- no reason to stay is a good reason to go -
• happy reading •
"Aghh akhirnya setelah sekian lama!!" Ava berseru dengan mengangkat tinggi-tinggi wine glass di tangannya. Tatapan matanya sayu dan sepertinya efek alkohol dari minuman yang ia minum sudah mulai menyelimutinya.
"Jangan banyak-banyak, Va, lo gak boleh mabuk. Inget nyokap lo ada di rumah. Dia bisa ngamuk kalo tau lo pergi ke club," kata Luna mengingatkan. Nathan mengangguk setuju akan hal itu.
Ava mengangguk asal karena sujatinya dia tidak mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh Luna. Di sana begitu bising sehingga Ava tidak bisa memfokuskan pendengarannya hanya pada Luna.
Ini adalah pertama kalinya Ava, Luna, dan Nathan mengunjungi club malam lagi setelah sekian lama. Dan ini juga merupakan kali kedua bagi Ava meminum minuman beralkohol. Lidahnya belum terlalu terbiasa karena waktu pertama kali dulu ia sama sekali tidak menyukainya. Namun entah mengapa minuman itu seakan menarik Ava untuk meminumnya lagi dan lagi.
***
"UNO!"
"Argh gua bisa kalah kalo gini ceritanya!!" Jevon terlihat frustrasi karena kartu di tangannya cukup banyak.
Ryan yang hanya membawa satu kartu, menjadi tersenyum kiri tanda mengejek. "Mana nih yang katanya the king of Uno?" tanyanya dengan nada yang terdengar sangat menjengkelkan di telinga Jevon.
"Diem lu bangsat!" kesal Jevon.
Ryan tertawa puas sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke arah cowok yang duduk kalem sambil melihat-lihat kartu di tangannya yang berjumlah empat buah. "Giliran lo."
Jean berdeham dan kemudian mengeluarkan satu kartu. Permainan pun kembali berjalan.
Ketiga cowok itu tengah berada di kamar apartemen milik Ryan. Sudah ada sekitar dua jam mereka berada di sana dan selama dua jam itu mereka habiskan hanya dengan bermain kartu UNO ditemani dengan beberapa cemilan.
"Oh ya Je, gimana sama si Fino-Fino itu? Yang lagi deket ama Elina, lo udah temuin dia?" tanya Ryan menatap Jean.
"Males. Gue tau dia anggota OSIS, nanti aja pas pertemuan gue bakal lakuin wawancara ke dia," jawab Jean.
"Fino yang mana sih?" tanya Jevon yang sudah mulai penasaran dengan apa yang tengah diperbincangkan oleh Ryan dan Jean.
"Adalah. Btw, lo udah punya rencana buat acara tahunan sekolah nanti?" Ryan bertanya seraya mengambil minuman yang sedari tadi menganggur.
"Gue punya request, gimana kalo adain pesta kostum aja? Pasti bakal seru!" Jevon berseru dengan wajah semringah.
Jean terlihat tengah memikirkan sesuatu dan mengusap-usap dagunya. "Hm.. Boleh juga, sekalian adain pesta dansa biar makin seru. Gimana menurut kalian?"
"Boleh juga. Rencananya kapan mau diadain rapat OSIS?"
"Gue liat jadwal dulu biar semua OSIS bisa kumpul," kata Jean menjawab pertanyaan Ryan.
Ting
Sebelum melanjutkan permainan, Jean mengambil ponselnya terlebih dahulu karena ia mendengar adanya suara notifikasi yang masuk. Dan ternyata itu adalah notifikasi chat dari sang bunda.
Bunda : Kamu lagi dimana, Kak? Bisa pulang sekarang ngga? Ada hal penting nih
"Bro, buruan!" Ryan menepuk pundak Jean untuk segera melanjutkan permainannya. Ryan gagal menang karena kartunya bertambah banyak akibat ulah dari Jevon.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Boy [End]
Fiksi Remaja"Serius mau dicium?" "I-iya.. Biar gue bisa dengan bangga nyebar pengumuman kalo first kiss ketos mereka diambil oleh seorang Ava!" "Tiga puluh menit, cukup?" "WHAT?!" *** Bagaimana perasaan kalian jika seorang ketua osis yang tak berpengalaman deng...