• happy reading •
"Ava stop! Ava!" Jean terus berusaha memanggil Ava dari dalam mobil yang ia kendarai. Ava nekat menerobos derasnya hujan menggunakan motornya dan itu membuat Jean cukup geram.
"Ava!" panggil Jean lagi namun Ava tak menggubrisnya dan tetap menjaga keseimbangan motornya. Ia sesekali berdecak karena merasa kesal dengan Jean.
"Ava jangan hujan-hujanan gitu, Va!" teriak Jean.
"Apa sih lo! Diem deh! Ganggu tau gak!" kesal Ava.
"Lo bisa sakit, Va!"
"Bodo amat!"
"Keras kepala!" decak Jean.
Ava sesekali mengusap kaca helm-nya agar bisa melihat jalanan dengan jelas, pakaiannya juga sudah basah kuyup. Namun, gadis itu merasa sangat senang karena ia sudah lama tak merasakan bermain di bawah air hujan.
"Bermain hujan?" gumam Ava.
Perlahan gadis itu tersenyum, ia merasa kalau bermain hujan adalah ide bagus. Oleh karena itu, ia membelokkan arah motornya dan itu membuat Jean menjadi bingung.
Tentu saja Jean mengikuti Ava. Ia tidak akan tenang bila membiarkan gadis itu berkendara di tengah derasnya hujan tanpa mengawasan meskipun Ava sudah besar sekalipun.
Jean dibuat tidak paham ketika Ava menghentikan motornya dipinggir jalanan yang tidak begitu ramai dilalui kendaraan.
Gadis itu turun dari motornya dan melepaskan helm yang ia kenakan. Jean melongo melihat gadis itu. Akhirnya ia pun memutuskan untuk turun dari mobilnya dan menghampiri Ava.
''Ava!'' Jean berteriak memanggil Ava dan membuat gadis yang sedang menikmati guyuran air hujan itu menoleh ke arahnya.
"Apa sih?" tanya Ava dengan raut wajah kesal.
Jean yang sudah berdiri di hadapan Ava langsung menarik tangan gadis itu untuk diajaknya pergi namun tentu saja Ava menolak ajakannya dengan menarik tangannya kembali.
''Apa-apaan sih lo?!'' kesal Ava.
''Lo kenapa sih? Lo sengaja nyari demam dengan hujan-hujanan gini, huh? Hujannya deras banget, Ava!''
''Ya terserah gue dong mau ngelakuin apa! Lo siapa ngatur-ngatur hidup gue?! Udah deh, biarin gue menikmati vibes hujan yang bikin gue bahagia ini, kalo lo ga mau gabung, mending lo pergi sekarang tinggalin gue sendirian!'' ucap Ava dan membuat Jean mendengus kasar.
Jean tidak ada pilihan lain, menurutnya Ava sangat keras kepala sehingga akan sangat sulit untuk membujuknya, Jean terpaksa harus menemani Ava melakukan hal yang menurut gagis itu membahagiakan.
***
''Ya mau gimana lagi, gue demam, jadi Mama ga ngizinin gue buat sekolah, Lun. Lo izinin gue ya? Buatin juga gue surat izin, gue males bikin soalnya. Ya? Ya? Ya? Makasih sebelumnya Luna cantik!!!'' seru Ava kepada Luna yang tengah ia telepon. Tanpa menunggu sahutan dari Luna, Ava segera mematikan teleponnya dan ia pun kembali merebahkan dirinya.
Gadis itu memakai sweater hangat dan wajahnya nampak agak pucat. Ya, dia sekarang demam karena aksi bermain hujan kemarin. Namun di sisi lain Ava menjadi agak senang karena bisa libur di hari Senin ini.
tok tok tok
Pintu kamar Ava diketuk beberapa kali dan kemudian terbuka, terlihat Velen yang masih mengenakan pakaian rumahannya dan membawa nampan berisi secangkir susu hangat dan bubur yang masih berasap menandakan kalua bubur itu masih panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Boy [End]
أدب المراهقين"Serius mau dicium?" "I-iya.. Biar gue bisa dengan bangga nyebar pengumuman kalo first kiss ketos mereka diambil oleh seorang Ava!" "Tiga puluh menit, cukup?" "WHAT?!" *** Bagaimana perasaan kalian jika seorang ketua osis yang tak berpengalaman deng...