Dava melamun lagi untuk kesekian kalinya. Hal itu membuat Arya, selaku kapten tim merasa jengah. Pasalnya ia sudah menegur Dava berkali-kali. Terhitung sudah lima kali- enam ditambah sekarang.
"Ardava Mahendra!"
Yoga, pemuda yang kebetulan sedang duduk disamping Dava, menyenggol lengannya pelan.
"Dav," bisik Yoga.
"H-hah? Apa, Yog?"
"Lo di panggil Bang Arya tuh."
Dava menoleh ke arah Arya yang saat ini menatapnya tajam. Dalam hati pemuda itu mengutuk dirinya sendiri yang akhir-akhir ini kurang fokus. Padahal babak penyisihan sudah akan dilaksanakan besok sore.
Semua ini gara-gara seorang Anastasia Karina Andayu.
Lebih tepatnya jawaban Aka terhadap pertanyaannya beberapa hari lalu di danau.
"Jangan sampe suka gue ya, Dav. Gue gak pantes. Gue bukan cewek baik-baik kaya yang lo pikir selama ini."
Dava mencoba meminta penjelasan mengenai maksud gadis itu. Namun Aka tidak mau berkata apa-apa.
Ingin Dava memaksa tapi pemuda itu tak ingin membuat Aka menjauhinya karena terlalu memaksa.
"Yang lain silahkan balik, jangan lupa istirahat. Besok udah tanding. Buat Ardava, lo stay disini. Ada yang mau gue omongin," perintah Arya.
Semua anggota tim kecuali Dava terlihat meninggalkan GOR fakultas. Tinggalah Dava dan Arya.
"Dav, kalo lo lagi ada masalah dan itu bikin lo gak fokus sama turnamen, mending lo duduk aja jadi cadangan. Biar Satya yang back up lo."
Dava menggeleng. "Gak, bang. Sorry gue cuman lagi kepikiran sesuatu aja. Gue janji besok bakal fokus."
Arya menghela napasnya. "Oke, gue percaya. Tapi kalo lo gak maksimal, gue ganti!"
Dava mengangguk mantap.
Setelah pembicaraan selesai, Dava pun pulang.
Bukan pulang ke apartemennya, tapi pemuda itu malah menjalankan mobilnya menuju Griya Wijaya
Komplek apartemen tempat tinggal Aka.
Dava kini sudah berada di depan pintu apartemen Aka. Ia menekan bel sambil sesekali membenarkan letak tas ransel yang ia sampirkan di bahu kanannya.
Saat melihat gadis yang ia cari berada di depan matanya, senyum Dava tidak lagi tertahan.
"Hai?"
Aka terkejut bukan main ketika menemukan Dava berdiri dengan cengiran khas yang sialnya Aka akui lucu. "Ngapain lo disini? Bukannya lo tadi bilang lagi latihan?"
Dava menyenderkan tubuhnya di pintu. Matanya masih fokus menatap bare face milik Aka yang Dava akui sangat cantik.
"Gue baru aja selesai."
"Ya terus? Ngapain malah kesini bukannya pulang?" omel Aka.
"Ini gue pulang."
Aka mengerutkan keningnya. Tidak paham apa maksud pemuda di depannya ini.
Pulang bagaimana? Aka tidak mengerti. Jelas-jelas Dava sekarang tidak berada di apartemennya.
Dava mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh gadisnya. Raut wajah Aka benar-benar bisa dibaca olehnya.
"Lo lucu deh kalo lagi serius mikir," Dava mengucapkannya sambil terkekeh.
Aka mendengus sebal. "Pulang sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and You ✓
Fanfiction[ SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS KARENA TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS ❗️ ] ↳ Dava membenci aroma stroberi atau apapun yang berbau manis. Namun itu tidak berlaku kepada Aka. Dava menyukai aroma stroberi yang menguar dari tubuh gadis itu. ❝ Ah...