Fakultas ekonomi dan bisnis sedang menyambut dies natalis nya ke-51 tahun. Puncak acaranya adalah festival musik di malam hari. Festival tersebut terkenal di kalangan umum karena selalu mengundang artis ibu kota. Tahun ini mereka mengundang Nadin Amizah, Pamungkas, dan band legendaris Sheila On7.
Aka tengah berkeliling sendirian di stan makanan. Ia memilih untuk mencari makanan atau camilan menonton. Dimana teman-temannya?
Thalia sedang sibuk menemui sang kekasih di backstage yang merupakan panitia acara. Winda berada di depan meja registrasi, katanya nanti akan menyusul. Nabella sedang pergi ke toilet.
Aka sebenarnya paling malas jika harus keluar malam hari. Ia bukan tipikal anak yang suka keluyuran di malam hari. Menurutnya, malam hari adalah waktunya untuk beristirahat dan melakukan me time.
Namun karena paksaan Winda dan Nabella, akhirnya ia mau menuruti mereka. Ini kali pertama Aka menonton festival yang diselenggarakan oleh fakultasnya.
Saat Aka kembali ke tempat duduknya, disana sudah ada Nabella yang sedang berbincang dengan sekumpulan laki-laki. Awalnya ia ingin langsung duduk, namun diurungkan karena Nabella menyuruhnya mendekat.
"AKA! SINI!"
Kehadiran Aka menjadi perhatian keempat laki-laki yang tadi berbincang dengan Nabella. Terutama pria dengan rambut blonde mencoloknya, Dava.
Dava ingat, gadis itu adalah gadis yang ditolongnya saat hujan di halte kampus.
Aka pun tak kalah terkejutnya. Gadis itu tak menyangka bertemu dengan laki-laki hoodie yang menolongnya. Bingung akan bereaksi bagaimana, Aka pun tetap mempertahankan wajah datarnya.
"Ini sahabat gue, Aka. Kalian pasti udah tau, terutama si Rendi," yang dijawab anggukan oleh Rendi.
"Hai?" sapa Aka kikuk. Ia benar-benar merasa cemas berada di dekat banyak laki-laki seperti ini. Dalam hati ia sedikit mengumpat pada Nabella.
Entah kebetulan atau memang Dava yang terlampau peka, laki-laki itu menyadari gerak-gerik Aka yang tidak nyaman. Alis laki-laki itu menukik bingung, memangnya ada yang salah dengannya dan teman-temannya?
Dava menyenggol lengan Rendi yang kebetulan di sebelahnya, hendak bertanya alasan Aka menjadi pucat. Namun ketika Rendi baru saja menoleh, Nabella tiba-tiba memekik kencang.
"EH UDAH MULAI! AKA AYO BALIK KE KURSI KITAA!" Aka mengangguk dan menggandeng tangan Nabella erat.
"Kalian duduk dimana?" tanya Vito.
"Di belakang, tuh dibawah pohon," tunjuk Nabella.
Ternyata alasan Vito menanyakan lokasi tempat duduk kedua gadis di depannya adalah agar mereka bisa menonton bersama. Namun karena tempat duduk penuh, mereka berempat berdiri tepat di belakang Nabella dan Aka.
Aka benar-benar merasa tidak nyaman, walaupun tidak secemas tadi. Ia menarik dan menghembuskan napasnya berulang kali, mencoba agar tenang.
Tanpa Aka sadari, tingkahnya sedari tadi tak luput dari penglihatan Dava. Kebetulan Dava berada tepat di belakang Aka.
"Hei, sorry lo gak apa-apa?" bisik Dava di telinga Aka. Ia tidak ingin menarik perhatian dari teman-temannya.
Aka terkesiap. "Eh-iya gak apa-apa. Gue cuman gak bisa kena angin malem," ujar Aka bohong.
"Mau pake jaket gue?" tawar Dava yang dijawab gelengan mantap Aka.
Aka kembali mencoba fokus pada penampilan di panggung. Dalam hati ia terus berkata, meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Tidak semua laki-laki berbahaya.
Saat memejamkan mata, tiba-tiba sebuah jaket tersampir di kepalanya.
Bukan hanya Aka yang terkejut, namun ketiga laki-laki yang berdiri di belakangnya. Vito menatap Dava dengan raut wajah bodohnya, Thor menutup mulutnya. Pria itu terkesan heboh berlebihan. Rendi menatap Dava penasaran.
"Ini-" belum sempat Aka menyelesaikan kalimatnya, Dava menyela. "Pake aja. Lo dari tadi gemeteran."
"Ekhm.."
"Sa ae ah bosku."
"Mantap."
Teman-teman Dava menggoda mereka dengan suara berbisik, takut menjadi pusat perhatian. Sedangkan Aka masih mengerjap pelan, masih bingung, walau akhirnya ia menurut.
Ah, aroma ini lagi , batin Aka
Aroma tubuh Dava memang khas, bahkan tanpa parfum sekalipun laki-laki itu beraroma segar maskulin bercampur aroma rokok. Aka sebenarnya membenci bau rokok, namun entah kenapa aroma Dava menenangkan Aka.
Ada perasaan aman yang dirasakan gadis itu. Perasaan yang sama ketika ia pertama kali memakai hoodie Dava.
"Aduh, ternyata si Revan sama Lina MC nya, pantes Thalia- EH INI JAKET LO KAN DAV?" tanya Nabella heboh ketika ia menyadari Aka memakai jaket jeans yang dipakai Dava hari ini.
Dava menoyor pelan kepala Nabella. "Heboh bener. Itu dari tadi temen lo kedinginan, dasar gak peka."
"IYA KAH? AKA MAAF!"
Aka meringis pelan, merasa bersalah karena yang lain mengira ia kedinginan. Padahal ia sedang cemas saja. "Iya gak apa-apa. Lo kan tadi fokus nonton, santai aja."
Festival berakhir tepat pada pukul 00.00 WIB. Ini adalah rekor terlama Aka keluar malam. Gadis itu sedari tadi ingin berpamitan pulang terlebih dahulu, namun Winda dan Thalia menahannya dengan memelas.
Aka yang tidak tega akhirnya pasrah, walau sedari tadi ia hanya diam memperhatikan interaksi delapan manusia yang berada di dekatnya.
Saat akan pulang, tiba-tiba Nabella menghampirinya dengan raut wajah panik. "Aka!"
"Kenapa?" tanya Aka.
"Aduh maaf banget, tapi gue gak bisa pulang bareng sama lo. Kelompok gue tiba-tiba ngajakin diskusi bentar. Males banget sebenernya, kenapa harus malem. Cuman kata Gavin mumpung lagi lengkap semua. Aka maaf ya?"
Aka tersenyum menenangkan. "Iya santai. Gue bisa pesen ojol kok!"
"JANGAN! Bentar, tunggu disini!"
Nabella bergerak menjauhi Aka. Lima menit kemudian, ia menyeret Dava bersamanya. Aka mengerjap pelan, bingung mengapa Nabella menyeret Dava.
"Nah! Pulang bareng Dava aja."
"HAH?"
"Hah?"
Nabella memutar matanya malas. "Kompak banget lo pada. Dav, anterin Aka pulang ya! Ini perintah!"
"Anjir, lo siapa merintah gue?" ujar Dava tak terima.
"Gue juga bisa pulang sendiri kok," tolak Aka halus.
Nabella menggeleng. "Gak, lo pulang dianter Dava. Tenang aja, anaknya gak bakal macem-macem walaupun dia brengsek."
"Anjir lo, Bel. Tapi ayo deh, gue anterin. Ini udah malem, agak bahaya kalo sama ojol," ujar Dava pada akhirnya.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and You ✓
Fanfiction[ SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS KARENA TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS ❗️ ] ↳ Dava membenci aroma stroberi atau apapun yang berbau manis. Namun itu tidak berlaku kepada Aka. Dava menyukai aroma stroberi yang menguar dari tubuh gadis itu. ❝ Ah...