Jisoo meyipitkan kedua mata saat melihat mobil Rose masuk ke dalam pekarangan sekolah. Yang membuat Jisoo terkejut adalah karena Rose yang menyetir dan Lisa baru saja keluar dari mobil. Rose terlihat tersenyum cerah dan segera menggandeng tangan Lisa menuju gedung sekolah. Dengan cepat Jisoo turun dari mobil, sedikit mengeluh karena ia harus berlari mengejar kedua sahabatnya.
Jisoo menarik napas, bersiap untuk berteriak. "Hei kalian berdua!" Suara Jisoo berhasil membuat Rose yang cengar-cengir kepada Lisa menjadi terdiam terpaku melihat Jisoo yang berjalan ke arah mereka.
Rose menatap bingung. "Ada apa? apa kau belum sarapan? mengapa galak sekali." Lisa tersenyum lebar. "Aku rasa dia habis begadang karena karakter kesukaanya di buku mati tertusuk pisau." Jisoo menatap Rose dan Lisa bergantian. Mereka berdua terlihat ceria seperti pengantin baru.
"Senyuman apa itu, Rose. Dan kau Lisa! mengapa kau terlihat sehat sekali! apa kau lupa kemarin kau seperti ayam sakit. Aku juga menghubungi kalian berdua semalaman, aku takut kalian ada apa-apa. Tapi ternyata kalian berdua terlihat berbahagia!" Rose tersenyum kembali mengalungkan tanganya ke lengan Lisa.
"Maaf kami sudah mengkhawatirkanmu. Saat ini kau tidak perlu khawatir karena kami baik-baik saja." Rose tidak berhenti tersenyum dan itu membuat Jisoo senang walaupun raut wajahnya kesal.
Jisoo menatap Rose dari atas sampai bawah lalu menatap Lisa. "Sepertinya kalian berdua menghabiskan waktu bersama. Bagaimana bisa kalian menginap tanpa diriku? benar-benar tidak adil." Protes Jisoo. Lisa melepaskan tangan Rose dan merangkul Jisoo dan Rose.
Lisa berada di tengah kedua sahabatnya. Kedua orang yang ia sayangi. "Bagaimana malam ini kita menghabiskan waktu bersama! mungkin aku akan memasak untuk kalian!" tawar Lisa.
Namun Rose dan Jisoo secara bersamaan menunjukkan wajah tidak suka. Seperti mengingat sesuatu yang buruk. "Oh tidak Lisa, makan makananmu sama saja aku memakan obat pencahar." Dan mereka bertiga tertawa bersama.
Namun tawa mereka menghilang seketika saat murid-murid berlarian heboh ke arah aula besar yang berada di tengah gedung sekolah. "Ada apa dengan mereka? apakah ada kebakaran?" bingung Lisa. Murid-murid berlarian sembari berbicara mengenai sesuatu yang membuat mereka semua tertarik.
"Maksutmu Jennie? benarkah? wah sudah lama sekali!"
"Jennie."
"Jennie."
Nama itu terdengar di telinga Lisa, membuat Lisa berjalan ke arah dimana para murid-murid berkumpul.
Lisa tak bisa melihat apa-apa karena para murid-murid melingkar memenuhi tempat kejadian yang membuat mereka merasa tertarik. "Permisi." Lisa berusaha membuka jalan hingga akhirnya dia bisa melihat seorang murid pria sedang menundukkan kepalanya. Dia jauh lebih tinggi dari Jennie. Kedua bahunya melorot, punggungnya tak tegap, tanganya sedikit gemetar. Sudah pasti dia merasa takut dengan seseorang yang berada di depannya.
"Jennie." Lirih Lisa menatap Jennie yang terlihat tidak biasa. Jennie terlihat dingin, terlihat menunjukkan kekuasaanya di sekolah, kedua mata yang berapi-api, Jennie terlihat menakutkan dan tak bersahabat. Dagunya ia naikan, memandang rendah murid pria yang menunduk padanya.
Jennie melipat kedua tangan. Dapat terlihat para sahabatnya berdiri tak jauh dari belakang Jennie. Bahkan sahabatnya sendiri menjaga jarak dari Jennie. "Aku tidak sengaja Jennie." Suara murid mulai bergetar. Jennie takkan melepaskan santapannya begitu saja.
Jennie tersenyum lirih. "Kau tidak tahu betapa mahalnya sepatuku, bodoh! bahkan orang tuamu saja tak mampu untuk menggantinya. Oh ingatkan aku bahwa orang tuamu berkerja di perusahaanku. Apa kata mereka melihat anaknya betingkah bodoh seperti ini?" Jennie menatap tajam murid pria yang di depannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/261223531-288-k996303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl I Can't Have
RomanceLalisa Manoban merupakan seorang murid sederhana dan jauh dari masalah yang memiliki dua sahabat sejati bernama, Rose dan Jisoo. Lisa yang tidak memiliki masalah dan selalu tenang kini berubah setelah ia mengenal sosok kim jennie, murid perempuan p...