Pandu yang saat ini sedang mengendarai motornya menoleh kebelakang dimana ia mendengar suara rentetan sepeda motor mengarah kearahnya. Ditengah jalanan yang sepi pengendara, ia mengendarai motornya dengan santai. Sekali kali, ia melantunkan ayat kursi. Ia bukannya takut, hanya saja, rasa sunyi yang ia rasakan membuat ia melantunkan ayat kursi untuk membunuh kesunyian. Saat ini, waktu menunjukan pukul 2 pagi.
"WOI, BERHENTI LO ANJING!"Teriak seseorang dari belakang. Pandun menoleh ke belakang dan melihat beberapa sepeda motor mengarah kearahnya. Ia kembali menoleh kedepan sambil berdecak kasar.
"Sialan!"Pandu mempercepat laju motornya menjauhi beberapa motor yang mengejarnya dari belakang.
"WOI, BERHENTI NGGAK LO! PANDU!!! WOI, SIALAN!"Teriak seseorang dari belakang, hingga salah satu dari merekapun sudah berada disamping motor Pandu.
Pandu menoleh ke kiri "APA LO BANGSAT!"ia berteriak dan mengacungkan jari tengahnya "FUCEK LO SEMUA!"
Orang orang yang mengejar Pandu lantas menatap Pandu marah. Hingga, dua motor pun berada disamping kiri dan kanan Pandu. Pandu tentu saja terkejut dan ada sedikit takut yang dirasakannya. Ia hanya sendiri, sedangkan orang yang mengejarnya sekitar 20 lebih. Pandu bersiap menambah laju motornya. Namun naas, kedua orang yang dibonceng di motor yang berada disamping kiri dan kanan Pandu, masing masing mengeluarkan satu balok kayu, dan...
Brak....
Brakkkk....Pukulan demi pukulan mengenai punggung Pandu yang saat ini sedang berkendara, hingga motor yang ia kendarai sedikit oleng. Untung saja ia masih bisa menahan, tapi hal itu hanya sebentar, hingga tak lama, motor milik Pandu terjatuh setelah salah satu dari mereka menendang motor Pandu dengan sangat kencang.
Brakkkk.....
Motor Pandu bergelinding sangat jauh, sedangkan Pandu sudah jatuh tengkurap sambil merintih kesakitan. Orang orang yang mengejarnya tadipun turun dari motor dan mendekati Pandu yang sudah terlihat mengenaskan dengan darah segar yang mengalir dari kepalanya. Tadi, Pandu memang tak memakai helm hingga kepalanya terbentur aspal dan batu.
Salah satu dari mereka menarik kaki Pandu dan membawanya kearah motor vespa hitamnya. Bukannya merasa kasihan, mereka malah tertawa seraya menendang tubuh Pandu seakan Pandu adalah sampah. Pandu hanya merintih kesakitan tanpa bisa melakukan apapun. Karena tubuhnya saat ini terasa sangat sakit.
"Lo udah ngeroyok teman teman kita sampai mereka masuk rumah sakit. Dan saat ini, tinggal kami yang bantai lo hari ini! Gimana? Enak kan rasanya dibantai?"Mereka semua pun tertawa terbahak-bahak saking senangnya melihat Pandu tak berkutik.
"Nggak ada yang mau bantuin lo Ndu, Ndu. Kasian banget sih. Tinggal tunggu ajal menjemput aja, terus mati deh"Mereka kembali tertawa kesenangan tanpa tau bagaimana penderitaan Pandu diatas aspal.
"Kita pergi aja deh. Datang orang, mampus kita"
"Sebelum pergi, kita--"
Brak..
Brak...Beberapa pukulan kembali mengarah ke tubuh Pandu, hingga Pandu kembali merintih. Setelah itu, mereka pun pergi tanpa ingin membantu Pandu sama sekali.
Selepas mereka pergi. Pandu merintih kesakitan. Kepalanya pusing dan tubuhnya terasa sangat sakit.
"Ma, sakit"Rintih Pandu seraya memanggil ibunya berkali kali. Tangannya merogoh kantung celana dan meraih ponsel miliknya. Dengan tangan yang lemas, ia menelpon salah satu temannya yang berada di basecamp.
"Halo, Ndu. Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam. Gue di jalan C, kesini cepat!"
🌸~••••~🌸
Setelah teman teman Pandu datang ditempat tujuan, akhirnya Pandu dibawa kerumah sakit. Mereka ingin menghubungi keluarga Pandu, namun Pandu menyuruh mereka untuk tidak menghubungi keluarganya. Ia tak ingin mereka khawatir, apalagi ibunya, ia tau bagaimana sifat ibunya itu. Jika tau Pandu masuk rumah sakit karena di keroyok musuh, bisa bisa ia tidak disuruh untuk nge-kost kembali.
Ia tak mau, dan tak akan pernah mau.
Ia suka tinggal sendiri. Ia bisa melakukan hal hal semaunya. Pulang tengah malam, dan bermain bersama teman sepuas mungkin. Jika tinggal bersama Hana, ia akan di kekang dan menyuruhnya untuk pulang tepat waktu. Hah! Seperti anak perawan saja.
Setelah beberapa jam berada dirumah sakit, Pandu terbangun dari pingsannya "Eh, Pandu udah bangun coy"Ikram yang pertama sadar jika Pandu telah bangun.
Teman teman Pandu pun berjalan mendekati Pandu dan menanyakan beberapa pertanyaan.
"Ndu, gimana keadaan lo?"
"Ndu, siapa yang ngeroyok lo tadi? Biar kita yang bantai balik"
"Lo udah nggak apa apa kan?"
Dan beberapa pertanyaan lain.
Pandu memutar kedua matanya males "Bisa diam nggak sih! Gue nggak papa. Anak laki, sakit begini sih biasa aja. Kalau udah sekarat, baru itu yang ada apa apanya"
"Biasa aja, orang kepala sama semua tubuh lo berdarah semua. Sok tangguh lo!"
"Iya nih. Kita semua khawatir tau nggak. Kita kira lo udah mati Ndu, tadi. Kepala lo keluar darahnya deras banget. Terus badan lo lecet semua. Gue hampir nangis tau Ndu, tadi"
"Lebay!"Ujar teman teman Pandu serempak.
"Gue nggak lebay, cuman kasihan aja sama Pandu"Ujar Ikram dramatis seraya memukul dadanya pelan. Matanya menatap teman temannya dengan mata berkaca kaca.
"Gue timpuk juga lo! Jijik gue lihatnya Ram, jijik gue, jijik!"Semua teman teman Pandu tertawa sambil memukul tubuh Ikram berkali kali. Pandu yang sedang berbaring saat ini ikut tertawa.
"Eh, Ndu. Emang nggak papa kita nggak hubungi keluarga lo?"Pandu mengangguk.
"Nggak papa. Nanti kalau mama tau gue masuk rumah sakit karena di keroyok, bisa bisa gue nggak disuruh nge-kost lagi. Emang lo semua mau gue nggak kost lagi? Kalau gue nggak kost, bisa bisa lo semua udah nggak bisa makan enak lagi di kost gue"
"Iya juga ya. Benar kata Pandu. Kalau Pandu nggak kost lagi, bisa bisa gue nggak makan enak lagi"
"Kalau Pandu nggak kost lagi, bisa bisa, gue nggak makan mi samyang lagi"
"Kalau Pandu nggak kost lagi, bisa bisa, gue nggak makan pizza lagi. Kan gue makan pizza pas Pandu jadi orang kaya"
"Kalau Pandu nggak kost lagi, bisa bisa gue nggak makan ice krim lagi"
"Kalau Pandu nggak kost lagi, bisa bisa, gue nggak dapat rokok gratis lagi"
"Kalau Pand---"
"Diam nggak woi! Dasar teman teman laknat! Pusing gue dengarnya. Bukannya membaik, sakit gue malah makin bertambah tau nggak!"
"Ini nih yang dinamakan teman laknat!"
"Tapi Ndu, lo beneran udah nggak papa sekarang?"
🌸~••••~🌸
#Cerita ini memang nggak jelas banget! Jadi, kalau nggak suka silahkan keluar, HAHAHAH.
#Cerita ini hanya kumpulan orang orang miskin. Teman teman Pandu bukan orang orang kaya ya teman teman. Mereka cuman orang biasa aja yang mau jadi kaya, tapi nggak kaya kaya.
Apasih gue. Udahlah, nggak jelas banget😥
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Pandu!
MizahPandu Aksara, orang orang biasa memanggilnya Pandu. Seorang laki laki berumur 17 tahun yang tidak pernah tau siapa orang tua kandungnya. Ia diangkat oleh seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang. Namanya Hana Karim. Pandu sering memanggilnya den...