25

2.5K 259 20
                                    

Tidak ada satu orangpun menolong Lisa yang sudah terjepit akan situasi menyeramkan. "Mau apa kalian!" ucap Lisa. Ia tak takut, bahkan ini adalah waktu yang tepat untuk menghajar mereka semua. 

"Hallo, Lisa! apa yang terjadi."  suara Rose terdengar jelas di ponsel. 

Satu orang pria mulai menghajar Lisa, di ikuti oleh yang lain. Lisa terlalu lincah untuk mengelak pukulan. Lisa adalah seorang perempuan namun, dia adalah perempuan hebat yang akan menghajar siapapun tanpa ampun. 

Satu pukulan keras berhasil membuat pria berbaju hitam jatuh, sisa 6 lagi yang masih berdiri. Dengan lihai, Lisa kembali menyerang dengan pukulan telak di perut lalu, ke wajah. Tak hanya tangan yang bemain, Lisa menendang pria tersebut dengan satu kali tendangan kuat. 

Tempat yang gelap dan dingin tak menjadi halangan bagi Lisa. Ia terus mempertahankan diri dan menyerang jika memiliki kesempatan. "Bruukk!"  satu pukulan kuat mengenai wajah Lisa, membuat bibirnya robek dan merasakan darah di bibir. 

Ponsel terlempar membentur jalan. Suara Rose masih terdengar. "Lisa, ada apa yang terjadi? katakan padaku."

Jarinya membersihkan darah di bibir. Kedua kaki Lisa masih berdiri tegap dan kembali mengepal tangan. Para pria cukup kewalahan untuk membuat Lisa jatuh. "Bruukk!" Lisa harus merasakan pelipis matanya yang berdarah, perut yang terus di pukuli hingga membuatnya kembali mengeluarkan darah. 

Lisa berhasil keluar dari jeratan tangan pria yang memegangnya. Tendangan kuat membuat salah satu pria harus merasakan benturan keras di tiang listrik. Dahi kiri Lisa menjadi merah, darah menggupal, di selimuti oleh poni hitamnya. "Sial!" Lisa tahu dia akan sulit bertahan tanpa bantuan senjata. 

Lisa mengambil serpihan botol kaca di jalan. Menusukan kaca ke perut pria ketiga hingga membuatnya terjatuh. Satu persatu Lisa berhasil menjatuhkan mereka, hingga pria betubuh tak lebih tinggi darinya berdiri memegang pisau lipat. Daritadi dia hanya menonton, tak ikut berkelahi. 

Nafas Lisa tersengal-sengal, menahan sakit di badannya. Darah menjadi kering di pelipis mata dan bibir. Lisa terlihat lelah dan menahan rasa sakit di tubuh. "Siapa kamu!" Udara semakin dingin, jalanan semakin sepi. Pria bertopeng mendekati Lisa. Mengarahkan pisau ke arah tubuhnya. 

Pisau menembus angin, melayang-layang tanpa mengenai sasaran. Lisa harus berkonsentrasi agar pisau tak masuk ke dalam dagingnya. Pria ini tak pandai berkelahi,  gerakannya terlalu lamban. Dia baru saja memulai perkelahian tetapi, tenanganya sudah terkuras habis hingga Lisa berpikir bahwa ia harus mengakhiri semua ini.

Pukulan kuat mengenai wajah pria bertopeng, berkali-kali Lisa memukul wajahnya hingga terjatuh ke aspal. Pisau terjatuh. Lisa berada di atas tubuh pria itu begitu geram. "Siapa kamu!" Terjadi perlawanan ketika topeng hendak di buka. Tenaganya cukup kuat untuk menghalang, Lisa harus tahu siapa orang yang hendak membunuhnya. 

Topeng terlepas. Kegelapan malam dan lampu yang remang tak membuat Lisa lupa akan sosok yang berada di bawahnya. Pria itu tersenyum menunjukkan gigi yang memerah karena darah. Tawanya pecah, kedua mata yang terlihat putus asa. "Tidak akan kubiarkan kamu hidup dengan baik! kamu tidak akan mendapatkan Jennie, kamu tidak akan mendapatkan hidup yang tenang!" tawanya kembali memecah kesunyian malam. 

"Taehyung?" Lisa terkejut. Tak menyangka bahwa pria yang terkenal dengan sopan santunya itu menjadi hilang kendali serta hendak membunuhnya. 

Taehyung masih tersenyum lebar. Rambutnya menjadi lepek karena keringat. "Aku akan membunuhmu, Lisa!" Taehyung mendorong tubuh Lisa. Kini Lisa terjatuh ke aspal karena terkejut, tak sangka jika Taehyung akan seperti ini. 

Pukulan demi pukulan Lisa rasakan, dirinya menjadi setengah sadar. Kedua mata yang sulit melihat, nafas tersendat, perutnya terasa sakit minta ampun. Wajahnya terasa perih, hanya ocehan dan tawa Taehyung yang dapat ia dengar. 

The Girl I Can't HaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang