#13 :: CAT MERAH CACA
Jangan nyalahin diri sendiri. Kita perbaiki sama-sama, ya?
*
Dengan rambut dililit handuk, aku mulai mereview hari ini---hari penuh kejut dari Jaehyun dan sikap anehnya. Aku yakin dia belum masuk kategori bipolar atau gangguan emosi lainnya, tapi kenapa suasana hati cowok itu terus berubah-ubah menyaingi posisi roller coaster di Dufan sana?
Suatu hari dia bisa terlihat begitu terganggu dengan kehadiranku, namun di hari lainnya dia bisa bertingkah seperti aku adalah temannya.
Tapi hari ini, tiga jam yang lalu, dua iris matanya berhasil memacu debaranku dengan maksud yang baru.
Tuhan, Jaehyun itu kenapa, sih?
Semenjak mengenalnya, semester tujuhku tidak lagi diisi hari-hari penuh keluh-kesah soal beratnya tugas kuliah atau betapa rindunya aku pada milk shake depan kampus dimana abangnya masih pulang kampung.
Soal apa yang Jaehyun lakukan di gelapnya ruang OB tadi, salahkah aku jika berpikir mungkin saja Jaehyun... tapi mana mungkin. Aku dan Jaehyun, satu-satunya hubungan yang terjalin di antara kami adalah ketua dan sekretaris BEM.
Iya, aku tidak bisa berteman dengannya. Jaehyun tidak seperti Doyoung, Mark, Yuta, atau teman cowokku yang lain.
"Anggia?"
Suara Bunda datang bersama sosoknya yang muncul di balik pintu. Dengan gelas berisi teh, Bunda duduk di tepi ranjang.
"Minum dulu biar gak masuk angin. Gak baik mandi malem-malem soalnya. Apa lagi sampe keramas gitu."
Menuruti Bunda, aku menyesap teh yang perlahan membantu tubuhku lebih tenang. "Kepala Anggi panas, Bun. Rasanya kalo gak keramas, Anggi pasti gak bisa tidur nanti."
Bunda menyentuh keningku dengan punggung tangan kemudian beralih ke pipi. "Tugas BEM berat banget ya, Nggi?" Bunda mulai cemas.
Aku menggeleng pelan lalu memainkan tepi gelas sebelum bersuara rendah. "Lebih berat ngadepin ketuanya, Bun."
"Jaehyun?" tebak Bunda cepat.
Ah, aku lupa kalau Bunda kenal Jaehyun. "Iya, si rese itu suka banget bikin Anggi sakit kepala."
Aku bersandar di bahu Bunda, menatap kosong deretan polaroid yang tergantung di dinding.
"Masa sih, Nggi?" Bunda tidak percaya. "Menurut Bunda, Jaehyun itu baik dan sopan banget loh, nak. Bunda malah percaya kalo dia bisa ngejaga kamu."
Spontan aku menarik diri, menatap Bunda dengan kerucutan di bibir sebab tidak terima dengan statement yang baru saja aku dengar.
"Dih, apaan! Jaehyun itu sukanya nyusahin Anggi, Bun. Dia tuh seneng banget bikin Anggi jadi penjahat dengan sikap kekanak-kanakannya. Anggi gak bisa deket-deket sama cowok kaya Jaehyun," tegasku dengan intonasi tinggi, mengisi sepinya ruang pukul sebelas malam---meski aku yakin Jaemin masih main game di balik selimutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEM Playlove [✓]
Fanfiction"Harusnya dari awal kita fokus bangun BEM, bukan perasaan." --- start: 20/05/2020 end: 26/05/2021 ©Kharisma Dee, 2020