12. hukuman

59 12 0
                                        

Hallo!

Apa kabar?

Selamat ulang tahun🍰 buat kalian yang ultah.

Aku suka...
Spil nama dia (orang yang kamu suka) siapa tau mereka juga baca

💋♡💋

"Astagfirullah." Awan, Angkasa terkejut melihat Mentari tidur dengan nyenyak diranjang putih. Semalaman dia panik anak bungsunya yang tidak pulang, ketika ditanyakan pada temannya katanya tidak ada. Dan  Anak sulung yang merancau tidak jelas karena mabuk, malam terburuk yang pernah Awan lalui bersama anak-anaknya.

"Bangun," titah Awan menepuk pelan pipi Mentari. Melati menggeliat, mencoba membuka matanya?.

"Ayah," ucap Mentari terkejut. Dia menelisik kesemua ruangan. Ini kamar hotel? Bingung Mentari.

"Kenapa gak bilang, dan kenapa bisa sama Langit disini?!"

Awan menunjuk Langit yang duduk disofa.

"Gak tau, Mentari ngantuk tapi sama Langit dibawa ke kamar sini," jawab Mentari.

"Langit?"

"Emm gini, Om."

Semalam selepas Mentari meminta tolong untuk mengambilkam minum, Langit mengambil minuman yang tercampur sesuatu, Langit pikir itu sebuah gula jadi dia ambil sewaktu pemilik minuman yang lagi mengangkat panggilan.

Dua gelas jus jeruk berisi serbuk perangsang dan obat tidur dibawa oleh Langit. Mereka berdua sambil melihat Queen and King pilihan sekolah yang naik ke atas panggung.

Suasana badan mereka berubah, Langit yang merasa panas dan gejolak nafsunya meningkatkan sedangkan Melati yang meletakkan kepalanya dipundak Langit, sangat mengantuk.

Dengan kesadaran yang tersisa 75% Langit membawa Mentari kekamar hotel yang semulanya ia sudah booking untuk menginap. Langit membawa Mentari kekamar karena ia tak akan meninggal Mentari dengan kondisi ngantuk sendirian.

"Gitu," kata Langit mengakhiri ceritanya.

"Panggil ayah, Kamu," titah Awan.

Langit menelpon Papanya, menyuruh untuk datang ke hotel tersebut.

"Anak Bapak berada dikamar hotel bersama anak saya," ucap to the poin Awan ketika Anton datang.

"Biarin aja kalik! Udah dewasa juga maklum. Kalau hamil juga tinggal nikah," jawab Anton dengan santai dan tidak memperhatikan Awan yang mengempalkan jari-jari tangan.

"Dewasa? Maklum? Nikah? Mudah yah anda bilang. Gak ada otak!" Sarkas Awan menarik tangan Mentari keluar yang diikuti Angkasa.

Kini dikamar tersebut tinggal Langit dan Anton,papanya.

"Kamu sudah menyumbang benih ke dia," tanya Anton. Langit memandang tidak suka ke papanya ity. Menyumbang benih? Hey senakal apapun Langit gak bakal juga membuang anaknya begitu saja.

"Hahaha, papa lucu deh sampai Langit muak." Langit tertawa sumbang, lalu meninggalkan Anton sendirian.

Anton mengambil ponselnya disaku celana.

Anda
[Hai Sayang, datang ke hotel mawar di kamar 127. Mumpung aku lagi libur]

Tak lama kemudian notifikasi berbunyi mendadakan bahwa orang tersebut telah membalas pesan Anton

Honey
[ maaf sayang suami aku ada dirumah]

Tentu jawaban orang tersebut berbohong, dia tidak ingin menemui Awan yang menjadi selingkuhannya selama 1 tahun ini.

...

"Hukuman apa yang pantes buat anak kesayangan ayah ini." Awan mengelus rambut Mentari, Mentari sendiri kini sedang ketar-ketir. Dia tidak tahu akan tertidur dikamar hotel bersama Langit, mereka tidak melakukan apapun kok.

"Aa kan kalau kek gini aku gak bisa hukum anak kesayangan Angel sama Awan ini," ujar Awan dalam hati.

"Yaudah janga hukum Mentari," ucap Mentari cepata setelah mendengar perkataan Awan yang didalam hati.

"Ohh gak bisa girls, kamu harus dihukum. Hukumannya tinggal dirumah lama ayah yang di Jakarta, lagian kamu 3 hari libur kan?"

"Jakarta? Yah masak Tari tinggal sendirian, sama Bang Angkasa yah," tawar Mentari agar Angkasa ikut serta dengan dirinya.

"Ah iya! Bocah itu harus dikasih hukuman juga karena mabuk kemaren malam!" ucap kesal Awan.

"Abanga mabuk? Kapan?"

"Kemaren malam pulang dari acara tersebut."

"Ayah tau...."

"Gak!"

"Dengerin yah, kemaren Abang Angkasa gak mau nikah sama Kak Mel. Katanya Kak Mel cuman mainan dia, dan Kak Mel juga gak mau balikan sama Abang," beritahu Mentari kejadian semalam.

"Ah anak itu! Kamu ke Jakarta sendirian, Abang kamu ke Flores . Tapi, biayanya tangggung sendiri."

"Mana bisa gitu yah!" Kesal Angkasa yang mendengar perkataan  Awan.

"Apa! Gak terima!" Sunggut Awan sambil mendelik.

Nyali Angkasa kicep ketika mendapatkan delikan dari Ayahnya. "Hehe gak kok! Angkasa nerima," ucap Angkasa sambil menunjukan gigi putihnya.

"Besok berangkat gak mau tau!"

❤♡❤

To be continued

Hei kemaren kan ada yang komen di fb gini.

What!  Cenayang who it is?

Gini kawan, cenayang kalau cari di google itu bisa berinteraksi sama makhluk kasar gitu. Tapi Mentari disini gak, cenayangnya Mentari itu cuman bisa mendengar suara hati manusia, misal kita berbicara dalam hati maka Mentari bisa mendengar. Mentari tuh gak bisa dibohongi.

Udah ya paham kan! Aku pamit kembal lagi besok
Tatata

Salam sayang dari istrinya Jaemin❤

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang