Author POV
Ruangan terasa tenang. Murid-murid terlihat memperhatikan guru mereka yang sedang menerangkan tentang Biomolekul. Jisoo terlihat antusias, bahkan banyak bertanya mengenai hal yang tak terlintas di pikiran mereka.
Lisa memainkan pena hitamnya di sela-sela jari, kaki kanannya bergoyang-goyang gugup melihat ke arah bangku kosong di samping Jisoo. Jennie tahu ada yang salah dari Lisa, hingga melirik ke arah teman bangkunya.
Jennie mencondongkan dirinya ke arah Lisa. "Kau tidak apa-apa?" Lisa memberikan senyuman lebar. "Tidak apa." Bel berdering. Murid-murid mulai keluar kelas. Jennie bangun dari tempat duduk dan meminta Lisa untuk menemuinya di gedung belakang.
Lisa melihat kepergian Jennie dari kelas. Kini ia menatap ponselnya, menunggu pesan dari Rose. "Jisoo!" panggil Lisa. Jisoo menatap malas sahabatnya dengan buku-buku berat di tangan.
Kelas mulai sepi, hanya mereka berdua saja. "Aku berusaha untuk menghubungi Rose, namun tak dapat di hubungi." Cemas Lisa.
"Lihat, kau sekarang baru mengkhawatirkanya! darimana saja kau hingga tersadar, huh! Apa kau tidak tahu Rose menelfonmu semalaman, bahkan kau mengingkari janji. Kau sudah berkali-kali mengecewakan Rose, sahabat kita!" Bentak Jisoo.
Jisoo menjadi marah akan perubahan Lisa. Jika Lisa bukan sahabatnya, mungkin Jisoo sudah memukul-mukul kepala Lisa. "Apa kau tidak sadar?" Lisa menaruh perhatian pada Jisoo. Lisa tahu Jisoo menahan rasa amarah, salah satu yang di takuti Lisa adalah amarah Jisoo.
"Kau berubah Lisa. Apa yang menyebabkanmu seperti itu? dimana dirimu yang dulu? Sungguh Lisa, aku tidak melarangmu untuk dekat dengan siapapun. Tapi apa bisa kau menyisihkan waktu untuk kami, sahabatmu?" tatap Jisoo yang melangkah mendekati Lisa. Berdiri kaku di depan sahabatnya.
Jisoo tersenyum tipis. "Tidak, bukan kami. Cukup Rose saja, Lisa. Karena dia sangat membutuhkanmu. Rose selalu ada di sisimu, dia akan selalu ada untukmu. Bahkan Rose tidak peduli akan dirinya, yang terpenting adalah dirimu." ucap Jisoo sembari menaruh telunjuk di dada Lisa.
Ponsel Lisa berdering, dengan cepat Jisoo mengambil ponsel di tangan kanan Lisa. "Jisoo!"
Ponsel Lisa kini di tangan Jisoo. Masih berdering, meminta untuk di angkat oleh pemiliknya. Jisoo tersenyum simpul. Memperlihatkan layar ponsel ke arah Lisa. "Oh wanitamu."
Lisa hanya terdiam melihat ponselnya. "Berikan ponselnya, Jisoo." pinta Lisa. "Aku rasa kau akan membicarakan hal yang manis-manis dan meminta maaf karena tak bisa datang tepat waktu untuk bertemu." Jisoo dan Lisa bertatapan satu sama lain.Jisoo berjalan mendekati meja terdekat.
"Aku ingin bertanya satu hal padamu." ucap Jisoo yang duduk di atas meja. Rambut hitamnya tergerai indah, wajahnya manis namun kecut saat memberikan senyum pada Lisa.
Jisoo memutar-mutar ponsel Lisa dengan jari-jarinya. Menyilangkan kaki dengan elegan, memperlihatkan kaki Jisoo yang indah. "Kau mencintainya?" tanya Jisoo tanpa berbasa-basi. Lisa terkejut mendengarnya.
"Apa?" Bibir Lisa terlihat terbuka sedikit dengan kedua mata membulat. "Yang benar saja Lisa? apa aku harus mengulang pertanyaanku?apa karena aku berbicara terlalu cepat atau karena ada keraguan di hatimu hingga sulit untuk menjawab dengan cepat?" Jisoo dan Lisa saling melempar pandang.
Lisa menghela napas. Memijat keningnya. "Sungguh aku tidak tahu maksudmu, Jisoo. Aku-" Lisa diam beberapa saat dan menatap Jisoo tegas.
"Aku menyukai Jennie. Rasa sukaku pada Jennie adalah sesuatu yang berbeda. Tidak sama denganmu atau Rose yang hanya sebatas sahabat." Jisoo menyunggingkan senyuman. Turun dari meja dan merapihkan seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl I Can't Have
RomansaLalisa Manoban merupakan seorang murid sederhana dan jauh dari masalah yang memiliki dua sahabat sejati bernama, Rose dan Jisoo. Lisa yang tidak memiliki masalah dan selalu tenang kini berubah setelah ia mengenal sosok kim jennie, murid perempuan p...