parents : your room's a mess
me : you should see my life-oceanabled-
• happy reading •
Sepertinya matahari sudah muncul, Jean yang baru saja terbangun langsung berjalan menuju jendela untuk melihat keadaan di luar. Ava sendiri sudah terbangun sejak pukul tiga pagi, tidurnya benar-benar tidak nyenyak, apalagi ia harus tidur di atas karpet yang sangat tidak empuk.
"Kayaknya bentar lagi ruangan ini bakal dibuka," ucap Jean dan berhasil membuat Ava bernafas lega. Ava sudah sangat tidak sabar ingin menghirup udara segar di luar sana.
"Nanti gue ada kesempatan pulang ga??" tanya Ava. Jean menoleh dan menggeleng. "Lo bakal telat banyak, dan gue gak akan bisa buat gak ngasih lo hukuman. Pilihan lo cuma dua, tetep di sekolah dan belajar sampe pulang nanti, atau langsung pulang pagi ini juga dan jangan balik lagi ke sekolah."
Ava mendengus sebal. 'Tapi percuma juga sih gue pulang, pasti Mama belum berangkat kerja dan gue bisa diintrogasi. Mending tetep di sekolah aja deh, buat menghindari Mama,' batinnya.
"Sembunyi!" Secara tiba-tiba Jean menarik Ava menuju toilet yang ada di sana dan membekap mulut gadis itu. Jelas Ava terkejut dan menatap Jean tajam.
"Ada apa sih?!" kesal Ava.
Jean kembali membekap mulut gadis itu menggunakan tangannya. "Diem! Ardan udah dateng, bisa gawat kalo dia tau kita di sini berdua!"
Sekarang Ava paham. Ia mengangguk dan sedikit menjauhkan jarak antara dirinya dan Jean. Ini adalah kali pertama baginya berada di dalam toilet berduaan dengan seorang cowok.
Karena semalaman Jean bersikap sopan kepada Ava, membuat gadis itu sedikit percaya kalau Jean memang cowok baik-baik dan tidak akan berbuat semena-mena dengan perempuan. Namun, Ava masih tak sepenuhnya percaya. Mungkin saja Jean masih menyembunyikan sisi asli dari sifatnya. Siapa tau, 'kan?
"Dia udah pergi belum?" tanya Ava dengan berbisik.
Jean membuka sedikit pintu toiletnya dan mengintip keluar. Rupanya Ardan masih berada di sana dan terlihat mengecek sesuatu. Jean yang melihat hal tersebut, langsung membelalakkan matanya.
'Sial, dia liat tas gue. Dia pasti curiga.' Jean membatin kesal.
"Apa mungkin Jean ninggalin tasnya di sini?" kata Ardan dengan raut wajah bertanya-tanya. Jean menatap lelaki itu dengan tatapan was-was dan berharap kalau Ardan tidak akan menaruh rasa curiga yang bisa membuatnya mencari tau lebih lanjut perihal tasnya itu.
Semua itu hanya berlangsung singkat. Arlan menaruh kembali tas Jean yang sempat ia ambil dan kemudian lelaki itu melangkah pergi meninggalkan ruang musik. Jean menghela nafas lega dan membuka pintu toilet lalu keluar.
"Tadi lo denger Ardan ngomong apa?" tanya Ava yang berjalan dibelakang Jean.
Jean berbalik badan dan menggeleng. "Udah lo mending ke kelas lo sekarang. Dan inget, jangan ceritakan kejadian ini kepada siapa pun!"
"He'em." Ava melangkah pergi mendahului Jean.
Rencananya Jean akan berada di ruang musik ini untuk beberapa saat lagi. Ia tidak mungkin keluar berbarengan dengan Ava karena hal tersebut bisa mengundang rasa curiga bagi orang lain yang mungkin melihatnya.
***
Sudah dapat Ava duga kalau kedua sahabatnya yaitu Nathan dan Luna pasti akan membanjirinya dengan berbagai macam pertanyaan. Mereka berdua nampak khawatir dan kesal di saat yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Boy [End]
Fiksi Remaja"Serius mau dicium?" "I-iya.. Biar gue bisa dengan bangga nyebar pengumuman kalo first kiss ketos mereka diambil oleh seorang Ava!" "Tiga puluh menit, cukup?" "WHAT?!" *** Bagaimana perasaan kalian jika seorang ketua osis yang tak berpengalaman deng...