🌸Hai, Pandu! Chapter Tiga🌸

6.9K 679 8
                                    

"Kok bisa di keroyok?"Pandu yang baru saja tiba di basecamp langsung melihat keadaan Ota yang wajahnya terlihat babak belur disekujur wajahnya "Terus Ota udah nggak papa kan?"

"Tadi, Ota mau ke sekolah. Tapi sebelum itu dia mau ke pasar. Kan pasar dekat rumah Ota kan jalanannya sepi, jadi disitu mereka langsung cegat Ota dan ngeroyok Ota sampai kayak gini"Jelas Rimba, ketua basis "Kayaknya yang ngeroyok Ota, orang orang yang ngeroyok lo kemarin deh Ndu"Rimba terdiam sejenak "Ota udah nggak papa sih, dia udah bangun tadi. Tapi tidur lagi karena merasa pusing"

"Nggak bisa dibiarin ini mah, kita harus balas lah!"Ujar Pandu kesal.

"Kita memang mau balas tadi, tapi kita juga bingung sebenarnya anggota mana yang ngeroyok Ota. Anak anak lagi cari tau"Pandu menghela nafas kesal, lalu menatap Ota yang tertidur.

"Woi, kita mabal kuy. Nggak usah ke sekolah ya. Ndu, nggak usah ke sekolah ya, kita mabal. Kumpul di halte lebih seru sambil godain cewek sekolah sebelah"Tio, yang baru saja tiba mengajak Pandu dan juga Rimba untuk ikut mabal. Lumayan, jam sudah menunjukan pukul 08.00. jadi, jika kembali ke sekolah tidak akan mungkin. Karena pagar sudah ditutup.

"Gue mau sih mabal, tapi jangan kasih tau mama ya"

"Yeee dasar anak mama. Iya dah, nggak bakal kasih tau mama Hana. Papa Daffa juga nggak bakal dikasih tau. Asal ada uang rokok"

"Sialan! Nggak jadi mabal dah gue, mau balik sekolah aja"

"Yee jangan Ndu. Bercanda tadi ah!"

"Yaudah ayo"

"Ya ayo"

🌸~•••~🌸

"Eh, tadi malam Ragil ajak balapan. Lumayan sih uangnya, bisa beli makanan buat satu minggu"Sampai di halte, Ilham langsung angkat bicara tentang Ragil yang ajak balapan "Tapi katanya dia mau balapan sama lo Ndu. Lo mau nggak?"

"Kok gue?"Protes Pandu kesal.

"Ya nggak tau, Ragil yang mau"

"Gue nggak bisa kalau sekarang. Yang lain Ada deh"Tolak Pandu.

"Ragil mintanya lo Ndu. Bukan yang lain"Pandu terdiam tak menanggapi "Pasti takut ketauan Mama Hana kan?"Pandu masih terdiam "Nggak takut elah, kita nggak bakal ngadu kok. Tenang aja. Kalau ada masalah kita bakal beresin. Ayolah Ndu, lumayan uangnya 3 juga"

Pandu masih terdiam "Gue pikirin dulu deh!"

"Gitu dong, baru namanya Pandu"

"Bagi rokok elah!"Pandu meraih rokok ditelinga Rimba sembari meraih korek api ditangan Ikram.

Pandu membakar ujung rokok, ia hirup rokok itu hingga asap mengepul keluar dari lubang hidung dan mulutnya. Pandu tertawa mendengar candaan teman temannya sekaligus menceritakan kisah cinta mereka dengan sang pacar. Iya, mereka suka menceritakan tentang pacar mereka ke teman teman mereka sendiri.

Dan untuk Pandu, ia tidak pernah pacaran, dan untuk itu, ia tidak pernah bercerita tentang perempuan. Ia hanya menanggapi cerita teman temannya yang suka kelewat batas.

"Woi, lihat tuh ada cewek sama cowok disana. Kayaknya mereka lagi adu cekcok deh"Ujar Tio seraya menatap aksi kedua orang disana.

Pandu tak menanggapi, ia hanya cuek saja. Lebih mementingkan rokoknya daripada orang asing.

"Wihh iya beneran, kayaknya mereka lagi cekcok. Tapi cekcok tentang apa ya?"

Hai, Pandu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang