5

4K 352 10
                                    

LISA POV

Dipinggir jalan Kota Manhattan pagi ini kendaraan mulai padat. Turunnya salju tidak menghentikan aktivitas orang-orang. Sedaritadi aku menunggu Rose.

Duduk dibangku dengan meneguk susu putih panas. Sudah 5 menit aku menunggu. Tetapi inilah kebiasaannya, sering kali datang terlambat.

Rose menyuruhku untuk tetap menunggu. Hari ini dia ingin sekali berangkat denganku.

"Tinnn!! Tin!!" Sebuah mobil Range Rover hitam berhenti didepanku. Tak lama kemudian kaca belakang terbuka. Dan munculah wajah Rose menebarkan senyumannya yang lebar.

"Selamat pagi lisa". Ucap rose sembari melambaikan tangan. Ya, akhirnya dia datang. Melihat wajah rose seperti itu keinginanku untuk marah meredam.

Aku tidak mengerti mengapa aku tidak pernah marah kepada Rose. Rose adalah wanita yang baik, dia lucu, menawan, dan juga tidak sombong. Aku tidak tahu apa yang orang-orang pikirkan.

Beberapa orang mengatakan aku memiliki hubungan yang spesial dengan rose. Mungkin karena kami sangat dekat dan perhatiannya yang luar biasa kepadaku.

Aku tidak masalah jika mereka mengatakan bahwa kami berkencan. Yang aku takutkan adalah Rose merasa terganggu.

Aku sedikit bingung mengapa Rose masih memilih untuk sendiri. Padahal diluar sana, banyak sekali yang ingin berkencan dengannya. Setiap kali aku bertanya mengenai seseorang yang rose sukai.

Dia akan mengelak dan mengalihkan pembicaraan. Apakah itu cukup privasi baginya hingga dia tidak ingin menceritakannya padaku?

Seperti inilah rose, saat ini dia sedang memeluk lenganku dan kepalanya menyender dibahuku. Rose terlihat seperti bayi koala, lucu dan menggemaskan. Tak berapa lama kemudian, kami telah sampai di sekolah.

Jisoo telah menunggu, dengan memegang buku-buku yang sama sekali tidak aku pahami. "Mengapa lama sekali?" Tanya jisoo. Aku menunjuk ke arah rose yang tepat berdiri disampingku.

"Karna dia". Jisoo menyeringai seakan paham kebiasaan rose. Kami bertiga berjalan memasuki Hall sekolah.

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh rose, tiba-tiba ia kembali memeluk lenganku. Seakan akan menunjukan aku hanya miliknya. Kebiasaan ini memang sudah sering rose lakukan.

Hingga jisoo merasa hal seperti itu sudah biasa mereka lakukan. Jisoo memutar bola matanya seakan sudah terbiasa dengan apa yang dia lihat.

Terdengar suara tawa dan sangat mengganggu dari sekelompok yang semua murid pasti tahu siapa mereka. Siapa lagi jika bukan kelompok Eternity.

Sekelompok yang menurutku seakan paling berkuasa dan semena-mena. Ku rasa hanya kim jennie yang berbeda dari yang lainnya. Dia memiliki kecerdasan yang tidak jauh berbeda dengan jisoo.

"Hahahahaha!! Hentikan itu ryujin!! Lepaskan saja dia, kita sudah puas bermain-main dengannya". Ucap krystal.

Ryujin terlihat melepaskan kerah baju murid pria kacamata besar itu. Mengapa pagi ini moodku sudah hancur melihat tingkah mereka.

Jennie terlihat tertawa melihat murid laki-laki itu yang dikerjai Ryujin. Seketika tawanya terhenti. Saat jennie menatap lurus ke kedua mataku. Aku tidak tahu apa yang jennie tatap, antara wajahku atau tangan rose yang memeluk lenganku.

Wajahnya berubah seketika menjadi dingin. Melihat jennie seperti itu membuat diriku merangkul rose lebih dekat. Dan untungnya kedua tangan rose memeluk tubuhku.

AUTHOR POV

Jisoo merasakan ada sesuatu yang aneh. Melihat lisa yang langsung merangkul rose secara tiba-tiba dan kedua mata lisa yang dirasa jisoo sedang menatap jennie. Mereka bertiga berjalan melewati Eternity. Lisa bersikap seakan akan kelompok itu tak terlihat. Lisa berjalan tegap lurus tanpa menoleh.

The Girl I Can't HaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang