Lisa POV
Membingungkan, sungguh membingungkan. Aku tidak tahu mengapa suasana hatinya cepat sekali berubah.
Mengapa dia bertanya mengenai diriku dengan Rose? aku tidak mengerti? aku tidak melakukan kesalahan, tetapi moodnya langsung berubah menjadi buruk.
Apa yang dia pikirkan? tatapan matanya saat tersenyum membuatku larut di dalam kedua matanya. Aku hampir mati kedinginan karena melihat sorot mata Jennie.
Tiba-tiba telingaku terasa sakit. "Apa yang kamu lakukan!" Jisoo mendengus kesal sembari memegang garpu. Aku harap garpu itu tidak menancap di salah satu anggota tubuhku.
"Aku sudah memanggilmu 100 kali, tetapi kamu terus melamun sampai membuat mie di mangkukmu mengembang!" Ah sial! padahal aku lapar sekali. Ini semua karena wanita yang sedang duduk di tengah-tengah kantin itu.
"Lihat! dia melamun lagi, apa yang kamu pikirkan? kau selalu saja tidak memperhatikan kami saat berbicara."
Rose terlihat mengunyah, tidak sebrisik Jisoo yang terus teriak ke arahku. Tetapi ada sesuatu yang aneh dari Rose.
Biasanya dia yang paling banyak bicara, juga yang paling banyak tertawa apalagi kalau mendengar ocehanku dan Jisoo.
"Mengapa matamu sembab?" Rose berhenti mengunyah dan Jisoo langsung terdiam dan menatap Rose yang kini tersenyum dengan pipi yang penuh daging.
"Hmm aku abis menonton film Frozen bersama kedua orang tuaku. Sungguh membuatku sedih." ucap Rose memberikan wajah sedih.
Jisoo tersenyum dengan kedua mata yang sendu. "Aku sangat iri padamu, kamu memiliki keluarga yang peduli dan hangat. Aku sangat iri." ucap Jisoo.
Segera ku rangkul Jisoo yang tepat duduk disampingku. "Kan ada aku, jadi kamu tidak perlu khawatir. Aku akan selalu ada untukkmu, jadi sangat sedih."
"Auch! mengapa memukulku?" Jisoo melipat kedua tangan di dada. Wajah sinisnya mulai dia tunjukkan. "Ya tentu kamu selalu ada untukku maupun Rose.
Tetapi kamu asyik dengan duniamu sendiri hingga kamu lebih memilih berbincang dengan Lucas daripada diriku yang sedang suntuk semalaman!" protes Jisoo.
"Hehe maafkan aku. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Lucas. Aku merindukan teman kecilku.
Untuk sementara waktu kami melanjutkan makan siang. Seperti biasa Rose menceritakan hal-hal yang membuatnya bahagia, dan Jisoo membuat lelucon hinga dirinya dan Rose bertengkar.
Rose adalah anak yang ceria, selalu tersenyum. Bahkan aku lupa kapan terakhir dia menangis karena masalah.
Rose selalu memberikan senyuman yang ceria dan Jisoo adalah anak yang jahil, walaupun keluarganya tidak baik tetapi sikap jahilnya memang sudah ada dari lahir. Terima kasih karena mereka berdua selalu ada di hidupku.
"Hahaha!" aku bisa mendengar tawa dari meja tengah. Aku bersumpah berusaha untuk tidak melihat ke arah meja mereka, tetapi ada sesuatu yang menarik perhatian kedua mataku. Yaitu dia.
Dia yang sedang tersenyum memegang ice krim vanila. Dia akan seperti capybara jika makan makanan yang manis.
Jennie tersenyum saat Ryujin mengalungkan kedua tanganya di belakang Jennie yang tengah duduk. Memeluk Jennie sesuka hati sembari mencicipi ice krim yang berada di tangan kanan Jennie.
Ryujin bahkan berbisik dengan Jennie tanpa melepaskan pelukannya. "Apakah kamu tidak akan memakan makan siangmu, Lisa?" tanya Jisoo.
Makan siangku? oh rasanya sudah tidak nafsu lagi. Jangan kalian pikir ini karena Jennie dan Ryujin. Aku rasa selera makanku sudah hilang dan di gantikan dengan ingin memukul seseorang. Mungkin sore nanti aku akan mengajak Lucas bermain Muay Thai.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl I Can't Have
RomanceLalisa Manoban merupakan seorang murid sederhana dan jauh dari masalah yang memiliki dua sahabat sejati bernama, Rose dan Jisoo. Lisa yang tidak memiliki masalah dan selalu tenang kini berubah setelah ia mengenal sosok kim jennie, murid perempuan p...