Tok....Tok..
Seketika, pintu kamar Ragata di ketuk dari depan. Mereka berempat saling menatap.
"Siapa tuh?" Tanya Amel penasaran. Ketiga gadis itu hanya menaikan bahu mereka. Ragata berdiri dan berjalan mendekati pintu diikuti teman temannya dari belakang.
Pintu kamar Ragata terbuka dan terlihat Karin yang berdiri di depan dengan tangan memegang sesuatu.
"Ada apa mi?" Tanya Ragata penasaran. Ketiga teman Ragata tersenyum saat Karin menatap mereka satu persatu. Karin tersenyum tipis sembari memperlihatkan barang ditangannya.
"Mami boleh minta tolong?" Ragata bergumam panjang.
"Boleh kok, Mi. Mami mau minta tolong apaan?"
"Mami mau minta tolong buat bawain oleh-oleh ini ya untuk tetangga depan. Rumahnya Om Daffa." Seketika keempat gadis itu saling menatap dengan senyuman misterius. Ragata meraih oleh-oleh ditangan Karin dengan antusias.
"Oh, ya ampun oleh-oleh buat Om Daffa ya. Siap Mi, Ragata sama teman teman bawain. Oh, iya, cuman ini yang mau dibawa?" Tanya Ragata memastikan.
"Iya, cuman itu. Emang mau dibawa apalagi. Tapi, nggak apa-apa teman teman kamu ikut? Mereka kan--"
"Nggak apa apa kok Tante. Nggak masalah heheh," ujar mereka bersamaan sembari tertawa kecil.
Mereka terlihat senang akhirnya mereka bisa ke rumah Pandu juga. Padahal, sedari tadi mereka memikirkan bagaimana cara mereka kesana. Dan untungnya, Karin meminta Ragata untuk membawa oleh-oleh ke rumah Pandu. Hah, kenapa bisa kebetulan seperti ini.
Keempat gadis itu pun berjalan menuju rumah Pandu. Ketika sudah berada di depan pintu, mereka terdiam dan saling menatap. Terlihat sekali jika mereka sedang gugup saat ini.
"Kita pulang aja deh, gugup banget gue."
"Lah, udah sejauh ini malah minta pulang? Kalau kita pulang, ini oleh-olehnya mau diapain?"
"Simpan aja di depan pintu. Nanti juga ada yang ambil."
"Ngaco, nanti...."
Ceklek...
Ucapan Ragata terhenti ketika pintu rumah Pandu tebuka. Mereka langsung menatap ke depan dengan serempak. Di depan sana, ada Ota yang baru saja membuka pintu. Padahal, mereka belum memencet bell rumah, tapi udah dibuka saja.
Ota yang baru saja membuka pintu seketika tersenyum malu malu. Ia berdehem pelan, lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan sok ganteng. Ia kembali berdehem untuk kedua kalinya.
"Eh, ada Neng Ragata ternyata. Kok bisa kebetulan kayak gini ya. Hmmm, mau ketemu Mama Hana ya?" Tanya Ota mencoba berbasa basi. Ragata yang ditanya pun tersenyum kalem. Ia bergumam panjang.
"Iya nih. Ada Tante Hana nggak di dalam?" Tanya Ragata sembari menatap ketiga temannya. Amel menatap Ota dari atas sampai bawah, lalu tersenyum tipis.
Leora menatap Ota biasa saja, tidak ada raut apapun kecuali wajah datarnya. Sedangkan Ifana menatap Ota dengan pandangan tidak berkedip. Ia berdehem pelan, lalu memperbaiki letak kerudung yang dipakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Pandu!
MizahPandu Aksara, orang orang biasa memanggilnya Pandu. Seorang laki laki berumur 17 tahun yang tidak pernah tau siapa orang tua kandungnya. Ia diangkat oleh seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang. Namanya Hana Karim. Pandu sering memanggilnya den...