Hari ini cuaca cerah. Langit berwarna biru. Bersih tanpa awan. Hanya terlihat sinar matahari yang terang di atas sana.
Aka menyukai hari ini. Hari sabtu adalah hari favoritnya, dimana ia hanya akan bersantai di balkon apartemennya. Tanpa perlu mengecek smartphone miliknya. Hanya ada Aka, makanan, dan novel.
Sahabat-sahabat Aka mengerti bagaimana pentingnya me time bagi Aka. Kalian pasti sudah bisa menebak bahwa Aka adalah seorang introvert. Terlepas dari trauma masa lalunya. Mungkin lain kali akan diceritakan oleh Aka.
Saat sedang asyik membaca novelnya, bel apartemennya berbunyi. Aka mengerutkan keningnya, siapa yang bertamu di pagi hari seperti ini?
Alangkah terkejutnya ketika ia melihat sang kakak, Arjun tengah berdiri di depannya dengan wajah kusut.
"Mas?"
Arjun menerobos masuk ke dalam apartemen Aka. "Mas numpang istirahat disini sampe sore ya. Gak kuat nyetir."
Aka mengangguk. "Kamarnya tamunya bersih kok."
Saat Arjun melangkahkan kakinya masuk, suara Aka terdengar. "Mas udah sarapan? Mau Aka masakin?"
Arjun menggeleng. Ia lelah. Aka menyadari itu dan membiarkan kakak laki-laki satu-satunya itu beristirahat.
Setelah suasana kembali tenang, kini giliran smartphone milik Aka berdering.
Dengan setengah hati, akhirnya ia menjawab deringan teleponnya.
"Halo?"
"Gue Dava."
Dava? Aka mengerutkan keningnya. Dari mana pria ini mendapatkan nomornya?
"Oh, kenapa?"
"Sorry, gue sksd banget. Tapi gue boleh ke apart numpang istirahat?"
"Gini ya, seinget gue kita gak sedeket itu sampe lo harus-"
"Gue abis kecelakaan di deket apart lo."
Aka terdiam. Hati kecilnya terbagi menjadi dua, rasa iba dan rasa tidak nyaman. Membiarkan lelaki asing ke apartemenya? Bukan Aka sekali. Cukup pacar Thalia saja.
Apalagi sedang ada kakaknya disini. Bisa panjang urusan.
"Lo dimana?"
"Depan gedung apart lo."
"Gue keluar. Jangan ke apart."
Aka memutuskan panggilannya. Ia meraih cardigan dan menuliskan sebuah note untuk di tempel di kulkasnya. Siapa tau kakaknya bangun dan mencarinya.
Saat keluar, Aka menemukan mobil yang ia yakin milik Dava, lelaki asing yang mengganggunya di hari libur ini.
"Lo luka di mana?" tanya Aka tanpa basa-basi saat ia masuk ke mobil Dava.
Dava menunjuk dahinya.
Berdarah.
"Lo kenapa gak ke rumah sakit sih?" omel Aka secara tak sengaja.
"Dahi doang ini. Gue ke apart lo juga mau numpang minta plester sama tidur. Gue pusing."
Aka membersihkan luka di dahi Dava. Gadis itu membawa kotak P3K di apartnya.
Dava memandangi gadis yang dengan wajah ketusnya sedang mengobati lukanya. Dalam hatinya ia terkekeh. Baru kali ini ada orang asing yang benar-benar membuatnya penasaran.
"Udah. Lo kalo mau tidur, tidur aja gue yang nyetir."
Dava memegang lukanya yang sudah terbalut dengan rapi. "Apart lo kenapa emangnya?"
"Di renovasi. Atapnya bocor."
"Terus lo mau kemana?"
"Muter kota aja. Lo tidur aja."
Dava terkekeh. "Berasa kencan."
"Mimpi lo!" dengus Aka. "Tidur sana."
Dava tertawa. "Iya. Bawanya hati-hati ya, cantik."
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and You ✓
Fanfiction[ SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS KARENA TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS ❗️ ] ↳ Dava membenci aroma stroberi atau apapun yang berbau manis. Namun itu tidak berlaku kepada Aka. Dava menyukai aroma stroberi yang menguar dari tubuh gadis itu. ❝ Ah...