"Neol, bangun." Manda masuk ke dalam kamar Neol sembari menbangunkan anak bungsunya itu. Waktu menunjukan pukul 9 pagi, namun putranya itu belum bangun juga. Hal itu malah membuat Manda semakin kesal dengan Neol.
Mata Manda menatap sekeliling kamar Neol yang terlihat berantakan. Baju kotor berhamburan dimana-mana, kemudian selimut beserta guling dan bantal terjatuh di atas lantai. Kepala Manda menggeleng pelan. Melihat betapa kotornya putranya ini membuat ia menjadi sangat pusing.
"Neol bangun nggak kamu. Jam segini belum bangun juga. Nggak malu apa sama anak tetangga yang selalu bangun pagi. Bangun nggak!" Suara Manda yang terlalu kencang membuat tidur Neol terganggu. Apalagi tangan Manda yang menarik-narik tubuhnya. Bukannya bangunin baik-baik, eh ini malah kasar begini. Bundanya Neol memang sangat galak.
Neol bangun dari tidurnya dan menatap wajah galak Manda yang berada di sampingnya. Ia masih terdiam dan tidak mengeluarkan suara. Matanya terlihat sayu dan masih mengantuk.
"Pulang jam berapa kamu tadi malam?" Tanya Manda dengan wajah galaknya. Neol menghela nafas panjang.
"Jam 1 Bund," jawab Neol dengan suara pelan.
"Emang ngapain aja sih di luar sana sampai jam 1 kamu pulang. Masa sekolah dari jam 7 kok pulangnya jam 1 malam."
"Main Bunda."
"Main kok sampai tengah malam."
"Ya namanya anak muda kok." Manda tidak membalas ucapan Neol. Ia malah menatap baju yang berserakah di atas meja.
"Cuci itu baju kamu. Jangan suruh bibi buat cuci. Jadi anak cowok jangan manja. Setelah mandi dan cuci baju, kamu keluar buat makan." Setelah berkata, Manda keluar dari kamar Neol.
Neol menidurkan kembali tubuhnya di atas kasur seraya meratapi nasibnya, "galak banget njir emak gue. Kabur dari rumah, nggak apa apa kali ya."
🌸~•••~🌸
Ragata menyiram bunga yang berada di depan rumah seraya mendengarkan musik dari earphone yang berada di kupingnya. Sekali-kali ia akan mengikuti lirik dari lagu. Sabrina keluar dari rumah dan menatap kakaknya tersebut sembari duduk di teras. Ditangannya terdapat kue yang dibuat bibi tadi pagi.
"Semangat nyiram bunganya kak." Ragata menatap Sabrina yang duduk di teras. Ia tersenyum, lalu melepas earphone di kupingnya.
"Lagi makan apa Dek?" Sabrina menatap kue di tangannya. Lalu, memperlihatkan kue itu kepada Ragata.
"Makan kue."
"Kok adek nggak pakai kerudung?" Ragata mematikan air yang mengalir dari selang. Lalu, menyimpan selang di tanah. Ia berjalan mendekati Sabrina dan duduk didekat adiknya tersebut.
"Kan lagi di rumah kak."
"Lain kali kalau di luar kayak gini pakai kerudung ya Dek. Kalau tiba-tiba ada orang lain yang datang ke rumah, terus aurat Adek dliat orang gimana?"
"Iya, lain kali adek pakai kerudung kalau di depan rumah kayak gini." Ragata dan Sabrina berbincang dengan pelan. Lalu, Sabrina memberikan kue yang berada ditangannya kepada Ragata.
"Udah kenyang, kakak makan punya Adek ya." Ragata meraih kue yang berada ditangan Sabrina, lalu memakannya. Ragata menepuk-nepuk tangannya saat kue ditangan sudah habis.
Setelah itu, Sabrina pamit untuk masuk kembali ke dalam rumah meninggalkan Ragata yang sedang membalas pesan dari teman-temannya.
Saat Ragata sedang fokus dengan ponselnya. Suara klakson terdengar dari depan membuat Ragata yang tadinya fokus dengan ponselnya mengalihkan tatapannya ke depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/258483923-288-k166361.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Pandu!
HumorPandu Aksara, orang orang biasa memanggilnya Pandu. Seorang laki laki berumur 17 tahun yang tidak pernah tau siapa orang tua kandungnya. Ia diangkat oleh seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang. Namanya Hana Karim. Pandu sering memanggilnya den...