Dia terdiam dalam posisinya. Sesibuk apa pun tiga orang teman bercakap di sisi, tidak mampu mengganggu perhatiannya. Gadis dengan lengan menenteng belanjaan beragam merek itu benar-benar tidak melepas pandangan dari lelaki berbaju coklat yang diketahui berdiri di antara keempat lelaki lain dan dua orang perempuan. Perlahan, bangkit sebuah kisah lama dalam kepala yang begitulah menyesakkan dada untuk diingat.
Boleh tidak terbilang lama, sebenarnya. Terhitung satu tahun lalu, awal dari kisah asmara si gadis dengan lelaki yang amat dia cintai--perasaan yang juga dirasakan sang kekasih. Bulan demi bulan dilalui bersama, banyak perbedaan yang saling melengkapi, walaupun persoalan latar belakang kerap menjadi peringatan. Hingga takdir harus berkata lain, kala si gadis meninggalkan bangku SMA-nya.
Ya, secara fisik memang umur si gadis lebih tua dari sang kekasih. Akan tetapi, kedewasaan pola pikir sang kekasih pemenangnya.
Kisahnya, si lelaki yang baru saja memasuki dunia putih abu-abu mendatangi pesta kelulusan sang kekasih sekaligus keberhasilannya menjadi mahasiswi baru di suatu universitas ternama. Perasaan berbunga-bunga mengiringi setiap langkah, pun genggaman erat nan bersemangat pada sepaket hadiah milik si gadis. Menjumpai sang kekasih langsung di hadapan kedua orangtuanya, di momen itulah si lelaki diperkenalkan sosoknya.
Reaksi tidak ditunjukkan secara lugas, tapi ke hati sang kekasih terasa kentara. Sang ibu memasang wajah dingin; mengisyaratkan kepada si lelaki bahwa kehadiran dirinya tidaklah akan diterima, dan mendiamkan kemudian. Sedikit berbincang atau menanyakan satu hal saja, tidak ada. Bahkan, pengabadian momen kebahagiaan sang anak mungkin 'rela' tidak terjadi jika sang suami tidak berinisiatif mengajak. Ketegangan antara seorang ibu dengan remaja labil itu pun teratasi oleh sikap-sikap ayahanda si gadis yang merupakan seorang polisi berpangkat perwira. Dia mengajaknya bercakap-cakap yang akhirnya dapat membuat lelaki itu merasa dirinya ada.
Tangisan dan kekecewaan bersatu kala si gadis menghilang tanpa kabar hampir dua minggu lamanya sejak perayaan hari itu dan sekembalinya dia langsung membawa kabar menggoreskan hati. Hubungan asmara yang telah dibangun penuh suka cita itu tidak dapat dilanjutkan. Dengan berat hati, si gadis meninggalkan semua kenangan indah bersama. Dan berakhir hubungan mereka, menyisakan sebuah alasan yang masih dirahasiakan gadis itu dari sang kekasih.
Tersenyum dan mengangguk, lelaki berbaju coklat itu, Lingga, pun melepas atensi dari gadis di seberang sana. Lingga telah berdamai dengan masa lalunya, tepat jika tidak meratapi lagi kisah menyakitkan itu. Bersama para sahabat yang telah membantu melepaskan masa-masa terpuruknya, Lingga mengarahkan kaki menuju food court.
"Dunia sempit amat, ya," celetuk Zaky.
Lingga mengedikkan bahu. "Mau makan apa nih?"
"Pengen suki-sukian, tapi uangnya enggak muat," ratap Jinan.
"Ini mau beda-beda atau satu tempat?" tanya Naufal.
Tanpa menimbang, Haviz langsung menjawab, "Beda aja."
Sambil memikirkan menu makan, tujuh remaja itu mengambil tempat duduk dari dua meja kosong yang disatukan kemudian. Pemandangan area food court ini terpantau lebih ramai dibandingkan lantai-lantai bawah yang merupakan area perbelanjaan. Orang-orang terlihat mengantre di setiap tenant, juga suasana simpang siur oleh suara mulut yang terdengar dari tiap titik meja.
"Gua mau katsu deh," ucap Zaky. "Duluan, ya. Ada yang mau juga enggak?"
"Mau!" seru Yasmine, kemudian memandang Lintang di sisi kanan. "Mau enggak? Nanti aku pesenin."
Jinan yang mendengar percakapan itu sontak membulatkan mata. "Hey! Denger enggak, gais? Ada yang ngomongnya aku-kamu nih!"
Akibat ucapan gadis itu, Yasmine dan Lintang serentak mendapat tatapan mematikan dari sahabat-sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty
ParanormaleEye-catching cover by @shemarpy Menjadi berbeda adalah hal yang cukup menyulitkan bagi Yasmine, tapi untunglah orang-orang di sekitar dapat menerimanya dengan terbuka. Namun, kecelakaan yang menimpa Yasmine di suatu sore siapa sangka perlahan-lahan...