21

2.3K 260 36
                                    

Author POV 

Hari ini Lisa terlihat berbeda dari biasanya. Sejak kejadian kemarin, hampir semua murid menatap sinis ke arah Lisa. Membuatnya menjadi risih di tambah lagi, loker Lisa yang berisi sampah dan di coret-coret oleh murid-murid yang tidak menyukainya. Lisa juga di jauhi oleh murid-murid yang sebelumnya berteman baik dengan dirinya. 

Mereka semua berubah atas kejadian kemarin di kantin, di tambah lagi ancaman Ryujin. Lisa menutup kesal lokernya, berjalan tanpa menghiraukan orang-orang yang ada di sekitarnya. Lisa terus berjalan hingga tak sengaja Jisoo hampir jatuh karenanya. "Auch!" ucap Jisoo sembari mengelus-elus pundak. 

"Ada apa denganmu, huh!" tatap Jisoo sembari mengelus-elus lengan. 

Lisa memandang sekitar dengan gusar. "Apa kau tidak lihat tatapan mereka semua? apakah aku sesuatu yang menjijikan?" keluh Lisa. 

Jisoo menghela napas, tangannya membawa buku-buku yang tebal. "Itu risiko jika kamu berkencan dengan murid perempuan paling populer di sekolah, apalagi berkencan dengan orang yang menyebalkan sepertimu. Jika kau bukan sahabatku, mungkin aku di pihak mereka." ucap Jisoo sembari berjalan meninggalkan Lisa. 

Lisa mengejar Jisoo, berjalan disampingnya. "Jangan jahat seperti itu! lagipula aku tidak jelek-jelek banget." Langkah kaki mereka berdua terhenti saat mobil mewah berhenti di depan pintu sekolah. 

Jisoo memiringkan sedikit kepalanya. "Oh, bukankah itu paman yang tampan?"

Jisoo menaruh jarinya di dagu. "Oh ya, bukankah dia ayahnya Jennie! wah, dia pasti sayang sekali kepada anaknya sampai-sampai mengantar langsung ke sekolah." Lisa menatap kesal Jisoo yang malah terlihat terpesona oleh Edward. 

Jennie turun dari mobil. Sebelum pergi, Ed mencium pipi anak satu-satunya dan pergi meninggalkan sekolah. Tidak seperti Lisa, Jennie tidak mendapatkan tatapan sinis dari murid-murid sekitar, hanya saja tidak ada lagi yang memberikannya bunga, coklat ataupun hal-hal lainya yang mungkin bisa meluluhkan hati Jennie. 

Lisa menatap ke arah dimana Jennie berjalan. Sahabat-sahabatnya yang berada di dekat Jennie tak lagi memeluk atau menyapa. Mereka semua menatap sinis dan tidak menganggapnya lagi, kecuali Naeyeon yang memberikan senyuman. 

Jennie berjalan sendirian di koridor yang luas tanpa sahabat-sahabatnya. Lisa hendak menyusul, namun suara Rose membuatnya menghentikan langkah. "Selamat pagi!" Seperti biasa, Rose menebar senyuman. 

Dengan cepat Lisa tersenyum, begitu juga Jisoo yang langsung memeluk Rose. Walaupun mereka suka sekali bertengkar, namun mereka saling merindukan satu sama lain. "Aku juga merindukanmu, Jisoo." 

Rose menatap wajah Lisa. "Apa kau baik-baik saja, Lisa?" Rose menjadi khawatir mengingat loker, tatapan serta perilaku murid-murid terhadap sahabatnya. Lisa menggelengkan kepala, memeluk Rose dengan erat hingga tak terasa bel berdering. 

~

Lisa menatap bangku di sampingnya. Bangku yang di duduki Jennie menjadi kosong tanpa dirinya. Jennie tak lagi mengambil mata pelajaran yang sama dengan Lisa dan Lisa tidak tahu mengapa Jennie melakukan hal tersebut. 

Tidak hanya di luar kelas, Lisa juga mendapatkan perlakukan yang buruk di dalam kelas. Seperti mendapat lemparan kertas bahkan bangku Lisa yang di tempelkan permen karet. Lisa tidak terlalu mempermasalahkan karena baginya mereka semua tidak lebih dari pecundang bodoh. 

~

Suasana di kantin ramai, seperti biasa teman-teman Ryujin membuat kegaduhan di tengah-tengah kantin. Akan tetapi, mereka semua terlihat kosong tanpa sosok Kim Jennie. Jisoo dan Rose sedang menikmati makan siang mereka. 

The Girl I Can't HaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang