B-P #02

6.3K 773 44
                                    

#02 :: INI JAEHYUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#02 :: INI JAEHYUN

Pantas saja mereka jadi ketua dan wakil. Taeil pasti mampu menurunkan tensi Jaehyun. Mirip tukang galon dan gas

*

Memasuki minggu kedua di bulan februari, aktivitas kampus belum terlalu padat, justru baru dianggap benar-benar masuk bahan ajar, karena biasanya kebanyakan dosen hanya memberi pengarahan mengenai jalannya perkuliahan untuk satu semester ke depan atau biasa disebut silabus saat minggu pertama kuliah. Meski tidak semua begitu, hanya kebanyakan.

Aku baru mengeluarkan binder dan pulpen dari tas saat Mark melambai padaku dari pintu. "Kosong, 'kan?" tanyanya sambil melirik bangku sebelah yang kubalas anggukan.

Cowok yang gemar menggunakan kemeja flannel kotak-kotak itu dengan napas tersengal merapikan tas dan almamater yang tadi di genggamnya setelah duduk.

"Abis marathon?" sindirku, buatnya melirik botol minum di atas meja.

"Minta ya, Nggi?" Mark sudah menyambar air mineral dinginku saat dia minta izin tanpa niat kujawab. Kalaupun bilang tidak, apa mungkin dia akan mengembalikan apa yang sudah ditenggak ke dalam wadahnya semula? Jadi biarkan saja.

"Tadi gue abis dorong motor dari kolong," jelasnya usai meminum lebih dari setengah isi botol.

Mataku membelalak tidak percaya. "Berniat nambah otot lo?!"

"Yeee, bukan gitu. Jadi ban gue itu bocor kena paku. Dan gue yakin banget ada yang sengaja nebar di situ."

Aku berpikir sebentar, mengingat apa saja yang tersedia di daerah jembatan layang yang biasa disebut anak kampus dengan sebutan 'kolong' kemudian menemukan sesuatu.

"Tapi bukannya deket situ ada tukang tambal ban, ya? Yang deket pom bensin itu loh."

Mark mengangguk sambil menghapus jejak keringat di dahi dengan lengan bagian dalam. "Iya ada. Tapi gue gak nambal di situ."

"Lah kenapa? Tutup? Atau lo gak ada duit?" tubuhku sepenuhnya miring ke arah Mark yang menggeleng.

"Karena gue kena paku deket situ, jadinya gue simpulin kalo tukang tambal ban di situ yang sengaja nebar pakunya biar dapet pelanggan. Karena gue kesel, gue bales aja buat gak nambal ban di situ. Ogah banget, rugi dua kali nanti gue."

"Yaelah, tapi lo jadinya harus dorong-dorong motor, 'kan? Sekarang jam satu dan pasti panas banget, Mark!" kataku tidak habis pikir.

"Biarin, abis gue kesel sama abangnya!"

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Dasar Mark. Cowok yang kukenal eksentrik itu memang selalu punya pemikiran di luar dugaan. Harga dirinya terlampau tinggi sampai rela berjibaku di siang bolong dengan motor yang aku yakin berat.

BEM Playlove [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang