31. !

24 5 0
                                    

"Lo mau tidur disini? Yaudah gue mau tidur di kamar tamu."

Si perempuan termenung di depan pintu, tidak bisakah dia mendapatkan sebuah perhatian? Sedikit aja. Bukan seperti ini yang dia inginkan, pernikahan penuh dengan kebahagiaan, penuh dengan kemesraan tetapi untuk kali ini mungkin takdirnya sedang ingin bermain-main, oke ikuti aja alurnya.

"Jangan, aku aja yang di kamar tamu." Perempuan tersebut berjalan pelan, menuju kamar tamu.

Kesempatan bagi Langit supaya tidak berduaan dengan Clara, Langit bergeming diatas kasur dengan tangan yang berada dibelakang kepalnya.

"Jika dipikir-pikir kisah gue, Mentari sama Clara udah persis kisah yang ada di novel-novel. Apa jangan-jangan gue sedang berpindah tubuh?" Pemikiran macam apa itu?! Dia bisa-bisanya mengira kalau dia sedang reinkarnasi.

Berdiam dirinya Langit membuat dia mengingat kenangannya bersama Mentari, besok pagi dia dan Clara akan kembali lagi ke Jakarta dan menetap disana. 

Tidak ada lagi panggilan Mesal, Lasmen dan ASU, Itu semua udah hilang dan tak akan mungkin kembali kecuali takdir kembali mempersatukan mereka. Terlalu banyak kenangan yang Langit pikir sampai dia tertidur. 

Sedangkan di rumah yang sama, Clara sama halnya dengan Langit dia sedang berpikir bagaimana caranya supaya bisa menarik perhatian Langit? Bagaimana caranya supaya Langit bisa menyukainya atau mencintai Clara?

"Banyak teman-teman gue mau nikah muda karena terpengaruh novel yang dia baca atau drama yang dia lihat, ternyata nikah muda tak seindah fiksi atau drama, tidak ada adegan romantis yang biasanya pasangan lakukan, hanya ada usiran. Clara! Semangat jangan nyerah!" Itu yang hanya bisa dikatakan oleh Clara dengan menyakinkan diri sendiri, tidak ada pendukung dibelakangnya, orang tuanya memberikan dia kepada Langit dengan sepenuhnya.

***

Mentari, Angkasa dan Safira kini berada di Rumah Sakit. Menunggu dua orang yang sangat dekat dengan mereka, keduanya merupakan korban kecelakaan beruntun yang disebabkan truk dan mobil ayla.

Dua Dokter dengan ruangan berbeda bersamaan keluar, kedua Dokter tersebut mendekat kearah mereka bertiga.

"Dengan keluarga Bapak Awan?" tanya Dokter yang menggunakan kaca mata. 

"Kita bertiga merupakan keluarganya!"

"Kondisi Bapak Awan cukup mengkhawatirkan, di dengar dari saksi yang berbicara, posisi mobil Pak Awan berada di belakang mobil ayla, dan saat itu supir Pak Awan menyetir dengan kondisi mengantuk jadi beliau tidak melihat mobil yang sudah berhenti dengan kecepatan yang cukup kencang beliau menabrak mobil tersebut. Pak Awan mungkin tidak menggunak sabuk pengaman jadinya kepala bagian depan membentur kursi supir dengan kencang membuat dia kehilangan kesadaran."

"Beliau cukup banyak kehilangan darah, dan stok di Rumah Sakit ini sudah habis. Atau diantara kalian ada golongan darah A?"

Angkasa mengangguk, darah Awan dan Angkasa memang sama-sama A sedangkan darah Mentari dan Mamanya memiliki darah O yang tipe darah paling umum.

Angkasa dan Dokter tersebut menuju ruangan khusus untuk pendonoran darah.

Disaat Angkasa dan Dokter tersebut pergi, kini giliran Dokter mudah yang memiliki wajah rupawan ini yang akan berbicara.

"Maaf, apakah kalian juga keluarga Bapak Juan?"

Juan teman lebih tepatnya sahabat juga merupakan korban dari kecelakaan tersebut dengan arah berlawanan, jika Awan dari timur untuk menuju rumahnya sedangkan Juan dari arah barat.

"Kondisi beliau tidak separah Pak Awan, dia hanya pingsan biasa dikarenakan tubuhnya kurang cairan, dia hanya diharuskan untuk di infus selama satu hari satu malam, kini dia sedang tertidur, kalau udah bangun jangan lupa kasih dia makanan yang halus seperti bubur."

Jika Awan disebabkan oleh supirnya yang mengantuk, sedangkan Juan disebabkan oleh dirinya sendiri. Saat itu dia menerima panggilan dari Mamanya yang katanya akan berkunjung di rumahnya, seperti yang dikatakan dokter dia kekurangan cairan membuat tubuhnya lemas dan kepala yang terus berdenyut sampai tidak sanggup menaruh ponsel diatas dashboard mobil, ponsel yang tersebut jatuh dan Juan berniat untuk mengambilnya namun siapa sangka didepannya ada mobil yang berhenti, kejadian yang cukup klise. Sudah banyak rangkaian peristiwa tersebut di drama-drama.

"Kamu ke Juan dulu ya, Ayah biar Abang dulu yang jenguk." Mentari mengangguk. Dia berjalan keruangan Juan.

"Tari?"

"Abang udah lama bangunnya? Kata Dokter kalau udah bangun harus segera makan," ujar Mentari. 

Juan melihat jam dinding yang menunjukkan jarum pendek dan panjang bersatu di angka 12.

"Gak pulang?  Udah jam dua belas dan yang kabarin kamu siapa?" tanya Juan sambil memegang kepalanya yang berdenyut kembali.

"Ayah  juga ada disini, dia juga ada saat kecelakaan tersebut," jawab Mentari.

"Emmm Tar, boleh aku minta tolong?" Mentari menyetujuinya. "Tolong telepon Mamaku." Mentari mengambil ponsel Juan yang sudah diatas nakas, gara-gara benda persegi panjang ini membuat Juan berbaring dirumah sakit.

"Assalamualaikum, Tan. Ini Mentari adik dari Angkasa temennya Bang Juan, mau bilang Kalau Bang Juan sekarang lagi dirawat di di rumah sakit Anggrek, nomor ruangan dua dilantai bawah."

"...."

"Baik, Tan. Hati-hati dijalan Bang Juan gak pa-pa kok."

"...."

"Iya sama-sama, waalaikumsalam."

"Tante akan sampai 20 menit lagi."

_____________🍉🌱🍉___________

Singkat? Sangat. Ini part diketik saat malas. Adegan kecelakaannya juga klise dan sedikit membosankan.

Jadi saya minta maaf, cerita ini merupakan cerita pertama diberbagai platform. Cerita yang hanya untuk menghilangkan bosan, cerita ini tidak memakai outline jadi alurnya berantakan.

Oke sekian dari saya, terima kasih.

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang