Jennie hanya memutar-mutar garpu, menatap daging steak seperti memikirkan sesuatu. "Apa makananya tidak enak?" Taehyung berusaha untuk membuat Jennie merasa terkesan dengan makan malam mereka. Menyewa satu ruangan di salah satu restoran ternama di Manhattan tidaklah mudah.
Taehyung menaruh garpu dan pisau berkilau di meja. "Aku akan mengganti makanannya jika kamu tidak suka." Taehyung mengangkat tangan hendak memanggil pelayan, namun Jennie menolak dan mencoba untuk memakan daging yang di pesan oleh Taehyung.
Alunan musik klasik menjadi teman makan malam mereka berdua. "Apa ada sesuatu yang menganggumu, Jennie?" tatap Taehyung.
Jennie masih terdiam, lebih memilih memotong daging dengan anggun. "Apakah Lisa menganggumu lagi? jika ia, akan ku hajar dia besok." geram Taehyung. Jennie akhirnya mendongak dan memberi perhatian pada pria di depannya.
Jennie membersihkan bibirnya dengan serbet putih. "Bukan. Hanya ada sedikit masalah di sekolah." senyum Jennie palsu.
Tak lama kemudian ayah dan ibu Taehyung datang terlambat dan mereka banyak menceritakan tentang keluarganya dan juga bisnis bersama Edward Javernick. Bagaimana ayah Jennie yang begitu cerdas dalam pekerjaanya. Bahwa saat ini bisnis mereka berjalan dengan lancar dan mendapatkan pendapatan yang luar biasa.
"Akan sangat sempurna jika keluarga kita menyatu." Tawa ayah Taehyung menatap Jennie.
"Itu terlalu cepat, sayang." tambah ibu Taehyung. Jennie lagi-lagi memasang senyum palsu. Sudah banyak kepalsuan yang Jennie buat di dalam hidupnya, namun kali ini terasa berat terutama pikirannya yang terus memikirkan perempuan sederhana bernama Lisa.
"Aku tidak sabar melihat perusahaan Dierksheide hancur. Aku dengar juga, tuan Dierksheide sedang sakit-sakitan. Dia tidak memiliki ahli waris, istrinya juga ntah kemana, mengenai anaknya tidak di ketahui dan setelah dia mati maka perusahaanya tidak akan tersisa. Kita tidak akan memiliki saingan."ucap ayah Taehyung sembari memasukan daging ke dalam mulut.
Taehyung menuangkan wine untuk ayahnya. "Aku tidak tahu mengapa nama itu selalu teman-teman bisnis ayah sebutkan. Bagaimana jika mereka memiliki ahli waris sah dan menemukan istri dan anaknya?"
Ayah Taehyung memegang gelas berisi wine, memutar-mutarnya sebelum diminum. "Perusahaan itu cukup berbahaya bagi kita. Sulit mengajak mereka untuk berkerja sama. Tenang saja, kita tidak membutuhkan mereka."
Ayah Taehyung meneguk wine. "Jika ditemukan," ayah Taehyung menatap gelas kaca yang berisi minuman berwarna merah tua. "Maka harus di bunuh."
Setelah berbicara mengenai bisnis, Taehyung mengantar Jennie untuk kembali ke rumah. "Ayahmu seperti ayahku, sangat berambisi dalam hal kekuasaan." ucap Jennie menatap keluar jendela.
Taehyung menyetir dengan santai agar bisa lebih lama lagi bersama Jennie. "Ya, seperti itulah. Aku sangat mengagumi mereka. Penuh dengan semangat dan ambisi yang kuat." ucap Taehyung melirik ke arah Jennie yang terlihat bosan.
Taehyung terus membicarakan bagaimana hebat ayahnya, bisnis yang terjaring dimana-mana, ayah Jennie yang senantiasa membantu dan para rekan kerja lainya yang siap untuk menguasai ladang bisnis di Amerika.
Jennie tersenyum simpul. "Begitukah? kalau begitu kau akan melakukan apa saja demi kesenanganmu tanpa memikirkan orang lain? bahkan anaknya sendiri." Taehyung sedikit terkejut mendengarnya.
"Apa?"
Jennie menghela napas lelah. "Tidak ada. Menyetir saja dengan benar."
~
Jennie telah sampai di rumah. Ed beberapa kali memanggil Jennie untuk menceritakan bagaimana makan malam dengan partner kerja mereka. Namun Jennie pura-pura tak mendengar dan menaiki tangga menuju kamar. Dia tidak mau moodnya semakin hancur karena Edward.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl I Can't Have
RomanceLalisa Manoban merupakan seorang murid sederhana dan jauh dari masalah yang memiliki dua sahabat sejati bernama, Rose dan Jisoo. Lisa yang tidak memiliki masalah dan selalu tenang kini berubah setelah ia mengenal sosok kim jennie, murid perempuan p...