#18 :: DO FUN
Aku mendengar seseorang baru saja berbisik sangat dekat dengan telingaku. Buatku perlahan membuka mata, menoleh ke arah sumber suara dan menyesal saat dua netranya sepenuhnya milikku
*
Orang bijak bilang, sebenarnya jatuh cinta itu cuma usaha sia-sia yang ujungnya pasti membuat luka. Karena kalau tidak ditinggal pergi, ya ditinggal mati---intinya sama-sama kehilangan.
Tapi meski resikonya se-ekstrem itu, jutaan ribu orang sudah membuktikan bahwa banyaknya kenangan bisa saja mengisi kekosongan, hadir bagai sosok rindu selagi membuat luka.
Pokoknya, jatuh cinta itu memang indah, tapi tidak mungkin selamanya, karena hukum akhirnya selalu sama. Meninggalkan atau ditinggalkan.
Dan aku tahu rasanya ditinggalkan dengan alasan yang mereka bilang klasik. "Aku gak bisa bagi waktu, Nggi. Dan setelah semuanya, aku minta maaf karena ada di hadapan kamu dengan kalimat paling pahit dari perjalanan panjang ini. Kita putus," katanya, di suatu sore di akhir bulan september empat tahun lalu.
Aku sudah melupakannya, cinta pertamaku. Tapi sampai kapanpun, luka itu tetap ada di sana, jauh di dalam hati lalu diam-diam mengikis rasa percayaku pada sebuah hubungan. Karena aku tahu, indahnya pernyataan cinta pasti satu paket dengan luka.
Itu pendapatku yang berdasar pada pengalaman sendiri, aku yakin banyak yang tidak setuju, tapi tidak apa-apa. Aku memang hanya salah satu perempuan kurang beruntung yang begitu bergantung lalu lupa caranya berdiri tegap sendiri saat tempat menggantung itu tiba-tiba roboh.
Pelajaran yang aku ambil dari perjalanan cinta bodoh masa SMA itu adalah, lo manusia, Nggi. Bukan jemuran, jadi jangan ngegantung, please.
Ah, aku mungkin benar-benar sakit sekarang sampai mengingat masa lalu dalam gelapnya ruang, sampai kepala yang semula terasa berat berangsur membaik. Sudah kukatakan, saat sakit, aku hanya butuh tidur.
Aku berusaha menjangkau dunia nyata, membangkitkan otak dalam kepala untuk merangsang bagian kelopak mata agar terbuka, perlahan tapi sempurna.
Lampu di atas kepalaku tidak menyala, menandakan bahwa hari masih terang.
Meski masih sedikit pusing juga merasakan hidung tersumbat, aku berangsur sadar, lalu memutar arah pandangku sampai tiba-tiba menangkap keberadaannya.
Matanya terpejam selagi bersandar, membuatku bebas mengamati leher jenjangnya yang sedikit tertarik ke belakang, lalu satu tangannya terlipat depan dada, sementara lainnya ada di atas kepalaku.
Aku melirik bantalan sofa di atas pahanya yang menyangga kepalaku yang pasti membuat dua kakinya pegal setelah ini.
Aku melirik jam dinding di belakang kepanya yang buatku menyadari bahwa aku sudah terlelap hampir satu jam, mengingkari janjiku pada Jaehyun yang masih mengarungi dunia mimpi entah sejak kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEM Playlove [✓]
Fanfiction"Harusnya dari awal kita fokus bangun BEM, bukan perasaan." --- start: 20/05/2020 end: 26/05/2021 ©Kharisma Dee, 2020