07 | Berakhir Bencana

77 40 258
                                    

"Bagaimana?"

"Sampai saat ini masih aman, statistiknya tidak melebihi batas 60%."

"Benarkah? Bagaimana dengan waktu yang ini? Angkanya mencapai 56 dari 22, hampir 60."

"Oh, ya, itu karena lonjakannya cukup besar."

"Aku tahu. Apa efek entakannya?"

"Hehe, ya."

.

.

.

.

.

.

.

Hari yang dinanti--tergantung sudut pandang mana--pun tiba. Jadwal renang bulanan akan dilaksanakan satu jam lagi, tepatnya pukul sepuluh. Jam dinding terus berdetak, memindahkan jarumnya dari detik satu ke detik lain, tapi belum membuat seorang gadis meninggalkan ruangan bernuansa abunya. Gadis itu masih termenung di depan cermin, menatap setiap inci pantulan dirinya.

Beginilah, seperti biasanya dan mungkin terus terjadi. Yasmine selalu menjadi orang pertama yang sudah siap akan sesuatu, di saat para sahabatnya masih setengah jalan. Seperti momen ini. Yasmine sudah siap dengan penampilan rapi beserta ransel berisi perlengkapan renang, tapi para sahabatnya--termasuk Naufal yang akan menjemputnya--masih dalam status yang sama; baru bangun tidur.

Yasmine mengembus pelan. "Perasaan gua udah dilambat-lambatin bangunnya."

Tepat setelah itu, satu pesan masuk.

Opang🤓😂
>Gua otw ya

Hok<

"Awas aja otw keluar kamar." Dia pun terkekeh pelan.

Kemudian, Yasmine melihat jam dinding. Lima belas menit waktu yang diperlukan Naufal untuk ke rumahnya, maka dari itu Yasmine memilih untuk tiduran kembali di kasur. Membuka aplikasi membaca offline untuk menghabiskan waktu.

"Yasmine! Yasmine!"

Gadis yang dipanggil menurunkan ponsel dari pandangan, lalu matanya memandang ke arah pintu. Segera dia menyambar ransel setelah menyadari suara Nenek memanggilnya.

"Cepet juga dah sampe."

Dari tangga, terlihat seorang lelaki berkacamata sedang duduk. Yasmine menahan tawa melihat lelaki itu tampak anteng menonton acara televisi langganan neneknya. Dia berpenampilan elok hari ini, dibalut tubuhnya oleh kaus abu muda dengan kemeja biru tua sebagai luaran yang dilengkapi jeans hitam.

"Serius amat," celetuk Yasmine.

Naufal menoleh. "Baru siap? Katanya udah dari tadi."

"Emang udah dari tadi, gua tiduran dulu nunggu lu," jawab Yasmine.

Nenek pun datang. "Nih, Nenek bawain kentang goreng bumbu. Dimakan ya, jangan nahan laper."

Bukan Yasmine yang senang, melainkan Naufal. "Pasti dong, Nek!"

"Eh, apaan," Yasmine mendelik, "ini punya gua, ya."

"Yasmine ... Nenek udah bawain banyak kok biar temen yang lain juga pada ngerasain," lerai Nenek. "Dah, ayo pergi. Hati-hati di jalan, ya!"

Naufal mengeluarkan lagi senyum lebarnya, tapi tersirat ejekan untuk Yasmine. Gadis itu mendecak pelan.

"Oh iya, pulangnya aku main dulu. Ke Origami Island itu." Yasmine mengingatkan.

Girl AlmightyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang