16. tunangan?

50 7 2
                                    

Hello! Apa kabar?

Jangan lupa votenya dulu!

Selamat membaca!

💋♡💋

Malam ini seorang pria dilanda kegugupan, malam ini, hari ini berniat untuk minta maaf dan meminta untuk memulai kembali hubungan yang pernah kandas. Membawa keluarga, untuk melamar seorang gadis yang pernah dia sakiti.

Selama perjalanan, pria tersebut berdiam diri sambil mengeggam erat telapak tangannya sendiri,  gugup.

Setelah beberapa menit akhirnya sampai ketempat tujuan. Rumah bertingkat dengan satu dua mobil didepan rumahnya.

"Permisi." Ayah dari pria terdapat mengetok pintu.

Pintu terbuka menampakan satu wanita paruh baya. "Silahkan masuk,"  ujar wanita tersebut.

Tuan rumah sekeluarga kini duduk disofa yang berada diruang tamu.

"Jadi begini, saya ingin meresmikan tunangan anak kita seperti apa yang beberapa bulan lalu kita bicarakan," ujar Ayah dari pria tersebut.

Tuan rumah saling menatap satu sama lain. "Memang masih berlanjut? Bukannya anak bapak telah bilang tidak akan bertunangan dengana anak saya lagi?" tanya tuan rumah tersebut.

Pria dan Ayah Pria tersebut terdiam, kaget sedangkan adiknya hanya tersenyum maklum, dia sudah tau akan begini akhirnya.

"Maaf kapan,yah?"

Melati, gadis yang akan dilamar mengangkat suara. "Sekitar satu bulan lalu, didepan adiknya. Saat itu dia hadir dalam hari jadi sekolahnya, ketemu mantan dan meninggalkan calon tunangannya sendiri, sang adik menarik abangnya agar menghindar dari perempuan yang berstatus mantan. Si abang tidak menerima dan memarahi adiknya,  si adik mengingatkan si abang bahwa dia telah memiliki calon tunangan. Dan dengan berani si abang bilang, bahwa dia tidak akan menjadikan cewek tersebut sebagai istri." Melati menjelaskannya secara detail.

"Kalau gak percaya tanya aja sendiri kepada Angkasa maupun Mentari," lanjutnya.

Iya! Angkasa anak dari Awan si tukang dandan, dia berniat untuk memulai kembali hubungannya.

"Maaf, tapi pas itu saya gak sadar,dalam pengaruh alkohol," ujar Angkasa sambil menundukkan kepala.

"Maaf juga sebaiknya kamu pergi, karena keluarga calon suami saya akan datang," seru Melati membuat Angkasa semakin meringis,  niat hati ingin rujuk dengan tunangan, eh ternyata telah didului orang lain.

"Maafkan anak saya, kami sekeluarga minta maaf dan saya pamit dulu." Awan bersalaman dengan kedua orangtua Melati, meninggalkan rumah tersebut. Sebelum mobil melaju jauh, mereka berpapasan dengan mobil avanza hitam dan ayla kuning yang mereka yakini adalah calon suami Melati.

"Mampus lu, Bang," bisik Melati tepat ditelinga Angkasa.

Selama perjalan hanya berisi ocehan Mentari dan Awan sama seperti sebelumnya, Angkasa berdiam diri tetapi bukan karena gugup melainkan galau.

"Bang... woy, Abang ish keluar udah sampai." Mentari menguncang pelan tubuh Angkasa yang memejamkan mata.

"Dah sampai?" Angkasa menyusul Mentari yang lebih dulu memasuki rumah, Angkasa beralari cepat kekamarnya, mengunci pintu,mematikan lampu, menyetel lagu "kenangan terindah- SAMSONS" di youtube.

Angkasa semakin mendalami lagunya, mengikuti setiap lirik, mengingat kenangan indah bersama Melati dulu. Berdua, bercanda, melakukan hal yang menyenangkan, Angkasa menyesal,harusnya dia tidak minum disaat bersama Melati.

"Lazaman mudah meriah, harga dijamin terjangkau."

Angkasa yang semula memejamkan mata untuk menghayati lagu, kini terbuka kesal, kenapa harus ada iklan?

"Aaa iklan sialan, kan gak jadi galau," ujar Angkasa kesal, membanting ponsel diatas kasur tentunya, dia sudah tidak mood untuk melanjutkan lagunya.

"Abang... Abang bangun, dipanggil Ayah," panggil Mentari didepan pintu Angkasa. Angkasa bangkit dari kasurnya,menghidupkan lampu dan berjalan keluar.

"Ada apa?" tanya Angkasa langsung.

"Gagal nikah yeee,kasian anak Ayah," ejek Awan dengan muka yang dibuat semenjengkelkan mungkin.

"Ayah!" desis Angkasa.

"Hehhe, gimana galau? Makanya jangan sok-sokan mabuk kalau gak kuat, segelas aja kok udah teler, malah omongannya nyelekit sampai Melati gak mau sama kamu, kasian anak Ayah jomblo lagi," ledek Awan diakhir membuat Angaksa menatapa datar.

Angkasa menenangkan hatinya, agar tida kesal dengan lontaran Ayah tercintanya. "Ayah, ada apa panggil Angkasa," tanya Angkasa dengan suara yang dilembutkan.

"Dih! gini besok Ayah mau ke Jakarta mau lihat cabang disana, Ayah sama Pak Surya kesana menggunakan mobil, jadi besok Kamu antar Adik Kamu ke Sekolah, jangan sampai lecet aset kita itu, paham?" Awan menjelaskan, bahwa besok dia akan pergi ke Jakarta melihat cabang TS Glow yang ada disana.

"Baik, Yah."

...

Jam 05 pagi Awan  telah berangkat ke Jakarta, kini meja makan hanya berisikan dua orang.

"Berangkat sekarang?" tanya Angkasa ketika melihat jam sudah menujukan jam 06.25.

"Iya," jawab Mentari.

Angkasa melajukan mobilnya dengan santai,tak terasa akhirnya mereka berdua sampai didepan sekolah Mentari.

"Tari," panggil Safira ketika melihat Mentar turun dari mobilnya. "Sama siapa?" tanya Safira.

"Sama Abang Angkasa," jawab Mentari. Safira mencondongkan kepalanya untuk melihat wajah Angkasa, sebenarnya Safira maupun Sifa sering mampir kerumah Mentari,namun mereka tidak pernah bertemu dengan Angkasa.

"Hallo, Kak," sapa Safira.

"Hallo juga, "jawab Angkasa, menatap wajah Safira.

"Cantik," batin Angkasa.

Mentari berdecak malas, dasar cowok tadi malam sok galau sekarang malah terpesona sama Safira.

🌸🌿🌸

To be continued

Sampai jumpa besok!

Mentari  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang