Aka kembali disibukkan dengan kuliahnya. Semenjak kejadian ia tumbang akibat terkena air hujan, gadis itu selalu membawa payung. Teman-temannya juga ikut andil mengingatkan Aka untuk membawa payung. Tentu saja, Thalia yang paling rajin mengingatkan.
Soal hoodie abu-abu, Aka belum menemukan pemiliknya. Gadis itu bahkan bertanya dengan teman-temannya namun tidak ada yang tahu siapa pemilik hoodie itu.
Alhasil, setiap hari Aka selalu membawa paper bag pink yang berisi hoodie laki-laki tersebut. Siapa tahu Aka tidak sengaja bertemu dengannya lagi.
Saat ini Aka berada di perpustakaan fakultasnya. Sendirian, mengerjakan tugasnya. Gadis itu memang terbiasa mengerjakan apapun sendirian. Kebetulan, keadaan perpustakaan sangat sepi, hanya ada tiga orang yang tertulis di daftar pengunjung. Aka mengambil bangku di pojok belakang, tempatnya biasa menyendiri.
Saat akan duduk, Aka terkejut menemukan seorang laki-laki yang sedang tertidur nyaman di karpet sebelah bangku Aka. Ketika mengamati lebih lanjut, Aka terkejut. Ia tidak menyangka akan bertemu disini.
Awalnya Aka akan membangunkannya dan memberikan paper bag pink yang dibawanya saat ini. Namun melihat wajah tenang lelaki itu, Aka jadi ragu.
Akhirnya, ia menuliskan sebuah note berisikan ucapan terima kasih yang dimasukkan ke dalam paper bag berisi hoodie abu-abu tersebut.
Aka meninggalkan paper bag tepat di samping lelaki berambut blonde yang sedang nyaman berselancar di dunia mimpi tersebut.
Setelahnya, ia memutuskan untuk keluar mencari kafe saja untuk mengerjakan tugasnya.
Di tempat lain, Vito sedang berjalan memasuki perpustakaan dengan wajah yang tidak enak dilihat. Sepanjang perjalanan, laki-laki itu tak henti-hentinya mengumpat dan mengabsen nama hewan.
Saat tiba di ruang baca, Vito langsung menuju bangku pojok belakang. Benar saja, ia menemukan seorang laki-laki yang tertidur tenang di karpet hijau ruang baca.
Vito menendang kaki laki-laki tersebut, berharap itu akan membangunkannya.
"Si anjing, Dava bangun!" ucap Vito pelan. Ia takut teriakannya terdengar pengawas ruang baca fakultas.
Karena merasa usahanya sia-sia, akhirnya Vito mencubit perut Dava kencang. Berhasil, Dava terbangun dengan rintihan kerasnya. Beruntung Vito membekap mulut Dava agar tidak terdengar kencang.
"Sakit anjing!" keluh Dava sembari mengelus perutnya.
Vito tak peduli. "Bodo amat! Abisnya lo enak banget bolos kelasnya Pak Rizki! Gue jadi presentasi sendirian anjing! Bangsat lo!"
Dava hanya cengengesan, ia benar-benar lupa bahwa ada kelas Pak Rizki yang hari ini adalah jadwalnya dan Vito presentasi materi. "Terus, alesan lo buat gue apa?"
"Untung gue baik ya, nyet. Gue bilang lo diare."
"Anjir, yang elit kek," keluh Dava.
"Penyakit elit tuh yang kayak gimana? Kanker?"
"Amit-amit!"
Vito menghela napasnya. "Ya udah, ayo. Abis ini ada kelas lagi. Lo harus masuk soalnya ini kuis."
Dava mengangguk dan mengambil jaket jeans yang sedari tadi menjadi bantalnya. Ketika Dava berjalan terlebih dahulu, Vito melihat paper bag pink yang tadi berada di samping Dava.
"Dav, barang lo ketinggalan."
Dava menoleh. "Hah? Apaan?"
Vito mengangkat paper bag tersebut. "Ini?"
Alis Dava mengerut bingung, ia merasa tidak membawa apapun selain jaket dan handphone nya. Dava pun mengambil barang tersebut dari tangan Vito.
Isinya hoodie abu-abu miliknya. Dava ;antas membaca notes yang berada di dalam paper bag tersebut.
"Ini gue, cewek yang minggu lalu lo pinjemin hoodie. Sorry, gue kesannya gak sopan ngembaliin barang lo tanpa ngomong langsung. Tapi lo keliatan nyenyak banget. So, thank you so much! Udah gue cuci kok, jangan khawatir."
Dava mengingatnya. Gadis berambut hitam panjang yang memakai atasan putih tembus pandang, yang ia temui ketika berteduh di halte lama fakultas. Ia mencium aroma manis stroberi dari hoodie nya.
Anehnya, baunya tidak mengusik Dava sama sekali. Baunya manis, akan tetapi tidak menyengat dan terkesan ringan.
"Dari siapa, Dav?" tanya Vito.
"Temen gue ngembaliin hoodie."
"Baunya cewek nih? Cewek yang mana, Dav?" tanya Vito setelah ikut mencium bau hoodie Dava.
"Bukan cewek gue. Kebetulan aja dia butuh dan gue pinjemin. Udah lah ayok, 10 menit lagi kelas, nyet!"
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and You ✓
Fanfiction[ SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS KARENA TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS ❗️ ] ↳ Dava membenci aroma stroberi atau apapun yang berbau manis. Namun itu tidak berlaku kepada Aka. Dava menyukai aroma stroberi yang menguar dari tubuh gadis itu. ❝ Ah...