasih kabar," jawab Safira.

"Lasmen, kerja kelompoknya sekarang." Panggilan Lasman, Mesal, asu, sudah terbiasa didengar oleh pasangan kurang waras tersebut, selama satu bulan berpacaran masih tidak ada konflik satu pun.

"Oke," jawab Langit.

Beruntung hari ini Langit membawa mobil, jadi Safira dan Mentari ikut bersama Langit.

Sifa tidak hadir hari ini dikarenakan dia lagi sakit, berbaring dikasur rumah sakit, tetapi namanya tetap terncantum dalam lembar kerja kelompok. Untuk teman Langit seperti Arif,Adit dan Roket berbeda kelompok dengan Langit namun mereka bekerja sama, kini mereka bertiga mengikuti mobil  Langit layaknya pengawal.

Selama perjalanan diisi oleh obrolan random Mentari dan Safira, kini mobil Langit berhenti disebuah rumah yang cukup besar.

"Masuk," ajak Mentari.

"Gue keatas dulu, Ra mau ikut gak?" ajak Mentari ke Safira.

"Gak ah, gue mau bikin minuman buat mereka," ujar Safira sambil menunjuk Langit dan temannya. "Boleh kan?"

"Iya boleh, kalau gitu gue ke atas dulu."

Angkasa yang baru saja membersihkan diri turun ke bawah untuk makan, sesampainya di dapur Angkasa bertemu dengan pujaan hati.

"Safira," panggil Angkasa.

Safira menoleh, "eh iya kak?"

"Mentarinya mana?" tanya Angkasa.

"Lagi ganti baju mungkin, Kak," jawab Safira sambil menuangkan es batu kedalam gelas.

"Ehm, Ra kamu udah punya pasangan?" tany Angkasa sedikit ragu.

Safira memberhentikan tangannya yang menuang jus jeruk. "Enggak punya, Kak. Jodohnya Safira masih gak muncul," jawab Safira, melanjutkan kegiatannya.

Angkasa tersenyum sumringah didalam hati. Kesempatan buat dekektin Safira masih banyak.

"Bagus deh, minta nomer telepon dong biar enak nanti," ucap Angkasa sedikit ambigu.

"0892364448208." Safira menyebutkan angka dengan benar.

"Bang, ngapain?" tanya Mentari.

"Lagi bikin anu," jawab asal Angkasa lalu meninggalkan dapur.

Angkasa kembali lagi ke dapur ketika ingat niatnya yang harus makan, menyendokan nasi dan lauknya ke piring.

"Ini Mas, nasinya kurang gak? Kalau kurang biar Ara tambahin. Cielahh lancar banget halu gue," kata Angaksa berbicara sendirian.

"Punya istri emang enak mungkin? Ada yang dimanjain, uhh gak sabar pengen nikah."

Usai makan Angkasa berjalan menuju ruang tamu tempat teman Adiknya sedang kerja kelompok ralat menganggu para cewek. Karena mereka ber empat selalu aja mengusili cewek-cewek yang serius menyatat.

"Ekhem, tangannya," ujar sinis Angkasa ketika melihat Adit menyentuh rambut Safira. "Turunin!"

Adit menuruti perkataan Angkasa menurunkan tangannya yang semula berada diatas kepala Safira kini berada dipahanya sendiri. Langit dan temannya berdiam diri sambil menatap Angaksa dengan tatapan seperti anak kecil meminta permen coklat.

"Kenapa kalian? Main game yuk jangan usili mereka," ajak Angkasa membuat Mentari jengkel.

"Abang mereka gak ngapa-ngapain tapi Abang malah ngajak mereka main, ish gak like Abang," cibir Mentari.

Safira megangguk setuju, atas perkataan Mentari. "Heem Safira juga gak like," kata Safira kembali menulis.

"Hei jodoh gue! Iya  lo , nanti juga lo bakalan panggil gue Mas."

🌸🌿🌸

Sampai jumpa next part:)

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang