• happy reading •
Perasaan Jean begitu berkecamuk saat ini. Elina telah ditangani oleh pihak medis di ruang UGD. Keadaan gadis itu sangat memprihatinkan.
Anggota keluarga telah dihubungi dan mereka semua pastinya sangat panik dan shock. Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, bahkan Devan yang sedang menghadiri rapat penting langsung meninggalkan rapatnya begitu saja. Begitu juga dengan Ray yang membolos sekolah demi ke rumah sakit.
"Jean, tenangin diri lo ya, adik lo pasti kuat dan bisa bertahan," ucap Issie sembari mengusap pundak Jean.
"Jean!"
Semua orang menoleh dan melihat Ava yang tengah berlari mendekati mereka. Jean langsung berdiri tegak dan menatap kedatangan Ava dengan tatapan penuh emosi.
"Ngapain lo dateng ke sini?!!" hardik Jean.
Ava mematung kaget di hadapan Jean. Bahkan bukan cuma Ava, namun semua orang yang ada di sana menjadi terkejut.
"Jean," Ava hendak meraih tangan Jean namun ditepis kasar oleh lelaki itu.
"Punya salah apa Elina sama lo, Ava?!! Kenapa lo ngelakuin ini ke dia??? Kenapa?!!"
Ava terkejut dengan wajah yang memerah dan mata berair. "Maksud lo apa, Jean?? Lo nuduh gue yang udah norong Elina dari atap??? Buat apa gue ngelakuin itu?! Buat apa?!!"
"Itu yang jadi pertanyaan gua! Buat apa lo ngelakuin itu ke dia?!! Lo punya dendam apa ke dia?!!"
Ava menggeleng kuat. "Gue ga bersalah, Jean!!"
"Elina!!" Semua orang kini tertuju pada Tasya, Devan, dan Ray yang berlari ke arah mereka dengan raut panik dan cemas.
"Apa yang terjadi, Jean!? Apa!?!!" Devan mengguncang-guncangkan bahu putranya dengan kencang.
Jean langsung menangis dan menundukkan kepalanya. "Elina jatuh dari rooftop, Yah.."
"GIMANA BISA??!!!" Tasya langsung histeris dan segera dipeluk oleh kepala sekolah yang memang ikut bersama mereka untuk memastikan keadaan siswinya.
"Tenang, Bu. Elina sedang ditangani oleh dokter, dia pasti akan baik-baik saja."
"Kak Lina.." Ray langsung berlari ke pintu kaca ruangan Elina dan melihat ke dalam sambil menangis.
"Kenapa kamu biarin ini terjadi sama adik kamu, Jean?!"
Jean hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menangis.
***
Kini semua orang berada di ruang tunggu. Elina telah dipindahkan ke ruang operasi karena harus menjalani beberapa rangkaian operasi.
Tasya duduk, ia tak henti-hentinya meneteskan air mata dan dipeluk oleh ibu mertuanya yang duduk di sebelahnya. Jean juga sudah duduk di antara ayah dan adiknya. Sedangkan Ava masih berdiri dengan perasaan tak karuan, bagaimana bisa ia disalahkan atas tindakan yang sama sekali tak ia lakukan?
"Jean jelaskan sama kita apa yang sebenarnya terjadi?? Kenapa bisa Elina jatuh dari rooftop??" Devan bertanya dengan begitu serius kepada sang putra.
Jean menggeleng lemah. Ia seakan tak mampu untuk menjelaskan kronologi yang ia lihat. Karena baginya, itu semua benar-benar diluar ekspektasi dan telah membuatnya begitu shock.
"Om, sebenarnya orang terakhir yang bersama Elina itu adalah Ava." Issie tiba-tiba menjawab pertanyaan yang Devan berikan kepada Jean.
"Ava??" Tasya menatap tak percaya pada Ava. Wanita itu langsung berdiri menghampiri Ava dan mengguncang bahu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Boy [End]
Novela Juvenil"Serius mau dicium?" "I-iya.. Biar gue bisa dengan bangga nyebar pengumuman kalo first kiss ketos mereka diambil oleh seorang Ava!" "Tiga puluh menit, cukup?" "WHAT?!" *** Bagaimana perasaan kalian jika seorang ketua osis yang tak berpengalaman deng...