B-P #30

3.7K 512 93
                                    

#30 :: BITTERSWEET BY J

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#30 :: BITTERSWEET BY J

Apa yang kamu anggap biasa, belum tentu jadi biasa juga untuk Doyoung, Anggia. Harusnya kamu tau itu setelah dia nyatain perasaannya sama kamu

*

"Lama," adalah sambutannya begitu aku sampai di lantai dua.

"Gak bosen gitu ngomel mulu?" balasku tidak kalah sengit.

Jaehyun hanya menghela napas malas kemudian berjalan lebih dulu untuk membuka pintu berwarna abu-abu. Selagi mengekor, mataku yang semula terpaku pada punggungnya kini menemukan banyak hal menarik untuk diperhatikan. Apa lagi kalau bukan kamarnya, kamar seorang Jaehyun.

Hal pertama yang menyambut indra lihatku adalah meja belajar di depan sana, bersanding dengan sebuah rak empat tingkat dimana dua terbawah berisi buku, sementara sisanya dipenuhi action figure dari film Marvel yang terus mengular sampai satu lemari kaca yang tingginya menyaingiku.

Selagi menyadari hal lain yang Jaehyun suka, mataku jatuh pada sebuah ranjang berukuran sedang yang aku rasa cukup untuk dua orang. Dan, kenapa juga irama jantungku malah naik tempo sekarang?

"Mau pake ini, gak?" pertanyaan Jaehyun buatku buru-buru mendekat padanya yang sudah berdiri di depan lemari dua pintu yang satunya terbuka.

"Kamu mau bikin aku kaya orang-orangan sawah apa gimana, hmm?" balasku, menatap bergantian Jaehyun dan kaos berwarna biru di tangannya.

Jaehyun menggaruk pelipisnya kemudian kembali pada isi lemari. "Ini gimana? Udah gak baru tapi," katanya, membawa kaos lain berwarna hitam yang ukurannya lebih masuk akal.

Aku mengangguk kemudian menerima kaos itu bersama sebuah celana training berwarna senada.

"Kamar mandinya di sana," terang Jaehyun menunjuk pintu berwarna putih. "Aku tunggu di bawah."

Sekali lagi aku hanya bisa mengangguk, berharap Jaehyun cepat-cepat meninggalkanku yang jantungnya sedang bergemuruh.

"Handuknya udah aku taro dalem," tambahnya lalu berjalan mundur hampir keluar pintu saat dia bicara lagi. "Jangan lupa rambutnya dikeramasin biar gak pusing abis kena ujan."

Sambil memeluk baju, aku mengangguk lagi.

"Aku tunggu di bawah," katanya sebelum benar-benar menutup pintu kamar.

Sepeninggalnya, aku hanya bisa memejam mata lalu berjingkrak saking lelahnya menahan banyak hal dalam diriku, salah satunya adalah keinginan untuk meneriaki Jaehyun agar cepat keluar karena jantungku sudah berdetak melebihi tempo normal hanya karena berada di dalam kamar berdua saja dengannya.

Setelah menghabiskan waktu tiga puluh menit, kini aku menuruni tangga dengan handuk menyampir di sepanjang bahu. Selain untuk menghalau rambut basahku agar tidak menempel dengan baju, juga menutupi dadaku yang branya cukup basah sampai meninggalkan bercak air yang tembus sampai ke lapisan baju. Hadeh, kalau tahu begini harusnya tadi aku memaksakan diri untuk manjat pohon ceri dekat kamarku.

BEM Playlove [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang