#37 :: SURAT KEPUTUSAN
Doyoung menahan tubuhku dalam rengkuhannya. Menjagaku semampunya
*
SK RESHUFFLE PENGURUS BEM UNIVERSITAS SM
Sebuah notifikasi dari E-mail baru saja muncul di layar ponsel, membuatku batal menyuap sesendok es buah kemudian beralih membuka pesan elektronik yang judulnya sangat menarik itu.
Aku membaca dalam diam jalinan kalimat yang tersemat di badan E-mail. Sesuai tebakan, isinya seputar kesesuaian dari SK sebelumnya yang berisi pengangkatan kepengurusan BEM SM periode 2019-2020, maka kini saatnya kami yang namanya pernah ada di sana dinyatakan selesai dalam masa tugas selama satu semester, enam bulan lamanya.
Padahal aku sudah membaca selambat mungkin tiga paragraf yang ada sebagai bentuk ulur waktu untuk membuka dua lampiran yang diikut sertakan. Lampiran pertama adalah surat keputusan reshuffle kepengurusan yang dibubuhi tanda tangan rektor, sementara yang kedua berisi susunan kepengurusan yang baru.
Surat pertama tidak jauh berbeda dari apa yang aku baca dari yang tertera di badan E-mail, bedanya hanya ditambah ucapan terima kasih atas kerja keras kami para pengurus BEM SM. Dan untuk surat yang ke dua, mataku langsung terpaku pada bagan pertama. Bagan tertinggi dari organisasi kemahasiswaan di SM itu. Ya, Ketua BEM. Presiden mahasiswa.
Senyum tipisku kontan terukir, meski tidak benar-benar mengenal si pemilik nama, entah kenapa aku senang melihat nama yang tidak asing itu bertengger di sana.
Ketua BEM – Zhong Chenle
Jadi dia berhasil membawa mahasiswa yang sempat dibangga-banggakan di dua hari terakhir pertemuan kami menjadi ketua BEM SM selanjutnya. Sesuai dugaan, Jung Jaehyun selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.
Seperti naluri, aku kembali menscroll layar, mencari nama yang menggantikan posisiku, ia yang akan menemani Chenle melakukan kunjungan kerja BEM nantinya.
Sekretaris Negara – Kinara Rahmansyah
Welcome to the jungle, Kinara. Siapapun kamu, aku harap untuk enam bulan ke depan semua akan berjalan tentram antara kamu dan Chenle ya.
"Nggi," tanpa perlu menoleh, aku tahu itu suara Bunda.
"Kenapa, Bun?"
"Udah makan?" Bunda berdiri di ambang pintu.
Aku mengangguk lantas menyandarkan punggung, menanggalkan ponsel lalu menatap halaman depan rumah, menyadari bahwa pohon jambu biji di dekat gerbang sudah mulai berbuah.
"Bang Baekhyun mau liputan ke Raja Ampat minggu depan, Jaemin minta ikut. Kamu ikut juga gih," Bunda duduk di hadapanku. Wajahnya terlihat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEM Playlove [✓]
Fanfiction"Harusnya dari awal kita fokus bangun BEM, bukan perasaan." --- start: 20/05/2020 end: 26/05/2021 ©Kharisma Dee, 2020