Aka kini memandang penasaran Arjun yang belum membuka mulutnya setibanya mereka di warung nasi padang.
Ya, entah ada angin apa, tiba-tiba sang kakak mengajaknya makan bersama hari ini.
"Makan. Lo udah gak suka nasi padang?" tanya Arjun. Pria itu sadar sedari tadi Aka belum menyentuh makanannya sesendok pun.
"Eh, suka kok mas!" gadis itu pun menyendokkan makanan ke mulutnya.
Hening. Tak ada percakapan selanjutnya. Kedua manusia itu dengan tenang menghabiskan makan sorenya.
Arjun terlebih dahulu menyelesaikan makannya. Pria berusia 27 tahun itu memandang sang adik yang masih fokus menghabiskan nasi padangnya.
Ayu nya tumbuh menjadi wanita yang cantik.
Ya, Arjun memiliki panggilan kesayangan untuk adik perempuan satu-satunya ini. Ayu, diambil dari nama akhirnya "Andayu".
Arjun pernah berkata pada Aka kecil bahwa ia menyukai nama belakang adiknya itu. Namanya terdengar cantik, seperti paras pemiliknya.
Namun semenjak berjauhan, ia jarang memanggil dengan panggilan tersebut. Bahkan Aka sendiri kini ketika berbicara dengannya memanggil dirinya dengan nama "Aka", bukan "Ayu" seperti dulu.
Jujur saja Arjun merindukan masa bahagianya dengan sang adik.
Ingin sekali memperbaiki hubungan, namun perasaan bersalah masih terus menghantuinya.
"Mas, nambah boleh gak?"
Arjun rasanya gemas melihat tatapan memelas milik adiknya itu. Sepertinya Aka melewatkan makan siangnya di kampus.
"Boleh, Yu. Sana."
Aka yang hendak berdiri seketika terdiam sebentar. Senyumannya ia tahan agar tidak melebar seperti orang bodoh.
"Oke, mas! Ayu pesen dulu ya!"
Pemuda itu diam-diam memukul mulutnya pelan.
Aka kembali ke meja mereka dengan senyum sumringahnya. Arjun berusaha bersikap biasa, walaupun dalam hatinya ia ikut bahagia.
"Mas, abwis ini kemana?" tanya Aka dengan mulut penuh nasi.
"Telen dulu." ujar Arjun datar.
Aka menurut. "Abis ini mau kemana?"
"Ya pulang lah"
Gadis itu mencebik pelan. "Kemana kek. Masa langsung pulang."
Ah, Ayunya masih menggemaskan ketika memasang wajah cemberut.
"Ya udah mau kemana?" tanya Arjun pasrah. Pemuda itu memasang wajah ogah-ogahan, namun dalam hatinya merasakan sebaliknya.
"Jalan-jalan ke pantai yuk, mas! Jalan sore sambil nungguin sunset. Mau ya?"
Aka menatap Arjun penuh harap. Gadis berambut panjang itu berdoa dalam hati agar sang kakak mau menurutinya.
Memandangi senja dengan sang kakak. Sudah lama tak ia lakukan.
"Terserah lo deh."
"Yes!" Aka memekik senang. Ekspresi paling bahagia yang pernah gadis itu tunjukkan.
Saking senangnya, gadis itu memakan nasi padangnya terburu-buru. Beberapa kali gadis itu tersedak di sela-sela makannya.
Hal itu membuat Arjun gemas sekaligus khawatir.
Pemuda itu tanpa banyak bicara menyodorkan es teh miliknya yang masih setengah kepada Aka. Pasalnya gadis itu memesan lagi makanan saja, minumannya tidak.
"Ini kan punya mas," tunjuk Aka polos.
"Abisin aja, sayang masih setengah. Mas kenyang," jawabnya datar.
Gadis itu mengangguk saja.
Setelah menyelesaikan piring keduanya, Aka langsung beranjak mencuci tangan dan menyusul Arjun yang sedang antri membayar.
Arjun yang sadar jika sang adik menunggunya akhirnya menyuruh Aka untuk masuk terlebih dahulu ke mobil.Aka menurut. Gadis itu masuk ke mobil dan menyalakan radio di mobil sembari menunggu kakaknya selesai membayar.
Hari yang indah ya! Mumpung cerah gini, biasanya yang punya pacar pada mau kencan nih. Gue saranin kalian ke pantai atau danau sekarang! Senjanya cantik, pas banget buat kalian yang suka suasana romantis.
Aka terkekeh mendengar ucapan penyiar itu. Hari ini ia akan melakukannya dengan sang kakak.
Untuk menemani sore kalian, gue bakal puterin lagu yang chill tapi romantis menurut gue.
Here you go!
Lantunan lagu yang Aka tidak ketahui judulnya pun mulai terdengar. Menimbulkan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.
Namun gadis itu memilih melawannya. Ia tak ingin kehilangan kesempatan mengobrol dengan sang kakak setelah sekian lama.
Itu pun jika sang kakak ingin berbincang dengannya sih.
Tak lama kemudian, Arjun masuk ke dalam mobil. Tanpa basa-basi melajukan kendaraannya menuju pantai terdekat.
Perjalanan mereka hanya diisi oleh suara radio yang Aka nyalakan.
Karena nyatanya, Aka benar-benar tertidur. Efek kekenyangan menghabiskan dua porsi nasi padang.
Arjun sesekali melirik sang adik yang tertidur pulas, takut-takut jika kepala Aka membentur kaca mobil dan berakhir dengan sang adik yang terbangun.
Butuh sekitar tiga puluh menit untuk sampai ke tempat tujuan. Arjun melihat arloji hitamnya, tepat setengah enam sore.
Langit sudah menunjukkan warna oranye. Bersih, tanpa awan. Arjun bisa melihat matahari dengan baik walaupun dari dalam kaca mobilnya.
"Loh, udah nyampe."
Arjun menoleh ke Aka. Gadis itu terlihat mengucek sebelah matanya.
"Kenapa gak dibangunin!" omel Aka tanpa sadar.
"Baru nyampe," sahut Arjun sekenanya. Memang benar kan?
"Ayo turun!"
Arjun menggeleng. "Gak. Lo aja"
"Temenin Ayu dong mas."
"Males."
"Mas Arjunaaaaa," rengek Aka.
Kalah sudah seorang Arjuna Janaka Andano jika adiknya ini merengek menggemaskan seperti sekarang
Pemuda itu pun pasrah ketika Aka menariknya keluar dari mobil menuju pinggir pantai.
Aka memilih untuk duduk sembari memandang langit senja yang indah. Arjun di sampingnya memilih menjadi penikmat saja.
Penikmat senyuman indah seorang Anastasia Karina Andayu yang sudah lama tak ia lihat dan selalu ia rindukan di setiap menjelang tidurnya.
-to be continued-
Note:
Mas Arjuna-nya Aka ada di media ya. Hehe kaget ya?
Dari awal bikin cerita ini, gak tau kenapa aku bikin karakter Arjuna tuh dengan visualisasi Kim Jungwoo. Cocok aja gitu.
Tapi buat kalian, aku gak mewajibkan harus sama ya! Karakter di cerita ini bebas mau kalian visualisasiin dengan siapa pun. Senyaman kalian aja!
Have a nice day, everyone!
I'll do triple update for today, so stay tune!
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and You ✓
Fanfiction[ SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS KARENA TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS ❗️ ] ↳ Dava membenci aroma stroberi atau apapun yang berbau manis. Namun itu tidak berlaku kepada Aka. Dava menyukai aroma stroberi yang menguar dari tubuh gadis itu. ❝ Ah...