selamat membaca
Bukan 21+ kok, tenang aja.
______________🍉❤🍉__________
finally, hari yang ditunggu-tunggu akan tiba besok, kini angkatan kelas 12 diliburkan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian kelulusan.
kini Mentari bersama Juan disebuah granmedia yang ada di Surabaya. Angkasa dan Safira kini berada di Malang, berbulan madu... mereka langsung berangkat besok paginya setelah akad, sedangkan Awan, dia berada di kota Jakarta kembali melihat perkembangan cabang yang ada disana.
"Bang, buku yang isinya UN itu sebelah mana?" tanya Mentari sambil melihat-lihat lorong disetiap rak.
"Gak tau, gak pernah kesini." Juan ikut serta melihat-lihat buku novel. iya... Mentari mencari buku pelajaran tetapi dia malah melimpir ke rak novel.
"Disitu deh kayaknya," ujar Juan, menunjuk rak buku yang sepi akan pengunjung.
Mentari mencari buku dengan judul "kisi-kisi UN, untuk SMA." dari ujung rak sampai ujung lagi, akhirnya dia menemukannya, buku itu tersisa satu. "Udah ketemu, nih," beritahu Mentari, menunjukan bukunya kepada Juan yang berjongkok melihat buku bisnis yang ada dipaling bawah.
"Udah? Yaudah ayok bayar." Mereka berjalan dengan jarak yang cukup banyak.
🍉🌱🍉
"Bang, tau gak?"
Juan menoleh sekilas kepada Mentari yang menatanya. "Apa?"
"Tadi, aku lihat anak kecil kisaran anak SD lah."
"Memang kenapa?"
"Masa mereka panggil mama-papa sih, terus mereka naik motor beat yang dimodif doraemon, terus... terus didepan ada tulisan 'harta tahta mama sayang' gitu sih." Memang benar adanya, sebelum Mentari memasuki mobil Juan, dia melihat bocah dengan kisaran anak SD yang baru saja membeli boba dengan memakai baju putih sebagai dalaman dan kemeja kotak-kotak hitam yang kancingnya tetap terbuka, celana jeans biru pudar dilipat pada bagian bawah. Jangan lupakan kaca mata hitam putih dan mereka couple-an.
"Yaudah sih, sebahagia mereka," ucap Juan, tak memperdulikan Mentari yang menatapnya kesal dengan kening yang berkerut.
"Yaudah sih, aku cuman cerita." Mentari menghadap kedepan, bersedekap dada, namun dua detik kemudian dia kembali menghadap Juan, akan melayangkan protesannya. "Tapi... dia masih SD lho, Bang. Aku sama Langit aja yang masih SMA, gak manggil Mama-Papa. Gak pantes gitu lho, masak bocah kek gitu udah pacaran sih, kan gak boleh."
"Udah?" tanya Juan, membuat Mentari mengangguk. "Udah tau pacaran gak boleh?" Mentari kembali mengangguk. "Tapi kenapa kamu masih pacaran? Bukannya pacaran sambil nikah lebih seru? Gak sabar?!"
Telak! Mentari diam tidak bisa berbicara. Dia sekarang menyesal,seharusnya dia tidak membahas anak SD itu.
Juan menghela napas. "Sekarang turun, kita beli es kelapa dulu, cuacanya lagi panas." Juan membuka sabuk pengaman yang diikuti Mentari yang sudah engga bicara.
"Mas, dua." Penjual tersebut menganggukan kepala.
"Tari, kamu gak mau ikut Safira gitu?" tanya Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari (END)
Teen FictionJangan lupa vote dan coment!! Mentari, gadis asli Surabaya itu memiliki sebuah kemampuan yang paling diinginkan oleh orang lain, yaitu bisa mendengarkan suara hati seseorang. jangan mencoba untuk berbohong kepada gadis itu, karena dia mendengar...