#06 :: SESI CURHAT
Gue bukan bukan Guru BK apalagi Mario Teguh, jadi jangan minta saran sama gue
*
Suara sendok bertemu piring adalah salah satu hal yang membuatku risih seperti sekarang. Aku masih sibuk menatap pelaku di hadapanku yang wajahnya hampir bersatu dengan tumpukan nasi disiram soto ayam.
"Jaemin berisik!" tegurku lalu menendang tulang kering kakinya di bawah meja.
"Ah sakit, Kak!" ringis Jaemin sambil mengusap pusat rasa sakitnya.
"Lagian lo kebiasaan banget, udah makannya ngecap, nyendoknya juga berisik! Lo sebenernya makan apa bikin acapela sih, hah?!" semburku.
Jaemin menatapku nyalang sambil mengernyitkan dahi. "Kalo gak mau berisik, makan di kamar sana! Udah tau dari kecil gue begini. Heboh!"
Bunda yang duduk di kepala meja menghela napas panjang. "Ayo dong sehariiii aja jangan berantem. Pusing Bunda liatnya, tau gak?"
"Kak Anggi duluan tuh, Bun! Masa nendang kaki Jaemin!"
"Ya elonya aja berisik! Makan ngecap sama bikin suara sendok ketemu piring itu gak sopan dalam adab makan, tau gak?!"
Bunda memijat pelipisnya seakan sudah menyerah melerai kami.
"Yaudah Jaemin belajar coba makannya lebih dijaga. Percaya deh, Kak Anggi cuma mau ngingetin kamu aja supaya waktu kamu makan sama orang lain, mereka anggap kamu punya tata karma yang baik di meja makan," kata Bunda dengan suara lembutnya.
"Tuh dengerin!" sambarku merasa menang.
Bunda menoleh padaku. "Tapi Kak Anggi juga harus lebih baik waktu bilangin adeknya. Misal, bicara yang baik, pakai nada suara yang gak meninggi, apa lagi sampe nendang kaki adeknya gitu, ya Kak?"
Jaemin menjulurkan lidahnya ke arahku.
Aku menghela napas panjang lalu menyahut malas. "Iya, Bun."
Bunda tersenyum setelah berhasil menenangkan kami. "Nggi, coba tanya abangmu dimana. Katanya dia hari ini pulang jam delapan, tapi kok udah lewat sepuluh menit belom nyampe juga."
Aku menoleh ke jam dinding di atas kulkas. "Iya, Bun---HAH JAM LAPAN?!"
Buru-buru aku mengangkat piring makanku yang buat baik Bunda juga Jaemin melihatku heran.
"Loh mau kemana?" tanya Bunda.
"Idih gitu aja ngambek," sambar Jaemin.
"Ada janji telfon sama tukang es, Bun. Anggia lanjut makan di kamar aja," jelasku tidak lupa membawa gelas air.
"Tukang es, siapa?"
"Ada Bun, pokoknya." sahutku sekenanya lalu sedikit berlari ke kamar sambil menjaga keseimbangan piring juga gelas di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEM Playlove [✓]
Fanfiction"Harusnya dari awal kita fokus bangun BEM, bukan perasaan." --- start: 20/05/2020 end: 26/05/2021 ©Kharisma Dee, 2020