01. Terlambat

34.8K 1.2K 49
                                    

- crazy friends make the best memories -

• happy reading •

"Satu, dua, tiga, empat, lima,"

"Lanjutkan menghitung sampai hitungan ke lima puluh! Dan jangan sekali-kali ada yang mencoba berbuat curang! Ini adalah hukuman, dan apa kalian mau hukuman kalian ditambah berkali-kali lipat?" Ucapan menjengkelkan dari osis itu membuat beberapa murid yang tengah dihukum squat jump mencebikkan bibirnya kesal. Bahkan tak sedikit yang mendumel dalam hati.

"Raisa! Lo dipanggil Bu Sri!" teriak seorang siswa yang juga memakai jas osis seperti yang dipakai osis lainnya sekarang ini.

"Oke!" sahut Raisa. Kemudian ia kembali menatap para murid yang tengah ia hukum karena datang terlambat. "Saya ada hal penting yang harus diurus. Tapi jangan harap kalian bisa kabur dari hukuman, karena ketua osis akan segera datang dan mencatat nama kalian satu persatu. Diam di tempat atau--"

"Udah sono lo pergi! Enek gue pagi-pagi liat muka lo dan dengerin bahasa sok formal lo itu," cibir seorang siswa yang bernama Zayn.

Suara cekikikan mulai terdengar dari para siswa yang tengah berbaris. Raisa menatap tajam pada Zayn dan memilih langsung melenggang pergi agar tidak ditunggu lama oleh guru yang memanggilnya.

"Berani banget lo, Zayn," celetuk Luna sembari mendorong pelan bahu Zayn.

"Harus dong, kan demi keliatan keren di depan mantan," ucap cowok itu dengan tatapan menatap jahil pada Ava yang berdiri di sebelahnya. Ava yang merasa terpanggil, hanya memutar bola matanya malas.

"Hust! Diem anying!"

Mereka yang berdiri di barisan murid terlambat sontak menjadi terdiam ketika melihat seorang siswa yang tak lain dan tak bukan adalah sang ketua osis, datang mendekat membawa sebuah buku bersampul hijau army.

Jean, sang ketua osis, mulai menghitung jumlah siswa yang terlambat. Kemudian ia mendengus pelan dan membuka halaman bukunya. "Kalian semua langganannya terlambat. Jujur aja ya, gue sampe hafal nama lengkap kalian semua."

"Ya bagus dong? Kan ketua osis harus mengenal rakyat-rakyatnya. Biar gak jabatan doang tinggi tapi gak merakyat," celetuk Ava yang terdengar sangat santai diucapkannya.

Jean menatap Ava dengan mata agak memicing. "Siapa yang lo bilang gak merakyat?" tanyanya dengan penuh meningtimidasi.

"Ratu semut. Lo mah gak pernah salah. Selalu bener. Biasalah."

Jean tak habis fikir dengan isi dari otak Ava. Daripada menyambungi ucapan Ava yang bisa memicu perdebatan, lebih baik dia melanjutkan tugasnya saja. Ia mencari lembar kosong dalam bukunya itu, dan kemudian mengambil pulpen dari saku jas osisnya.

Tanggal 10. Siswa terlambat berjumlah 12 orang. 8 laki-laki, dan 4 perempuan.
Atas nama :

Kira-kira itulah coretan tinta yang dibuat oleh Jean. Hanya sebagai orak-orek saja, mungkin nanti akan ia pindahkan ke buku daftar nama siswa yang terlambat, sayangnya saat ini buku itu ia tinggalkan di ruang osis.

"Kalian sudah diberikan hukuman apa oleh Raisa?" tanya Jean. Kini keseriusan di wajahnya sudah mulai nampak, yang artinya tidak bisa diberikan candaan lagi seperti tadi.

"Tadi udah dikasih squat jump, Kak," jawab salah satu siswi dengan sopan. Jean mengangguk paham dan melanjutkan menulis nama.

"Berapa kali diperintahkan?" tanya Jean sekali lagi.

"Lima puluh," jawab Zayn dengan nada santai.

"Lima puluh kali? Apa kalian sudah menuntaskan semuanya? Saya lihat dari kejauhan tadi setelah Raisa pergi kalian semua berhenti. Jadi dimana letak kesadaran kalian akan kesalahan yang kalian perbuat? Terutama kamu Ava, Luna, Zayn, Nathan, Jino, dan Dion, kalian berenam sudah kelas dua belas. Kalian seharusnya menjadi contoh yang baik untuk adik kelas kalian, bukannya malah menjadi contoh yang buruk seperti ini! Pokoknya saya tidak mau tau, hukuman tetaplah hukuman, kalian semua harus melanjutkan squat jump kalian sampai benar-benar 50 kali! Yang sudah dilakukan tadi, boleh langsung masuk hitungan," kata Jean penuh penegasan. Mau bagaimana pun ia harus bisa menjadi ketua osis yang tegas dan disegani banyak orang.

He's My Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang