Author POV
Sudah empat hari Ryujin tak terlihat di sekolah. Terakhir, ia berada di rumah sakit dan setelah itu pihak Rumah Sakit menelfon bahwa Ryujin telah pergi begitu saja. Jennie tidak tahu harus mencari kemana. Bahkan, orang tuanya tidak peduli lagi pada anak perempuanya.
Kejadian Ryujin membuat Lisa merasa bersalah, terlalu marah hingga menghajar Ryujin hingga pingsan. "Aku ingin meminta maaf padanya." Lisa menyandarkan kepala di bahu Jennie. Mereka terlihat duduk berdua di taman sekolah dengan pemandangan air mancur.
Jennie mengelus kepala Lisa. "Aku merasa kasihan padanya, dia hanya butuh perhatian dan tak ingin sendiri. Dia butuh seseorang yang bisa memahaminya."
Lisa mengela napas, raut wajahnya terlihat menyesal. "Aku sudah menyuruh Kristof untuk mencari keberadaan Ryujin. Tetapi, belum juga mendapatkan kabar,"
Lisa tak lagi menyenderkan kepalanya. "Apakah dia meninggalkan New York?" Jennie mengangkat kedua bahu.
~
Malam ini Jennie mengenakan dress merah, rambut ia ikat rapih hingga memperlihatkan leher jenjang dan kulit mulusnya. Riasan di wajah terlihat sederhana namun, menawan. Lehernya masih di hiasi kalung pemberian Lisa. "Selalu saja terlihat cantik." Lisa memeluk Jennie dari belakang. Memberikan ciuman di leher Jennie setiap inci.
"Aku takut kita tak jadi pergi jika kau terus menciumku seperti ini." Lisa memeluk gemas.
"Baiklah, ayo kita turun. Ayah sudah menunggu." Jennie menggandeng tangan Lisa. Malam ini Lisa mengenakan blazer resmi.
Kristof sudah menunggu dan mereka menuju restoran yang sudah di pilih oleh Arthur. Tak lama kemudian mereka telah sampai di The Capital Grille. "Selamat malam." sapa pelayan ramah.
"Terkadang, aku masih menganggap bahwa semua ini cuma khayalan." ucap Lisa sembari berjalan bersama Jennie menuju meja yang sudah di pesan.
Arthur sudah menunggu, melambaikan tangan dengan semangat. Lisa menyambut hangat ayahnya. "Hallo, Jennie." Arthur memeluk Jennie dan mengagumi kecantikan kekasih anaknya. Mereka makan malam dengan berbagai macam cerita. Pertemuan kedua ini jauh lebih mencair karena Lisa sudah memaafkan ayahnya.
Lisa menceritakan banyak hal. Yang paling menarik perhatian adalah ibunya akan datang ke acara perlombaan. "Ya, ibu akan datang tetapi sebelum itu, ibu harus memenuhi beberapa persyaratan agar bisa keluar dari rumah sakit." Wajah Arthur terlihat sendu. Rasa bersalahnya kembali memuncak mengingat ia telah melantarkan anak dan istrinya demi pekerjaan.
"Tidak apa. Ayah hanya perlu meminta maaf dan jangan pernah melukai ibu lagi. Aku tidak ingin ada lagi perpisahan karena, aku benci hal itu." Arthur tersenyum, menurut seperti anak kecil. Jennie tersenyum bangga, Lisa telah memaafkan semua kesalahan ayahnya.
Setelah selesai makan malam. Lisa meminta foto bersama Jennie dan Ayahnya. "Terlihat seperti keluarga bahagia. Sepertinya kita harus segera menikah, ayahku bisa meminta izin pada ayahmu." Pipi Jennie memerah dan Arthur tertawa sembari mengangguk.
"Ya, ya, ya. Aku bisa mengatur semua itu. Aku tidak sabar melihat reaksi ayahmu, Jennie." Lisa dan Arthur tertawa. Tawa mereka terlihat sama. Lisa adalah versi Arthur Junior.
Malam ini diakhiri dengan pelukan. Arthur kembali ke hotel miliknya dan Jennie Lisa memilih untuk kembali ke apartemen lama.
Sebelum pulang, Lisa meminta untuk duduk di taman kota. Jennie memakai blazer milik kekasihnya dan mereka berjalan masuk ke dalam taman yang sudah cukup sepi. Taman terlihat luas, di kelilingi lampu-lampu dan pohon yang berhembus dingin. Lisa menggenggam erat tangan Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl I Can't Have
RomanceLalisa Manoban merupakan seorang murid sederhana dan jauh dari masalah yang memiliki dua sahabat sejati bernama, Rose dan Jisoo. Lisa yang tidak memiliki masalah dan selalu tenang kini berubah setelah ia mengenal sosok kim jennie, murid perempuan p...