11. Hotel

68 9 0
                                    

Oke, kembali basa-basi  sampai terlalu basi.

Happy reading! Jangan lupa vote dan komen. Gak vote juga gak pa-pa.

Me love you, but you love she.

💋♡💋

SMANIG merupakan sekolah yang dibilang  cukup elit, yang dibangun pada tahun 1995. Pada hari jadi yang ke-26 kini SMANIG mengadakan acara disebuah hotel yang dihadiri oleh alumni maupun murid angkatan 2021 . Acara diadakan pada pukul 7 malam.

Para angkatan 2021 telah datang, diantara mereka berpasangan dan ada yang hadir sendiri. Para alumni sendiri  kebanyakan membawa pasangannya beserta anak yang lucu serta menggemaskan. Kiyowok

"Turun." Langit dengan ootd kemeja berwarna hitam membukakan pintu mobil yang ditempati Mentari. Bergandengan tangan sampai ketempat acara diselenggarakan.

Angkasa, Abang Mentari yang merupakan alumni dari SMANIG turut hadir dengan Melati, pacarnya.

"Kakak," panggil Mentari yang melihat Melati seperti anak yang hilang. Melambaikan tangan dan menyuruh Melati supaya mendekat.

"Abang kemana?" Tanya Mentari ketika Melati menghampirinya.

"Temu kangen sama mantannya," ucap kesal Melati ketika mengingat bagaimana Angkasa mencuekinya dan tidak mengakuinya didepan mantan kesayangan, eh gak kalau kesayangan  gak mungkin putus. Iya kan?!

"Pites aja Kak,  cowok kek gitu," celetuk Sifa gregetan.

Mentari dan Safira mengangguk setuju. Dari tempat mereka terlihat jelas Angkasa asik dengan dunianya sendiri ,Mentari dengan gemas berjalan cepat menuju Angkasa. "Enak yah berduaan disini, siapa dia?" tanya Mentari sambil menjewer telinga Angkasa. Cewek disamping Angkasa yang Mentari tebak itu mantannya menatap tidak suka Mentari.

"Siapa, lo," ucap sinis cewek tersebut.

"Pacarnya," jawab Mentari cepat.

Cewek dengan dress hitam tersebut menatap Mentari dari bawah sampai atas, seakan menilai. "Pacal kok posesife gak banget!"

"Gue pacarnya b aja dong posesif, lagian  situ mantan aja belaguk. Coba bilang pacarrr bukan pacal, nyebut gak bener aja sok-sok an ganjen sama cowok orang," sinis Mentari.

"Hei! Gue calon istlinya angkasa yah, adiknya sama bokapnya aja udah melestui kita. Kalah saing kan, lo." Semakin banyak  cewek tersebut berbicara semakin terdengar cadelnya. Cadel? No problem asal gak usah ganjen sama mantan apa lagi mantannya udah punya pacar yang bakal menjadi tunangan.

"Siapa nama adik sama bapak, Angkasa," tantang Mentari.

"Mentali sama Awan," jawab cewek cadel tersebut.

"Bukan Mentali tapi Mentari. Rrrri bukan Llli."

Setelah sedikit berdebat, Mentari menarik Angkasa ketempat dimana dia berkumpul tadi. Ternyata sesampainya disana Mentari melihat Langit dan temannya.

"Apa sih! Gak sopa banget!" Bentak Angkasa ke Mentari.

"Gak sopan? Bang lo udah punya pacar dan satu semester lagi lo mau tunangan. Bisa-bisanya lo nempel sama mantan yang cadel itu," sarkas Mentari merasa kesal dengan Abangnya yang gak tau diri itu.

Angkasa melirik  ke Melati lalu tertawa. "Gue tunangan sama dia? Hahaha ya kalik, gue gak mau kalik mending cari cewek lain!" Seru Angkasa.

Semua tercengang dengan perkataan Angkasa, Melati merasa sakit hati selama ini dia cuman dijadikan bahan percandaan? Pertemuan kedua keluarga inti mereka tidak berguna?

"Jahat sumpah, dipikir gue juga mau nikah sama lo Angkasa. Fine berkahir sampai sini jangan harap lo bisa balikan lagi sama gue!"  Seru Melati didalam hati.

Mentari yang mendengar perkataan Melati, menatap Angkasa dengan serius. "Beneran lo gak mau sama Kak Melati? Kalau dia milih pergi lo gak bakal bisa sama dia lagi," peringat Mentari sampai tak sadar jika dia telah merubah panggilan untuk Angkasa.

"Enggak! Mau pergi? Ya pergi aja, gue gak butuh," ucap Angkasa dan pergi dari tempat tersebut. Kalau dilihat dengan serius ada yang berbeda dengan Angkasa, cara berjalannya sedikit semboyongan.

"Gue pamit dulu," pamit Melati, meninggalkan hotel tersebut. Ngapain bertahan disana? Lagian dia bukan alumni dia hanya menemani Angkasa.

"Wah parah jahat banget, Abang lo Tar," ujar Adit yang tak habis pikir dengan perkataan Angkasa.

"Biarin, entar nyesel sendiri."  Mentari dan Langit berpisah dengan yang lain, menikmati suasana hotel yang disulap indah.

"Haus," tawar Langit.

"Heem, tolong ambilin dong jus jeruk," jawab Mentari. Tidak ada wine atau minuman yang mengandung alkohol disana, pemilik sekolah melarang keras, lagian salah satu dari mereka ada yang belum cukup umur.

Langit mengambil dua jus jeruk, yang sudah diberikan obat tidur dan perangsang oleh oknum yang berniat berbuat kurang ajar. Sesungguhnya minuman itu diracik oleh alumin SMANIG untuk diberikan kepacarnya namun, sebelum mengasih panggilan ponselnya melupakan dia dari minumnya dan berujung Langit yang mengambil.

"Nih." Mentari meminum jus yang berisi obat tidur dan Langit yang berisi obat perangsang.

Dimenit berikutnya obat tersebut mulai bekerja, Mentari yang merasa ngantuk bersandar dipundak Langit sedangkan Langit yang merasa panas dan nafsunya mulai melonjak duduk dengan tidak tenang.

Langit menarik tangan Mentari ke salah satu kamar hotel, membaringkan Mentari keranjang dan dirinya sendiri segera ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya sendiri. Beruntung pengaruh obat tersebut tidak terlalu kuat jadi Langit masih bisa menahannya.

Setelah selesai menuntaskan hasratnya Langit merasa lelah dan berbaring disofa yang disediakan.

Cukup nyenyak mereka berdua tertidur sampai pagi tiba.

"Astagfirullah."

🌻🌿🌻

Sampai jumpa, next part.

Sedikit panjang?

Tatata

Yang baca kiyowok macam jisung




Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang