13 - Gara-Gara Zevan

31 8 0
                                    

🔹🔸🔹🔸🔹Bismilllah🔸🔹🔸🔹🔸

Selamat membaca

Jangan lupa vote dan komennya, ya

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹

"Siapa yang ngajarin lo tonjok-tonjokan sama Ferdi, hah?!"

Seorang cewek bertopi hitam menerobos kerumunan penghuni kantin yang menyaksikan pertengkaran Richal dan Ferdi. Tubuh langsing dan tinggi bak model itu memudahkannya untuk melewati sekumpulan orang-orang di hadapannya. Wajahnya memerah kala menatap punggung seseorang yang sempat ia teriaki namanya tadi.

"Balik sekarang, Richal!" bentak cewek berbaju hijau lumut itu sambil mengatur deru napasnya yang tidak beraturan.

Dengan sangat terpaksa, Richal memutar tubuhnya perlahan dan mendapati sosok makhluk hidup yang sangat ia takuti selama ini. Tebakan Richal tentu tidak meleset. Sedari tadi ia yakin bahwa yang datang adalah si cewek tomboi itu.

Richal meneguk susah payah salivanya ketika disorotkan tatapan tajam oleh cewek ber-legging hitam tersebut. "M–mbak ... ko–kok ada d–di sini, sih?" Cewek itu hanya tersenyum miring dan melangkah perlahan. Tubuh Richal bergetar saat tangan cewek itu menyentuh bahunya.

"Kenapa kalo sama gue jadi lemah kayak gini?" sindir cewek itu sambil mengitari tubuh Richal yang sejajar dengannya. Ia mendorong tubuh Richal dengan satu tangannya, hingga Richal terjatuh ke samping. Sontak saja Zevan membantu Richal untuk berdiri dan menuntunnya agar duduk di kursi.

"Bubar lo semuanya! Gue gak mau adek gue yang lemah ini jadi tontonan kalian semua! Bubar!"

Sorakan demi sorakan semakin menggema di seisi ruang kantin yang luas ini. Mereka semua bubar sesuai perintah cewek tomboi itu. Tatapannya yang sangat menusuk penglihatan membuat mereka sedikit takut. Tak ada yang berani melawan atau menolak perintah cewek pemegang sabuk hitam tersebut.

"Nyesel gue ngajarin lo bela diri, Chal." Richal menggeleng dan meminta maaf berkali-kali pada cewek yang ia panggil 'Mbak' tersebut.

"Apa reaksi Ayah kalo tahu putra satu-satunya buat keributan di rumah sakit?"

Richal membuka matanya lebar-lebar saat memperhatikan video yang diputar oleh cewek itu di ponselnya. Di sana ada video saat ia berkelahi dengan Ferdi. Durasinya pun sekitar lima menitan. Berarti sudah sejak awal cewek ini menyaksikan pertengkaran mereka berdua, bahkan merekamnya.

"Mbak Rachel yang cantik, jangan laporin ke Ayah, ya. Please ...."

"Gak ada yang berhak nyuruh-nyuruh gue! Paham?!"

Rachel tersenyum sinis. Tidak ada yang bisa membantah keputusannya. Ya, Richal sangat tahu itu. Anak sulung dari keluarganya ini memang memiliki sifat yang sangat keras kepala. Meskipun rentang umur mereka hanya sekitar tiga tahun. Tak membuat lelaki itu berani membangkang apa pun yang menjadi keputusan kakaknya.

"Pulang ke Jakarta sekarang juga!"

"Mbak ... Richal masih mau di sini."

"Balik gue bilang, Richal!"

"I–iya, Mbak."

Ini (Bukan) Perjodohan |TAMAT|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang