#08 :: KOPI KERETA API
Dua matanya menyipit seakan menunjukkan padaku bahwa senyum tidak hanya bisa terukir lewat bibir, tapi juga lewat sepasang mata dengan pipi terangkat
*
Aku pernah dengar kalau ada orang yang semakin malam maka indra penglihatannya akan semakin buruk, tapi aku tidak tahu kalau ada penyakit penurunan kualitas dengar seiring tingginya bulan menghiasi langit. Atau mungkin akunya saja yang tidak percaya dengan apa yang baru masuk telinga.
Tolong diingat, sekarang pukul sebelas malam, dan fakta bahwa Bunda sedang ikut Ayah ke acara nikahan koleganya di Bandung adalah sesuatu yang tidak bisa kuabaikan terhadap permintaan tiba-tiba cowok yang masih menunggu tanggapanku.
Aku mengusap pelan tengkuk leherku. "Jae, ngg... sorry nih, tapi sekarang udah malem banget buat bertamu, terus---"
"Nggi, gue udah pengen banget buang air kecil," potongnya. "Tadi di rumah Doyoung toiletnya ngantri banget."
Hah? Gimana? Gimana?
Jaehyun tiba-tiba lompat-lompat kecil. Buat aku yang sudah melongo macam monyet ompong semakin bingung.
Dia berdecak. "Nggi? Yeee, malah bengong lagi," katanya sambil mengibaskan tangan di hadapan wajahku.
Great! Aku hampir memecah heningnya malam dengan tawa yang tiba-tiba buat pipiku sakit. Dan setelah diperhatikan, wajah Jaehyun memang sudah dihiasi dua bulir keringat sebesar biji jagung di keningnya.
"Ya ampun, Jae! Yaudah ayo masuk buruan. Gak lucu juga kalo sampe lo buang air kecil di celana," sambil menahan tawa, aku berlari membuka gerbang yang dikunci lalu mengamati keadaan rumah dimana motor Jaemin tidak ada di halaman.
Sambil merogoh tas guna mencari kunci rumah, aku melihat kaki Jaehyun yang tidak bisa diam. Astaga lucu banget!
"Masuk, Jae. Toiletnya ada di sebelah kiri tangga, pintu cokelat."
Sementara Jaehyun berlari kecil menuju toilet, aku pergi ke dapur untuk mengisi gelas dengan air dingin yang langsung kutenggak habis sampai cowok yang tidak kusangka akan menggunakan toilet di rumahku itu selesai dengan urusannya.
"Lucu banget sih lo," sambutku seraya menyodorkan segelas air. "Jangan-jangan tadi ngebut karena kebelet pipis, ya?"
"Baru berasa banget pas masuk gang tadi," jawabnya lalu menghabisi air dalam gelas.
Aku mengangguk mengerti dengan senyum yang masih mengembang begitu lebar di wajah. Melihat Jaehyun berlari menuju toilet tadi benar-benar mengubah perspektifku tentangnya. Karena owok yang biasa kulihat perfeksionis cenderung rese itu nyatanya hanya manusia biasa dengan sifat ceroboh, dan tidak jauh beda dengan Doyoung, Yuta, atau Jungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEM Playlove [✓]
Fanfiction"Harusnya dari awal kita fokus bangun BEM, bukan perasaan." --- start: 20/05/2020 end: 26/05/2021 ©Kharisma Dee, 2020