B-P #01

14.5K 946 166
                                    

#01 :: HALLO ANGGIA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#01 :: HALLO ANGGIA

Tangannya terlipat di depan dada sementara sepasang netra itu seperti mata merah menyala di atas sebuah menara dalam film The Lord of The Rings yang mengawasi setiap gerakanku sekecil apapun

*

Auditorium kampus yang biasa diisi acara penting kini menampung barisan tiga puluh dua mahasiswa lengkap dengan almamater juga wajah serius sambil mengangkat tangan kanan dengan sudut sembilan puluh derajat, memandang lurus ke depan dimana ada seorang laki-laki dengan wajah tak kalah serius memegang buku terbuka juga bersumpah dengan tangan sama terangkat di depan standing mic.

Suara laki-laki itu memimpin kami sesuai jabatan yang kini tersampir di bahunya.

Di sekitar kami berjajar para saksi yang terdiri dari dosen, staff, perwakilan Himpunan Mahasiswa (Hima), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), juga beberapa organisasi eksternal kampus, memberi tatap penuh harap bahwa barisan kalimat yang baru saja mengudara dari mulut kami adalah janji yang siap ditepati dalam masa tugas satu semester ke depan.

"Dengan terucapnya sumpah, BEM Universitas SM periode 2019-2020 resmi terbentuk. Dan saya harap ke depannya, apa yang baru kalian ucapkan bukan sekedar janji tanpa bukti."

Aku juga mereka yang berdiri di sekitarku mengangguk penuh tekad, berusaha mengambil percaya rektor kami yang kini memulai tepuk tangan pertama lalu disusul yang lain.

Ah, akhirnya aku resmi menjadi bagian BEM. Organisasi yang bagi sebagian orang mencerminkan keadaan kampus itu sendiri. Mungkin benar, atau bisa juga tidak. Aku tidak terlalu paham, sebab keberadaanku di sini bukan hasil niat, namun paksaan dari seseorang.

Tapi jangan pikir apa yang kudapat adalah sebuah priviledge. Sama sekali bukan. Seperti yang lain, untuk mengisi kekosongan posisi, serangkaian seleksi tetap kulewati.

Usainya acara formal, kami satu persatu berjalan keluar auditorium hingga tiba-tiba seseorang menepuk pelan bahuku.

"Anggi jadi sekertaris negara, ya?" pertanyaan Yeri kubalas anggukan dengan senyum.

"Lo bendahara, 'kan?" tanyaku setengah basa-basi, dia mengangguk datar. "Kok lesu?"

"Gue udah pusing sama seminar, eh sekarang malah harus ngurusin masalah keuangan BEM. Gimana gak lesu coba?" jelas Yeri.

"Terus kenapa nyalonin diri kalo pusing?"

"Dipaksa, biasa."

Aku mengangguk paham. Di kampusku memang sulit mendapat pelamar tepat untuk tiap posisi BEM. Bukannya kebanyakan dari mereka dianggap kurang kompeten, tetapi alasan beberapa pendaftar biasanya hanya ingin ambil bagian untuk sekedar pamer atau memperbagus CV. Tapi tidak semua loh ya, hanya beberapa.

BEM Playlove [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang