22 | Yas(mine)

38 15 171
                                    

All I know is that you take me high

➹➹

Perjalanan pulang ini sungguhlah ganjil. Tidak ada kata-kata yang terucap bibir. Kesemrawutan lalu lintas sore hari pun satu/dua peristiwa selintas di perjalanan agaknya belum mampu membuat mulut bersuara, mereka nyaman untuk tetap bungkam.

Hal itu terjadi karena pengungkapan Jinan di waktu dan tempat yang salah. Berakibat tidak cuma membentur dua pihak bersangkutan, tapi juga pihak lain. Ucapan Jinan benar-benar menjadi kejutan mereka. Alhasil, muncullah gelagat Lingga dan Zaky diikuti beberapa yang lain yang tampak mendorong kedekatan lelaki berusia lebih tua itu dengan gadis incarannya. Tidak disangkal, Yasmine merutuki mulut Jinan yang--terkadang--tidak bisa dikontrol. Namun, mengintip percekcokan kecil antaranya dengan Lintang di tempat parkir, kekesalan itu tanpa perintah merubah suasana hati.

Akan tetapi, teringat Yasmine terhadap satu hal. Sebuah pemikiran yang tidak sempat diutarakan sebab terlihat sudah rumah bercat aprikot dengan pagar hitam. Bangunan tempat dia tinggal.

"Makasih, ya," ucap Yasmine.

Terdiam cukup lama, akhirnya Lintang mengukir senyum. Dia mengangguk dan berucap, "Oke."

Memandang sang sahabat hingga tidak terlihat lagi dalam jangkauan mata, Yasmine memasuki rumah. Menjumpai sang kakek dan nenek masing-masing di ruang tengah dan dapur, berbincang sebentar, baru melanjutkan langkah ke kamar. Meletakkan tas di kursi, Yasmine mendudukkan diri di lantai; bersandar pada punggung kursi. Kedua mata bergantian memandangi langit-langit dan dinding berlapis pigmen abu. Tanpa sadar, senyum di bibir mengembang.

Menyadari lebih cepat diri bertingkah tidak seperti biasanya, Yasmine beranjak. Melakukan sedikit peregangan dan mengembus kasar diikuti gelengan pelan. Yasmine berusaha menormalkan kembali dirinya, menghilangkan gerak-gerik aneh yang tidak pernah terjadi. Pukul empat yang ditunjuk jarum pendek lalu mengantar Yasmine membersihkan diri.

Namun, langkah langsung terhenti di pintu kamar mandi oleh jantung yang mendadak berdebar-debar. Tidak hanya itu, Yasmine juga merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya.

"Kenapa nih." Refleks Yasmine memandang kedua tangan.

Debaran jantung tidak terelakkan. Alih-alih dirasakan lemas, tubuh justru mengalami penegangan. Yasmine bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Perasaan takut juga menyerang sebab telah menduga kamarnya tidak lama lagi akan menjadi suasana perang. Terus menenangkan diri, Yasmine memulai dari pengaturan napas. Namun, ketenangan belum kunjung dirasakan.

"Berhenti, berhenti, berhenti."

Yasmine menjatuhkan diri--kembali duduk di lantai. Menekuk kedua kaki dan memeluknya erat, pengaturan napas kembali dilakukan. Berulang kali hingga benda keras datang menghantam kepalanya. Mendongak sambil menjerit, ketenangan pun datang.

Gadis itu mematung. Ditataplah penuh selidik ponsel di dekat jari-jari kakinya. Benda itu seharusnya tersimpan di dalam tas.

Lintang😈🌝
>bisa kita keluar sebentar ?

Pesan masuk yang diterima sadar atau tidak membuat Yasmine terkesiap. Jari-jari tangan seketika kaku, tidak mampu mengetik kata-kata. Gadis itu hanya bisa memandangi nama si pengirim. Reaksi dari pelepasan hormon dopamin, Yasmine berlari kecil ke jendela. Mengembangkan senyum melihat seseorang yang telah mengantarnya pulang, kembali. Berhenti tepat di depan pagar, memegangi ponsel di sebelah tangan.

Lantas Yasmine bercermin, sigap memperbaiki penampilan sebelum bertemu lagi dengannya. Nenek yang sedang menonton di ruang tengah, amat terkejut melihat sang cucu berlari menuruni tangga.

Girl AlmightyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang