~Maaf ya karena Updatenya lama. Author gue lagi banyak tugas, makanya cerita kehidupan gue belum dilanjut lanjut. Di Part ini, gue ada ceramah singkat, hahaha, biasa, gue dari kecil punya cita cita jadi ustadz, tapi nggak kesampaian. Pengennya sekolah di pesantren malah nggak jadi terus. Jadi lah gue sekolah di sekolah biasa, dan bertemu dengan teman teman laknat gue, yah kayak yang sekarang ini, bukannya jadi ustadz, gue malah jad---~ Pandu.
~~~~~~~~~
"Mau kemana, Ndu?" Pandu yang baru saja keluar dari kamar seketika menatap ke depan. Ia terdiam sejenak dan bergumam panjang.
"Mau ke luar, Ma," jawab Pandu sedikit ragu. Jika dipanggil saat akan ke luar seperti ini, pasti Hana akan melarangnya untuk pergi.
Hana membulatkan bibirnya sembari mengangguk, "ke luar ketemu teman teman kamu?" Pandu mengangguk pelan.
"Ya, iya. Tapi untuk sekarang, Pandu mau ngajakin anak gadis orang jalan jalan. Terus, pas malam nanti baru ketemu teman teman." Pandu menjelaskan dengan serius.
Hana lagi lagi mengangguk, "emang, anak gadis siapa yang mau kamu ajak jalan jalan?"
"Tuh, di depan."
"Ragata?" Pandu mengangguk.
"Jangan bawa lari anak orang, ya. Kalau sampai kamu bawa lari anak gadis orang, tunggu aja kamu sampai rumah." Mata Hana memicing tajam. Dengan segera Pandu membantah.
"Nggak mungkin bawa lari juga kali, Ma. Nanti Pandu juga bakal balikin Ragata ke Mak, Bapaknya. Lagian, Mama ngomongnya ada ada aja."
"Ya, Mama takut aja kamu bawa lari anak orang. Kan udah banyak kejadian tuh, yang perempuan tiba tiba hamil di luar nikah. Terus, yang lakinya malah nggak mau tanggung jawab. Mama takut aja, kamu juga kayak gitu."
"Ya nggak lah, Ma. Pandu itu bukan orang yang kayak gitu kok. Yah, walau pun Pandu nakal, suka tawuran dan ngerokok. Kalau masalah hancurin perempuan, itu bukan Pandu banget, Ma." Hana mengangguk dan tersenyum.
"Oke, pergi sana. Tapi, nanti malam jangan pulang malam malam. Kalau bisa, kamu pulang jam 9."
"Iddih, udah kayak anak perawan aja nyuruh pulang jam segitu. Jam 1 ya, Ma, heheh."
"Nggak, enak aja kamu. Mama cuman nggak mau kamu sakit tau nggak. Begadang sampai jam 2, terus bangun jam 5, dapat penyakit nanti kamu sendiri yang susah." Pandu bergumam panjang.
"Ya, udah. Pandu berangkat dulu, Ma. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam. Hati hati, Nak."
"Jadi, kita mau ke mana, nih?" Tanya Pandu saat sudah berada di depan Ragata. Ragata terlihat berpikir sebentar, llu menatap Pandu sembari bergumam panjang.
"Hmm, gimana kalau makan bakso di penjual kaki lima? Enak tuh kayaknya," usul Ragata sembari tersenyum. Pandu mengangguk dan mengiyakan.
"Hmm, ada penjual langganan gue sama teman teman. Tapi, adanya di depan sekolah gue. Mau nggak lo ke sana?" Usul Pandu sembari menatap Ragata yang sedang terdiam.
"Boleh aja sih, yuk." Ragata mulai menaiki motor Pandu dan bersiap ke rempat langganan Pandu. Berhubung hari ini sabtu, dan nanti malam, malam minggu. Ia ingin puas puas jalan jalan. Lumayan, bisa jalan jalan bareng orang ganteng, hehehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Pandu!
ComédiePandu Aksara, orang orang biasa memanggilnya Pandu. Seorang laki laki berumur 17 tahun yang tidak pernah tau siapa orang tua kandungnya. Ia diangkat oleh seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang. Namanya Hana Karim. Pandu sering memanggilnya den...