🌸Hai, Pandu! Chapter Tiga Belas🌸

4.8K 677 60
                                    

"Kok makin hari makin cantik banget sih, Ta. Lo tipe gue banget tau nggak. Mau nggak lo jadi pacar gue?" Ragata yang saat ini sedang menatap ke samping seketika menatap Pandu dengan alis terangkat.

"Gila, lo ngajak gue main atau pacaran? Mudah banget lo nembak cewek kayak gitu. Mana mau cewek nerima lo kalau nembaknya kayak gitu?" Protes Ragata dengan ketus.

"Jadi lo mau di romantisin gitu?" Belum sempat Ragata menjawab, Pandu langsung memotongnya "Kalau mau gue romantisin tunggu 6 tahun lagi ya," ujar Pandu dengan wajah serius.

Ragata mengerutkan keningnya "6 tahun? Ngapain gue nunggu sampai 6 tahun?"

"Ya itu waktu yang pas buat kita nikah dan membina rumah tangga. Ada anak, ada kamu, terus lama lama jadi kita."

"Lo---"

"Udahlah gue mau pulang, udah magrib nih. Bye, calon istri. Hati hati ya di rumah." Kemudian, tanpa menunggu jawaban dari Ragata, Pandu berlalu meninggalkan Ragata yang terdiam dengan pikirannya.

Selepas Pandu pergi, Ragata memukul pipinya pelan "Ck, kok gue senang sih. Bisa bisanya gue baper gara gara ucapan ngawur dia. Mana mau dia nikahin gue, dia kan playboy."

🌸~•••~🌸

Pagi harinya, Pandu keluar dari kamar dengan seragam sekolahnya. Berjalan mendekati keluarganya yang berada di meja makan.

"Pagi."

"Pagi juga, Pandu," jawab mereka serempak. Pandu duduk didekat Elio dan meraih nasi goreng yang diberikan Hana untuknya. Makan dengan lahap sembari mengecek Pesan masuk dari ponselnya. Sekali kali Pandu berdecak saat teman temannya menyuruhnya untuk menjemput mereka satu persatu dengan mobilnya.

"Makan dulu Pandu, jangan mainin hp," ujar Hana memperingati. Pandu langsung menyimpan ponselnya di atas meja dan kembali makan.

Setelah selesai makan, ia berpamitan untuk sekolah. Menaiki mobil miliknya dan mobil pun mulai jalan. Di depan gerbang, ia berpapasan dengan mobil yang ditumpangi Ragata.

"HATI HATI PAK BAMBANG, ADA CALON ISTRI PANDU LOH DI DALAM," Teriak Pandu dengan lantang sembari tertawa saat melihat Ragata yang melototkan matanya kesal.

Sebelum mendengar kemarahan Ragata, ia memilih melajukan mobilnya dengan kecepatan paling kencang. Melewati jalanan yang cukup padat akan kendaraan. Ia akan menjemput teman temannya satu persatu di rumah mereka.

"Ngebut, Ndu, ngebut. Kita balapan dijalan raya," ujar Ota dengan sangat kencang. Mulai heboh deh teman teman Pandu.

"Yang paling kencang, Ndu. Kayaknya asik," timpal Ilham seraya mengangguk nganggukan kepalanya.

"Lo semua mau mati, kalau mau, ya ayo," ujar Pandu dengan serius.

"Ya nggak mati juga sih, Ndu. Ngebut, lebih asik," ujar Ikram yang duduk disebelah Pandu.

"Keadaan macet begini, lo semua mau gue ngebut?" Tanya Pandu sembari menatap jalanan di depan.

"Ya, kalau lo bisa sampai dengan selamat. Kita traktir lo hari ini," ujar Rimba, si ketua basis.

"Ok, siap lo semua?"

"SIAP!"

Beberapa detik kemudian, mobil Pandu melaju dengan sangat kencang. Di dalam mobil, teman teman Pandu sudah heboh dan memeluk satu sama lain.

Hai, Pandu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang